Menjadi bahan bullyan dan penonton dari tayangan live nya Jaehyun membuat Yeri menarik diri dari orang lain. Sering melamun, sering menangis, sering mimpi buruk, sering pingsan, dan sering mengalami sesak nafas. Padahal secara medis, organ dalam Yeri baik-baik saja. Stress.
Mental Yeri begitu tertekan mengalami semuanya. Tidak ada yang tau. Keluarga bahkan Wendy dan Seulgi mencoba mendekati Yeri perlahan, namun Yeri menghindari mereka. Seringkali disudut kamar, sudut kelas, bahkan pernah didalam toilet, mereka menemukan Yeri meringkuk sambil memejamkan mata dan menutup telinganya. Yeri benar-benar berubah.
Hingga suatu malam…. Disaat banyak orang diluar sana yang mencari Yeri karena tak kunjung pulang, tapi disuatu tempat yang gelap. Seperti gang yang sudah tak pernah dilewati orang, Yeri sedang bersama JAehyun. Yeri duduk di sebuah kursi dengan badan yang terikat dikursi itu.
Didepan Yeri, ada Jaehyun, dia memakai jaket kulit berwarna hitam, celana rip jeans hitam dan sepatu converse berwarna senada. Tak lupa topi dan masker yang berwarna hitam dipakainya juga. Yeri duduk dihadapkan seorang lelaki, yang baru saja diketahui bahwa lelaki itu Kang Seon Ho, ayah kandung Jaehyun.
Sama seperti Yeri, lelaki itu terikat. Bedanya, Yeri masih duduk diatas kursi, sedangkan lelaki itu tidak memakai alas apapun.
“Jaehyun, aku ini papa mu. Apa yang kamu lakukan?!,” lelaki itu membentak Jaehyun.
“Aku melakukan apa yang harus aku lakukan, PAPA,” jawab Jaehyun santai.
“Kenapa kamu kurang ajar, Kang Jae Hyun?!!!”
“JUNG JAEHYUN!!! Bukan KANG JAE HYUN!!!,” Jaehyun paling benci jika dia diingatkan dengan nama itu.
“Ingat Pak Tua, kamulah yang membangkitkan sisi lain dari diriku! Melihatmu melakukan kekerasan ke mama, menghina mama, membuat mama menangis dan meninggalkan mama! Kamulah yang membuatku berubah!”“Apa kamu pikir mamamu itu suci?!!! Apa kamu pikir mamamu itu paling benar?!!! Dia juga wanita yang kejam Jaehyun! Membunuh kaka tirinya demi uang! Apa itu benar?!!!”
PLAKKK
Jaehyun menampar papanya.
“Jangan sekalipun kamu menghina mamaku!!! Atau aku robek mulutmu!!!”Yeri sudah menangis, tanpa suara.
“Ingat Jaehyun, aku memang brengsek sebagai suami. Tapi apa pernah aku juga brengsek sebagai seorang ayah? Bahkan aku tidak pernah memukulmu. Dan yang penting juga, aku tidak pernah membunuh saudaraku sendiri demi harta,” jelas papa Jaehyun.
“Diam!!! Jangan banyak bicara. Aku sudah muak dengar suaramu. Mari kita akhiri sekarang,” kata Jaehyun.
Lalu dia menarik papanya hingga berada didepan Yeri. Yeri sudah merasakan firasat yang buruk.
Benar saja, Jaehyun menyayat pipi kiri papanya hingga sampai mulut, didepan Yeri. Papa JAehyun menjerit sedangkan Yeri memejamkan matanya erat. Dia tak mau melihat hal seperti ini.
Jaehyun memegang kedua pipi Yeri, memaksanya membuka mata untuk melihat apa yang dilakukannya. “Buka mata lo atau lo akan mengalami hal yang sama kayak dia!”
Lalu Yeri melihat penyiksaan demi penyiksaan dilakukan Jaehyun kepada papanya. Dada Yeri semakin nyeri dan sesak. Perutnya mual.
Jaehyun benar-benar tenang melakukan semuanya. Tanpa rasa takut dan berdosa sedikitpun.
Jaehyun telah selesai. Tak ada lagi teriakan dari papanya.Dia menghampiri Yeri. “Lihat itu, Yer… live sore ini udah selesai. Kita lanjutkan lagi di waku yang akan datang,” ucap Jeahyun sambil melepaskan seluruh tali yang mengikat tubuh Yeri. Tubuh Yeri terasa lemas.
Yeri ambruk begitu tali yang melilitnya hilang. Kesadarannya tinggal setengah. Yang ada dihadapannya adalah mayat papanya Jaehyun. Wajahnya rusak. Sayatan pisau dimana-mana. Dadanya terbuka sehingga jantungnya nampak, perutnya pun koyak. Lalu, gelap. Yeri tak sadarkan diri.
Jaehyun mengangkat tubuh Yeri. “Wajah takutmu benar-benar ngangenin, Yer. Bukankah menyenangkan melihat live thriller setiap waktu?,” kata Jaehyun yang tidak didengar Yeri, karena dia sudah pingsan.
SRREEEKK…
Saat Jaehyun mendapat beberapa langkah, dia mendengar suara mencurigakan. Jaehyun menoleh. Dibelakangnya ada tumpukan drum, kardus dan sampah-sampah yang bertumpuk.
Dia berjalan perlahan, mendekati tumpukan benda rongsokan itu. Matanya menajam, mencari tahu siapa yang akan menjadi target selanjutnya karena melihat adegan live nya tadi. Jaehyun menegok ke bak sampah, disana hanya ada kantong plastik hitam yang berisi sampah, tak ada apapun.
Dengan masih menggendong Yeri, dia beranjak menuju drum-drum kosong, hasilnya ya kosong. Hingga dia mendengar suara di tumpukan kardus yang tidak jauh dari bak sampah. Dan benar… disana ada..
MEEOONNGG
Seekor kucing dengan kaki yang terluka. Jaehyun memandang sinis kucing itu lalu menendangnya.
“Dasar kucing sial!,” umpat Jaehyun. Dia memandang wajah Yeri yang ada digendongannya, lalu tersenyum.
“Baiklah sayang, mari kita ke Sekang. Aku harus menidurkanmu disana, supaya orang yang mencarimu bisa menemukanmu dengan mudah.”
*
Hening.
Setelah dirasa aman, seorang gadis keluar dari bak sampah, dia telah menguburkan dirinya diantara sampah demi menghindari psikopat itu. Tanpa pedulikan apapun, dia segera berlari meninggalkan lokasi itu dengan ketakutan.
---
Makasih responnya ^_^
KAMU SEDANG MEMBACA
I NEED YOU, MY DEAR √
Fanfic"Aku rapuh, aku rapuh secara fisik dan mental. Aku membutuhkan seseorang yang bisa membebaskanku dari masa laluku. Bayang-bayang masa lalu yang kelam. Aku mohon, siapapun itu... tolong aku," YR "Aku bukan orang hebat. Aku hanya anak lelaki biasa yan...