Chapter 24

4.7K 306 47
                                    

Sesampainya di sekolah aku dan Orion berjalan beriringan, tanpa ada yang membuka pembicaraan kami berdua hanya diam.
Dan hanyut ke dalam pikiran masing-masing.

"Aku sudah sampai, aku masuk dulu ya." ujarku
"Baiklah."

Lalu aku masuk kedalam kelasnya, dan duduk di kursi, aku merunduk.

"Lihat, gadis ini tidak ada yang menemaninya lagi, bahkan tidak ada lagi hantu di sampingnya." ujar seorang gadis yang pernah membullynya dan gadis itu bisa melihat hantu.
"Kau mau apa?" Tanyaku dingin
"Kami ingin apa? Kami ingin memperburuk keadaan mu." Jawab gadis itu
"Apa kalian tau teman-teman jika dua hari yang lalu gadis ini sama ken berpacaran dan lilian menyatakan cintanya disaat mereka masih pacaran, hahahaha kasian banget."

Zelda hanya diam dan menatapnya datar, tatapan itu menunjukan kekesalan tetapi dia mencoba untuk menahannya.

"Kenapa diam, tidak bisa apa-apa lagi, kau memang bisa bertarung melawan hantu tapi kau tidak bisa melawan manusia, dasar rendah." Seru gadis itu menunjuk tepat didepan muka Zelda.

Kesalahan yang sangat fatal, Zelda langsung merespon ucapan anak itu bukan dengan ucapan melainkan fisiknya, karena kini tangan mungil milik Zelda sudah berada di leher gadis tadi, tetapi dengan cepat dia melepaskannya.

"Kau pikir kau bicara dengan siapa, jangan mengganggap remeh, kau bisa mendapatkan masalah besar."
"Oh benarkah, tapi aku tidak apa-apa kok." ujar gadis itu dengan  sombongnya sambil memegang lehernya.
"Aku sedang tidak ingin menyerang siapapun, apa lagi membunuh manusia."
"Tapi aku menantang mu." ujar gadis itu kembali berdiri telat didepan Zelda dan menatap nyalang sang gadis hantu.

"Kau tarik kembali ucapanmu atau kau tahu apa akibatnya." jawab zelda dengan suara yang dingin dan mengintimidasi.
"Tidak akan."

Kekesalan Zelda memuncak, dengan satu kali serangan sudah berhasil membuat gadis itu terpental.

"Lebih baik kau berpikir dulu sebelum berbicara, kau selamat sekarang karena tidak ada gunanya membunuh manusia sombong seperti mu, aku hanya akan mengotori tanganku untuk melawan gadis rendahan seperti mu."

Tiba-tiba saja lilian masuk bersama ken.

"Lina." Panggil lilian
"Apa yang telah kau lakukan pada adikku?" tanya Lilian menatap liana dengan marah
"Oh jadi dia adik mu, lebih baik kau pinta mulut adik mu itu untuk mengeluarkan kata-kata sopan atau akan ada yang mengoyakkan mulutnya itu."

"Kau pikir kau siapa yang sombong itu kau, kau perebut pacar orang, bukan kau perebut tunangan orang lain," teriak gadis itu yang duduk dengan bantuan kakaknya.

Kepala zelda serasa mendidih mendengar ucapan gadis itu.
Dia kemudian membalikkan badannya kembali, Zelda merunduk tidak ada yang tahu apa yang terjadi tetapi ken dan gadis itu tahu jika Zelda tidak sedang kerasukkan.

"Kau mau berpura-pura kerasukkan ha, dasar," ejek gadis itu

Zelda mengangkat kepalanya dan menatap langsung mata gadis yang bernama lina itu.

"Selamat kau telah membangunkan iblis dari tidurnya," ungkap Zelda dengan suara yang sangat terdengar mengerikan.

"Aku sudah cukup bersabar atas semua ocehan mu yang tidak berguna itu, tunggu sebentar, kau bilang aku tadi apa, sombong, perebut tunangan orang lain."
"Hahahaha, kau mau tahu aku siapa?."

"Aku adalah Honoria, Honoria Zelda, seseorang yang tidak bisa dianggap remeh, aku bisa menjadi seorang penjahat yang haus akan darah dan mayat."  Tatapan yang begitu menusuk dan penuh kebencian, aura disekitarpun langsung berubah.

"Dan aku akan senang hati melakukannya untukmu."

Ken mencoba menahan Zelda, tapi alih-alih menahannya malah ia yang kena, bahkan dengan serangan kecil, sudah bisa membuat Ken menjadi terluka.
Entah apa yang terjadi kepada Zelda, tapi ia kini benar-benar berbeda.

Lilian langsung berlutut di depan Zelda sambil memohon, "ku mohon maafkan adik ku, aku janji akan mengajarinya."

"Aku sudah memberinya kesempatan kedua tadi, jika tidak dia sudah mati sekarang, seharusnya sudah kulakukan Sedari tadi."
"Ku mohon jangan lakukan itu," mohon Lilian
"Untuk apa kakak memohon kepada gadis itu."
"Kau dengar ucapan adik mu tadi, tidak perlu memohon padaku," tutur Zelda kemudian melewati lilian

Zelda tidak tahu jika semua sudah berada di depan kelasnya.

"Apa kau tahu, aku tidak pernah ingin menjadi pengganggu, aku bisa apa, aku tidak mempunyai siapa-siapa yang bisa ku sayangi dan di sayangi, aku butuh hal itu, dan kau menganggap jika aku perebut tunangan, seharusnya kau paham dimana posisi perebut yang sebenarnya." ujar Zelda meninggikan suaranya

"Kau bisa meminta kepada orang lain, ibu mu mana dia ha."
"Hm, meminta kasih sayang pada orang lain ya, kau pikir aku masih memiliki orang lain di sekitar ku dan kau pikir wanita itu lebih menyayangi ku di bandingkan karir nya, tidak sama sekali aku tidak memiliki siapa pun."

Zelda lalu menarik rambut gadis itu.

"Kau tidak tahu apapun, jadi mengapa kau menganggu ku." bentak Zelda sambil menangis

Gadis itu sempat terkejut dengan ucapan Zelda.
Zelda masih menarik rambut gadis itu dan melemparnya.

"Aku benci pembully gadis yang tidak bersalah."
"Bully," gumam lilian
"Apa kau pernah membully Zelda?"
"Apa kau pikir tidak pernah, gadis yang membuat luka goresan di bahuku, dia lah pelakunya, sebaiknya ku balas saja sekarang."

Disaat Zelda ingin bergerak lagi tiba-tiba ia langsung di peluk dari belakang.

"Mengapa kau selalu membuat masalah?" tanya Orion
"Kau pikir aku yang melakukan ini, kau tidak mengerti Orion, berhenti mencampuri urusanku," ujar Zelda lalu ia melepaskan pelukan Orion dan lari dari kelasnya menuju atap sekolah.
Zelda kemudian berjalan ke ujung atap.

"Aku benci aku selalu di salahkan, apa salah ku? Apa salah jika ingin di sayangi? Apa pun yang kulakukan atau jika aku berada dekat dengan siapa pun aku selalu salah, dari dulu hingga sekarang aku selalu di salah, aku benci, aku benci dunia ini aku benci diri ku sendiri aku benci harus hidup," tutur Zelda sambil menangis

"Bahkan tidak ada yang peduli jika aku ingin mati, jadi untuk apa aku peduli jika aku harus mati."
"Aku juga tidak berguna jika hidup bahkan tidak di harapkan hidup, apa gunanya hidup tanpa di sayangi, aku benar-benar tidak tahan lagi."

Angin berhembus menerbangkan rambut panjang Zelda.
Zelda menghela nafas panjang.

"Papa, aku ingin berada di dekat mu sekarang aku ingin ikut bersama mu bawa aku," tangis Zelda ia kembali mengingat papanya yang meninggal sewaktu ia kecil.

"Aku tidak tahan hidup disini, mereka semua jahat padaku, tidak ada satu pun yang peduli pada ku, aku hanya ingin bersama papa, " ujar Zelda yang masih terus menangis.

"Mungkin papa tidak mendengarkannya, karena papa sudah bahagia di sana, mungkin aku akan menjadi hantu setelah ini."

Zelda memejamkan matanya ia mulai melangkah satu demi satu, hingga akhirnya ia menjatuhkan dirinya.

"Mungkin jika mati, aku mungkin akan bahagia."

(Apakah Zelda akan mati?)

                     🙈🙈🙈

My Best Friend Is GhostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang