DUA PULUH TIGA

887 34 2
                                    

Berawal dari arti sebuah kebohongan, perasaan itu muncul, sedikit demi sedikit, kian membanyak, hingga tak mampu aku tampung sendiri-QS

"Sebenarnya gue masih sayang sama lo. Maaf ya gue tiba - tiba gini" ujar Alda sambil menundukkan kepalanya tanda kecewa.

Kiki hanya mendesah, mengingat rasa sakit itu, terus muncul bahkan sampai sekarang. Awalnya Kiki menolak ajakan Alda untuk bertemu, tetapi apa daya Kiki yang hatinya masih sedikit terpaut dengan Alda.

Kemarin sore, Alda sampai di Indonesia, lalu hari ini ia bertekad untuk langsung menemui Kiki. Hati perempuan itu masih terpikat oleh hati mantan kekasihnya dahulu, bagaimana mungkin? Ini sudah 2 tahun lebih tetapi hatinya masih saja menetap. Berbalik dengan Kiki, ia terus mencari suatu hal yang baru agar cepat move on dan melupakan segalanya tentang Alda. Serba - serbi Alda membuatnya seperti orang gila. Akhirnya ia menekuni Matematika, sering bertemu Sasa dan yang terakhir adalah mencari tahu tentang Ila.

Itulah kehidupan Kiki yang sekarang, ia sudah nyaman akan posisi yang ia miliki, lalu dengan kehendak Tuhan, Alda kembali?

Tidak. Ini tidak akan terjadi.

Alda berubah, tidak, hanya sedikit berperilaku seperti orang luar. Kalian tahu? Tuhan maha membolak - balikan hati manusia, begitu pula Alda yang sekarang sedang memaksa Kiki untuk kembali padanya.

"Sorry Al, semua udah terjadi. Clear and done" ucap Kiki gugup.

Kiki memutar otak, kalau saja ia kembali kepada Alda, ia akan mengulang kesalahan yang sama bukan? Membaca novel yang sudah dibaca, lalu dibaca lagi, bukankah akhirnya tetap sama? Iya, semoga berakhir menyenangkan, kalau menyedihkan?

Tidak ada yang tahu.

"Kenapa? Gue udah berusaha jaga hati dan mata gue disana. Bahkan gue belum pernah ngasih first kiss gue "

Dengan senyuman, Kiki berucap. "Syukurlah kalau gitu, lo masih Alda yang gue kenal, ngga akan aneh - aneh. Lo sama seperti dulu, tetapi perasaan gue udah ngga sama seperti dulu lagi"

"Apa gue ngga bisa Ki?" Alda mengharapkan perkataan yang manis dari mulut Kiki.

"Sorry Al. Gue ngga bisa, perasaan gue udah lepas dari segalanya tentang lo. Makasih, lo masih jaga perasaan buat gue..."

"Ki...."

"Gue mohon..." Alda berucap seakan - akan ia sudah menyesal.

"Ngga Al, kita ngga cocok, daripada gue sakitin hati lo dengan kebohongan gue, mending gue tolak lo lebih dulu" perkataan itu lolos dari mulut Kiki, begitu lancar, dan ia mengembuskan napas lega.

Alda tersenyum menyesal. "Iya udah ngga papa, tapi suatu saat lo bakal bisa mencintai gue lagi"

"Gue permisi..."

Kiki menatap punggung Alda yang keluar dari cafe, perempuan itu masih sama seperti dulu, santun dan sopan, hanya berbeda karena perempuan itu sedikit membuatnya kesal.

Dengan logat polosnya, Ila tertawa, terbahak - bahak, pasalnya film my stupid boss lolos membuatnya terjungkal karena lucunya. Ya, hari ini Ila menonton film itu sendirian dirumah, tanpa ditemani siapapun, Ibunya dirumah sakit, Adiknya entah kemana, untuk hari ini ia hanya ingin bersantai dirumah. Perkataan Devon kemarin lolos membuatnya stress dadakan.

Queen Class [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang