DUA PULUH SATU

937 34 2
                                    

Siapa tahu bahwa di balik sikap seseorang, ia menyimpan sesuatu yang tidak pernah terduga~QS


"Tong! Ketemu lagi sama gue!" Kiki nyengir tanpa dosa.

Ila menoleh, ketika tahu itu siapa, ia hanya terus berjalan ke taman belakang guna membaca buku. Selebihnya, Kiki sangat tergoda untuk menjahilinya.

"Lo lumayan cantik juga ya."

"Ngga nyangka cewe se-belangsak lo cantik juga"

"Pinter lagi, Queen class anjir"

"Terus lesung pipinya ga nahan"

Dengan tatapan membunuh, Ila menggepuk kepala Kiki keras, terdengar seperti mangga jatuh dari pohonnya.

"Lo apaan sih! Lo pikir ni kepala ada gantinya!"

"Siapa suruh ganggu gue?" tanpa dosa, Ila melanjutkan membaca buku itu.

Kiki mengusap kepalanya sambil mengaduh, tak heran jika si Queen Class ini menjadi idaman para lelaki Jaya Abdi, ya karena cantik juga ia bisa menjaga diri. Cewek itu sebenarnya tak cuek amat, tapi judesnya itu loh ga nahan, kalau dia udah ada yang ganggu bisa di pastiin badan kalian ada aja yang ngga utuh, entah itu lebam atau berdarah.

"Baca apa sih?" gerakan kilat itu menyentak Ila.

Dan alhasil tangan Kiki merangkul Ila, mengajak membaca bersama. Seketika, jantung Ila berpacu dengan cepat, siapa yang tak kebingungan jika posisi mereka seperti itu? Apalagi Ila sedang di buat pusing akan sikap jahil Kiki selama ini, yah jujur saja itu sedikit manis.

"Eh sorry-"

Kiki melepaskan rangkulan itu, sangat salah tingkah dan tiba – tiba hawanya begitu panas. Begitupun Ila, sangat salah tingkah, pipinya memanas, tangannya berkeringat dan pikirannya melayang kemana – mana.

"Mau lo apa sih Ki?"

"Ganggu elo-"

"Ya tapi ngga gini juga. Mau gue gibeng lo? Hah?" tangan Ila sudah siap melayang ke kepala Kiki lagi.

"Ehhh iya – iya engga lagi dah"

"Btw,"

Ila menutup bukunya kencang sampai angin itu terasa di udara akibat hempasannya. "Apa lagi?!"

"Gue ngga bohong kalau gue suka liat lo marah"

"Terus?"

"Ya gue juga ngga bohong kalau lo itu cantik"

Tak kuat dengan Kiki yang semakin melantur, Ila mengembuskan napas. "Sebenernya tujuan lo apa? Lo selama ini deketin gue dengan tingkah lo, dengan sikap jahil lo itu dan bahkan lo sampai nolongin gue"

Kiki tersenyum, membuat seribu kali jantung Ila menggebu cepat.

"Ngga ada tuh"

"Oh atau jangan – jangan lo kepo sama kehidupan gue? Lo kepo sama sifat gue yang cenderung labil dan nggak normal?"

Kiki tersentak kaget, bisa – bisanya Ila berbicara seperti itu, bahkan niat Kiki tak termasuk di dalamnya. Tetapi mungkin ada benarnya walau sedikit, ia memang sedikit penasaran dengan gadis itu.

"LO?!" Kiki menggeram akan perkataan Ila.

"Kenapa? Bener kan?"

"Pikiran lo sampah kalau lo bicara gitu sama orang yang ngga ada niat untuk begitu"

Ila tersenyum, rambut yang dikucirnya ikut terbang dan terangkat karena angin. "Lo bahkan yang lebih sampah karena kepengen tau kehidupan orang lain. Apa hidup lo mengenaskan? Sampai – sampai lo mengusik orang lain?!"

Queen Class [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang