LIMA BELAS

1K 42 6
                                    

Yai saia balik~

^happy reading.

and RIP jonghyun oppa 💙㊙😩

***

Beberapa hari telah berlalu, semuanya lancar, dari lomba maupun bimbingan Ila bisa melewatinya. Masalah Kiki, Dhani, Agnen dan Dio pun sudah selesai. Semenjak. kejadian kuciran itu, Ila menjadi tau bahwa apa yang kita inginkan tak harus kita miliki.

Devara? Ketos sekaligus kakak kelas itu semakin membuat Ila jatuh dalam pesonanya. Sebenarnya, Ila tak tau kepada siapa. perasaannya berlabuh.

Dan. Hari ini hari Sabtu, dimana ia dan yang lain akan melakukan outbond. Sialnya lagi, Ila kebagian grupnya Kiki dan Agnen. Ruth bersama Dio dan Dhani. Entah mengapa, mereka semakin akrab. Atau memang ini sudah takdir?

"Tong!" ujar Kiki berteriak kencang.

Ila menoleh sehabis dari kamar mandi. "Ha?"

"Cepetan ke lapangan! Lemot banget lu jadi cewe. Nyusahin orang aja!" cerocos Kiki yang tadi disuruh untuk mencari Ila.

"Terus? Salah gue dimana?"

"Bacod!" Kiki langsung menggandeng Ila menuju lapangan.

Permainan pertama adalah melewati jalan batu yang tajam, kalian tau bukan?

Itu sangat menyakitkan. Semua kelompok sudah siap, dan Osis sudah meniupkan peluitnya pertanda sudah dimulai.

"Kampret lo Ki! cepetan napa!" teriak Ila sambil bergandeng tangan.

Ya. Aturannya harus bergandengan.

"Sial! Sakit oneng!" desah Kiki kesal.

Agnen menambahi. "Cepet woi!"

"Tungguin gue woo tai!"

Ila menarik Kiki untuk lebih cepat.

Brukk...

Mereka bertiga jatuh tak karuan di batu tajam itu.

"Aduh!" ucap Ila.

'Okey, Tim Agnen sudah di diskualifikasi!' teriak Osis bikin malu.

"Tuhkan gara - gara elo La!" cetus Kiki.

Ila tak terima. "Kok gue nyet? Elu yang lemot! Gitu aja pake sakit. Penyakitan lo?"

"Udah woi! Kesel kuping gue denger kalian bacot mulu" Agnen pergi membasuh wajah.

"Ada yang sakit?" Kiki mencoba melirik kaki Ila yang sedikit memar.

"B aja tuh"

Sebenarnya yang membuat Ila tak sanggup lama - lama di samping Kiki ya begini. Sok perhatian dia mah, bikin nyaman, mau tanggung jawab ngga?

Kiki menyentuh kaki Ila, dan memijat pelan.

"Makanya kalau jadi cewe yang tangguh dikit, jangan pelajaran doang di andelin. Cupu banget lu"

Ila menabok kepala Kiki. "Enak aja lo!"

Kedebak.

"Apa salah gue ya Allah" sambil mengusap kepalanya.

"Cupu banget lo jadi cowo, gitu aja sakit, jangan pelajaran doang yang di andelin"

Seketika. Kiki memerah.

***

Pemenang sekolah dengan kecerdasan murid adalah yang pertama.

Nusantara Citra

Jaya Abdi

Pradita Cipta

Tiga sekolah itu yang sudah berusaha cukup keras untuk mengirimkan muridnya ke SMAI. Dan alhasil Ila kecewa walau sedikit. Dia memenangkan lomba Matematika dengan Juara 2, itu sih Ila emang cerdas.

"La, selamat ya" ujar Devara memberi selamat kepada Ila.

"Oh? Iya kak, makasih udah ngasih kesempatan Ila disini" jawab Ila tersenyum.

"Okey, jangan sungkan - sungkan buat maen sama gue ya."

"Haha iya. Makasih kak!"

Bis Jaya Abdi sudah melengang pergi dari kawasan SMAI. Tetapi tidak bahagia di dalam bis ini.

"Halu tong" cengir Kiki.

Ila hanya menoleh, tidak bersuara, sambil terus melantunkan musik yang di dengarnya.

Kiki menarik headset itu. "Coba sini, lagunya seenak apasih kok bisa - bisanya gue di cuekin?"

Ila melotot. Menginjak kaki Kiki.

Aduh..

"Gue salah apalagi sih tong? Tega bener ama gue"

"Kalau mau duduk ya duduk aja, ngga usah ganggu. GUE GIBENG MAU LO NYET?!" teriak Ila.

"Iya iya ish."

Bis sudah sampai di sekolah. Dan membolehkan murid yang lomba untuk pulang, karena telah mengharumkan nama sekolah. Tas besar Ila sudah di gendongnya, lalu ia berjalan ke arah halte untuk menaiki bus.

"Tong!"

"Hng?"

"Gue ikut dong" cengir Kiki.

"Hah?"

Kiki selalu mendapati Ila telmi. Ya rabb, apakah ini kelemahan seorang Queen Class?

"G.U.E M.A.U I.K.U.T L.O"

"Oooh"

"Hah? ikut gueeee?" teriak Ila.

"Napa?"

"Rumah lo mana? Lo kaga punya rumah?" ujar Ila. Jujur saja, dia tak tau banyak tentang Kiki.

"Deket kok sama rumah lo" senyum Kiki sambil menyilangkan tangannya.

Ila mengangguk lemas. Sekeras apapun Ila membantah, ntu cowo ga bisa di kekang. Ada aja caranya buat nemplok sama Ila.

Sesampai di depan jalan Raya rumahnya, dan turun dari bus. Kiki masih saja membuntuti Ila, sampai - sampai Ila kesal sendiri.

"Lo?! Ikutin gue mulu kaya ga ada tujuan idup!"

Kiki tersenyum dengan rambutnya yang terkibas karena angin.

"Gue kan cowo, mana ada cowo baik ngga nganter cewe kerumahnya dengan selamat?"

"Ha?"

Kiki menuju tepat di depan Ila, lalu memegang pipinya.

"Jadi, gue cowo berperikemanusiaan dan bertanggung jawab. Gue ga bakal ninggalin cewe sendiri kek gini. Gue harus mastiin lo masuk dalem rumah dengan selamat wal'afiat"

Ila memanas, jantungnya melompat kaya tupai. Dan hanya mengangguk.

Lalu mereka jalan bersama sampai depan rumah Ila.

"Ngapain liatin gue? Masuk noh!" dengam gaya belagunya Kiki.

"Eng. Thanks" Ila keburu lari dan masuk kerumah sambil jingkrak - jingkrak.

Kiki tersenyum, entah senang atau bahagia.













Tbc*

Queen Class [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang