Mungkin maaf ya sebelumnya, ini judulnya Queen Class.
-Tapi kalian ngga menemukan artinya di cerita ini, karena.
1. Aku lebih ke family gitu.
2. Aku juga bingung sebutan Ratu Kelas gimana di lingkungannya.
3. Cerita ini mungkin akan berbeda sama judul, tapi sebisa mungkin akan kubuat sama, dan beda dari yang lain.
-Mungkin ini udah mainstream, tapi pembawaannya yang bikin beda.
Saran dibutuhkan ya!
Selamat membaca-maaf ganggu.
***
Semenjak kejadian bahwa Ila mengikuti lomba itu, Kiki terus menunjukkan sikap menyinyir atau menyindir tak jelas. Ila sebetulnya juga bingung akan perubahan dirinya di samping Agnen, dan lebih bingungnya lagi –ia tak tau bagaimana caranya agar Ibunya ada yang menemani di rumah. Dan sampai saat ini, Deon tak mau peduli sama sekali untuk menjenguk ke rumah sebentar. Ila harus mencari jalan keluar secepatnya.
"La? Lo jadi ikut lomba itu?" tanya Ara di samping Ila yang sedang membaca. Lalu Ila mengembuskan napas sambil tersenyum tipis, bahkan setipis apapun, lesung pipitnya tetaplah kelihatan.
"Iyalah Ra, mau gimana? Udah di daftarin sama Agnen"
Ara termenung. "Agnen? Terus?"
"Aduh, lo ga usah khawatir, Agnen ga ada apa-apa sama gue Ra. Dia Cuma bantuin gue buat lomba itu –dannn gue udah salamin salam lo ke dia" kekeh Ila dan menutup buku Matematikanya.
"Ha? Kapan gue nitip salam ke dia? Elo nya aja tuh yang seenaknya nyalamin" kata Ara sambil menekuk mukanya.
Kemudian tiga orang cowok datang ke bangku Ila dan Ara, pasti mereka sedang modus. "Hai La" tuh tuhkan, jangan di bilang.
"La, minta nomer Hp dong" tanya temannya satu lagi.
Pasti anak kelas sebelah.
"Lo ngaji ga dirumah?" ujar Ila sambil menatap ketiga lelaki itu,
Mereka saling memandang, akhirnya yang satu lagi menjawab. "Ngaji dong La, gini-gini gue juga udah Khatam Al-Qur'an"
"Gue juga ngaji kok La, jangan khawatir gue anaknya Sholeh"
"Iya La, gue juga"
Ila tersenyum. "Lo tau ga? Surah sama Ayat berapa yang isinya, dan janganlah kamu mendekati Zina? Itu sungguh suatu perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk?"
Ketiga lelaki itu tersenyum kikuk dan malu sendiri. "Hehe La, kalau itu gue ngga tau. Yaudah kita cabut ya, bye La" dan di ikuti oleh yang lain.
Oke, astaga. Harus pake Al-Qur'an ya nolak mereka.
"La? Wih, baru tau gue kalau lo tau itu" kekeh Ara.
"Mulai sekarang, lo harus sering-sering ceramah Ra, biar ga di ganggu sama mereka" tawa Ila bersamaan dengan Ara.
Kemudian, giliran Agnen yang datang, dengan gaya coolnya dan wibawanya. Oke, memang ini agak sedikit menarik perhatian Ila, tetapi mana mungkin Ila mengaguminya? Sedangkan Ara lebih mengagumi?. Toh, kita tak bisa mengatur perasaan kita sendiri. Jaga hati, La.
"Eh? Ada apa Nen?" ujar Ila sambil membereskan bukunya.
Ara sudah berdiri tak karuan, tangannya terus di remas, bahkan sengaja menaik-turunkan kaki saking groginya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen Class [Completed]
Teen FictionYang ada di bayangan kalian tentang 'Ratu Kelas' mungkin bisa membuat terheran - heran. Gadis cantik, pintar, bahagia dan di kelilingi orang yang dia sayang. Bisa saja dapat membalikkan fakta dan menjadi boomerang bagi dirinya sendiri. Kisah percint...