Jika hidupku tak se-indah cerita orang lain, tak apa. Aku hanya membutuhkan seseorang yang perduli padaku. Aku hanya meminta waktu lima menit saja untuk orang memberi perdulinya padaku. Aku hanya ingin tau, manakah yang benar - benar tulus atau hanya sekedar ingin tau.
Apakah aku salah untuk meminta hal ini? Apakah aku salah untuk menuntut hal lebih? Apakah aku harus datang ke Rumah Sakit Jiwa hanya untuk meminta perhatian?
Aku mempunyai berjuta - juta mimpi yang belum ku wujudkan. Banyak yang harus ku selesaikan, kehidupan remaja yang kulalui saat ini belum cukup. Harus banyak pengalaman sakit pula yang harus kulalui.
Untuk saat ini, aku hanya meminta beberapa keperdulian atas hati nurani. Yang datang ketika aku benar - benar rapuh. Ini bukan tentang episode selanjutnya, tetapi ini tentang diriku sendiri ketika aku mulai tau bahwa aku tak lagi hidup dalam kebahagiaan. Jadi, tolong jangan hakimi aku, aku hanya ingin memiliki bentuk rasa hati nurani dari orang lain.
Memang, kehidupan alam terus berputar mengelilingi manusia. Tapi, ada kadarnya ketika aku rapuh dan terjatuh lemah. Manusia bukan menuntut untuk kehidupan yang bahagia. Tetapi memang manusia sewajarnya memiliki akhir hidup yang bahagia.
~seperti halnya aku sekarang.
Yang ingin memiliki akhir bagian hidup yang bahagia.
-Dear
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen Class [Completed]
Teen FictionYang ada di bayangan kalian tentang 'Ratu Kelas' mungkin bisa membuat terheran - heran. Gadis cantik, pintar, bahagia dan di kelilingi orang yang dia sayang. Bisa saja dapat membalikkan fakta dan menjadi boomerang bagi dirinya sendiri. Kisah percint...