Menurut informasi yang kalian belum ketahui, Ila sebenarnya tak kalem amat, tak polos amat, bahkan tak cuek amat. Yang menjadikan dia tampak diam adalah keadaan dirumahnya, ia merasa sangat sangat tertekan. Kalian tau bukan? Jika Ila bagaimana dirumah? Untuk saat ini Ila khawatir juga akan keadaan Ibunya dan Deon.
"Ibu baik - baik aja kan Yon?" ujar Ila ditelepon.
Deon terdengar seperti di ruang keluarga, sambil menonton TV. "Baik, kakak gimana disana? Lancar kan?"
Ila tersenyum, "Lancar kok tenang aja, oh iya apa Ayah masih datang?"
Deon diam, "Eh hehehe, tenang aja, engga kok,"
Sedikit terbersit rasa senang di hati Ila, namun ia agak sedikit curiga. "Beneran?"
"Hm, lo yang tenang kak, buat bangga Ibu aja dulu. Ya karena... Gue ga...bisa buat Ibu bangga" Deon langsung terdiam, tak bersuara, hanya terdengar embusan napas lemah.
Ila tahu, pasti Deon ingin merasakan kembali kasih sang Ibu sebagaimana ke anaknya.
"Semangat Yon! Gue pasti bangga sama lo!"
"Maaf..." lirih Deon.
"Gue ga bisa buat lo bangga..." lanjutnya lagi.
Langsung saja Ila meremas dadanya, rasa sakit itu muncul kembali, meskipun berbeda, itu tetaplah rasa sakit yang berujung nyeri. Tak ada bedanya, Ila tetap seperti itu, bedanya sekarang adalah dirinya sedikit lebih bebas, hanya sedikit, selebihnya hanya menggantung bersama bintang. Tak bisa ia gapai.
Hari ini hari Senin, setelah mengikuti lomba di Aula 2, Ila langsung keluar kelas, jam menunjukkan pukul 1 siang, dengan perut yang keroncongan ia pergi ke kantin. Dengan harapan, tak ada curut curut yang membuatnya naik darah.
Ila juga kesal dengan Ruth, wanita itu hanya molor dikasur dengan kaki yang melebar dan iler kemana - mana. Astajonk.
Musik yang di dengar Ila berjudul —love yourself, by JB, siapa juga yang tak kenal JB, artis papan teratas tingkat internasional yang pesonanya sering dipuja kaum hawa. Tak lain juga diriku, wehehe, eit, Ila juga sebal dengan mbak Selena, kenapa ia bisa putus dengan JB, padahal pasangan itu sudah cocok satu sama lain. Dilain sisi mbak Selena yang potek, Ila malah mewek keras di kamar mandi, oh sangadh tercyduck.
Headsetnya ia biarkan saja menggantung sampai saku bajunya, dengan rambut yang dikucir satu tanpa menyisakan satu helai pun. Ila bukanlah gadis yang feminim atau juga terlalu menye - menye tetapi ia juga tetaplah seorang wanita pada umumnya.
"Argh segernya ya rabb, panas - panas gini minum aer putih dingin. Ademmm..." ujarnya pada diri - sendiri menaikkan botol itu dan menempelkan pada pipi kirinya.
Suttt
"Minta dong!" gelegek...
Begitulah bunyinya.
"Oet! Minum gue! Dasar korengan!" geram Ila melihat Kiki tanpa dosah menyedot air putih kesayangannya.
Yah, tandas habis. Sayanx sekali.
"Minum gue! Hue!!!" rengek Ila, memandang iba air itu masuk dalam mulut Kiki.
Dengan jurus Naruto shippuden, Ila menabok mulut Kiki.
Uhuk - huk
"Gue keselek woe! Bisa mati nih! Dasar letong!" ucap Kiku megap - megap.
"Lo! Ish!"
"Ape? Ha!"
Ila mengepalkan tangannya, "Itu minum gue! Enak aja lo main nyosor! Jigong lo najis!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen Class [Completed]
Подростковая литератураYang ada di bayangan kalian tentang 'Ratu Kelas' mungkin bisa membuat terheran - heran. Gadis cantik, pintar, bahagia dan di kelilingi orang yang dia sayang. Bisa saja dapat membalikkan fakta dan menjadi boomerang bagi dirinya sendiri. Kisah percint...