Pada hari ini, aku perjelas, bahwa aku mencintaimu-Ila
Malam yang penuh resah bagi Ila, tak tertahan dan begitu menyakitkan, melihat adiknya Deon datang dengan wajah babak belur, Deon pulang dengan pakaian semrawut tak karuan dan begitu rusuh, ia di tonjok oleh orang yang salah, benar – benar menjengkelkan. Tetapi, Ila bersyukur, setidaknya Deon kembali, walau dengan cara yang salah.
Ila keluar untuk membeli obat di apotek terdekat, Deon di jaga oleh Ibu dirumah dan tentu saja Deon otomatis terkejut akan keadaan Ibu yang semakin membaik. Dengan perlahan, Ila membersihkan luka Deon dan mengobatinya dengan hati – hati. Ibu sedang mempersiapkan makanan dan minuman hangat untuk Deon. Syukurlah, akhirnya Deon tahu keadaan Ibu tanpa Ila memberi tahu.
"Pelan – pelan dong..." ujar Deon kesakitan.
"Ini udah pelan, kurang pelan gimana Yon?" kata Ila sambil terus mengamati wajah Deon.
"...lagian, mau ngeroyok aja salah orang.." lanjutnya jengkel.
"Awwssh...shh.. pelanan dikit napa!" ujar Deon teriak lagi, membuat Ila terkejut.
Ila kesal lalu menekan luka Deon. "Rasain.."
"AWWSSHHH....AW....AW... gila kali ya lo!" desah Deon menyakitkan, ibunya hanya menggeleng pelan.
"Yang bener dong La.." ucap ibunya melihat Deon kesakitan.
Ila terkekeh. "Lagian sih cupay banget jadi cowo.."
"Cupay?!"
Ila mengangguk. "Iya, cupay alias cupu pak!"
Deon terkekeh pelan, membuat hati Ila sedikit bahagia. Menurutnya, tak ada yang lebih bahagia ketika melihat orang yang dia sayang tertawa.
Dan Ila suka akan hal itu.
Setidaknya Deon kembali kerumah walau dengan keadaan yang mengejutkan Ila dan ibunya, tetapi Ila bersyukur Deon tetap bisa pulang bertemu dengan Ibu. Apalagi ibu juga sudah mulai membaik. Untuk saat ini, ia melupakan sesuatu yang membuatnya sesak, terhenti pada satu lorong waktu, dan menghirup ruangan yang hampa, begitu pengap untuk ia rasakan. Ila, butuh kebebasan dan bernapas dengan lega. Biarkan, untuk saat ini ia tersenyum dan melupakan segala yang terikat untuk sejenak.
Setelah memastikan Deon dan ibu istirahat, Ila keluar untuk mencari angin malam. Udara yang dingin menerpa wajah cantik Ila, rambut yang ia kucir terbang ke satu arah, menandakan angin cukup kencang. Ila, ingin terbang bebas tanpa adanya satu ikatan yang menali realita kehidupnnya. Ia perlu tertawa lepas, melupakan beban dan terus mengayuh sesuatu yang ingin ia raih. Walau begitu, entah itu keluarga atau teman, ada saja yang menghalangi ketidak bebasan itu. Untuk membela satu hal atau untuk mengorbankan satu hal. Sangat menyedihkan.
Ila berjalan di pinggir trotoar, tersenyum memikirkan satu hal, sekelebat bayangan Kiki datang menghantui pikirannya. Cowok itu mampu membuatnya kesal, dan sudah mulai terbuka terhadap dirinya. Tentang Alda atau Ila, tentang bibi atau pamannya atau juga tentang kehidupan teman – temannya, Ila senang akan hal itu. Tak terasa pikiran itu di penuhi oleh Kiki, membuat lekukan senyum itu muncul, Kiki benar – benar membuat Ila jatuh hati padanya.
Segala perasaan itu membuat Ila bahagia sendiri, betapa senang ketika raut wajah itu menatapnya kembali. Ternyata benar, Kiki sedang makan di restoran pinggir jalan menghadap jalan raya dan terpisah oleh kaca besar saja, tepat sekali Ila berhenti di depan Kiki, sejenak pikirannya tentang Kiki berubah menjadi nyata. Ila benar – benar salah tingkah, apa yang harus ia lakukan?
Ia hendak pergi, namun kakinya seperti di tahan oleh sesuatu, sehingga ia tak bisa kemana – mana. Sungguh, menarik dan menyebalkan.
Kiki balik menatap Ila, lalu keluar setelah membayar makanannya, menghampiri dan berhenti di samping Ila.
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen Class [Completed]
Teen FictionYang ada di bayangan kalian tentang 'Ratu Kelas' mungkin bisa membuat terheran - heran. Gadis cantik, pintar, bahagia dan di kelilingi orang yang dia sayang. Bisa saja dapat membalikkan fakta dan menjadi boomerang bagi dirinya sendiri. Kisah percint...