◎
◎
◎
◎
◎
Tiffany menangis dipelukan Jin. Dia tak tau harus berbuat apa sekarang. Bahkan kejadian ini tak bisa dicerna sama sekali oleh pikirannya. Bagaimana bisa kemalangan menimpa kedua putrinya.
“Mami, minum dulu ya,” bujuk V.
Tiffany menggeleng. Jin menenangkan Tiffany yang bersender dibahunya. Sementara tangan Tiffany memegang tangan V.“Janji sama mami, kalian jangan terluka,” ucap Tiffany kemudian. Semua yang ada disana menoleh ke Tiffany yang akhirnya buka suara.
“Kita akan baik-baik saja. Sekarang mami yang tenang ya, kita doakan yang terbaik untuk Yeri. Mami jangan nangis terus,” kata Jin.
“Mami nggak bisa tenang. Bagaimana mami bisa tenang sedangkan disana anak bungsu mami, anak perempuan mami satu-satunya berjuang untuk bertahan hidup?! Mami nggak bisa tenang.”
V memeluk maminya. Begitu juga dengan Jin. Mereka memeluk maminya dari dua sisi yang berbeda. Changmin hanya bisa diam melihatnya. Dia bingung harus melakukan apa. Sementara Jungkook sudah berkali-kali mengusap air matanya. Jungkook menangis dalam diamnya.
“Kenapa ini bisa terjadi, om?,” tanya Jongdae yang baru saja datang.
“Entahlah. Kami tiba-tiba mendapat kabar Yeri kritis,” jawab Changmin. Dia sedang tidak ingin ditanyai.
“Kook, apa yang terjadi?,” tanya Jongin.
“Jaehyun nyulik Kak Wen dan Yeri. Ya, dia yang buat Yeri jadi kek gini.”
“Apa?! Jung Jaehyun?! Nggak mungkin, Kook,” kata Jongdae.
“Kenyataannya gitu bang. Terserah mau percaya atau enggak,” kata Jungkook. Dia lelah. Dia tak mau membahas tentang Jaehyun lebih lama lagi.
-
“Nama,” tanya seorang polisi. Dihadapannya ada Jinwoo, Namjoon, Hoseok, dan Eunbi.
“Hwang Eunbi,” kali ini giliran Eunbi yang memberikan keterangan.
“Apa kamu kenal tersangka?”
“Tidak. Saya hanya disuruh mengawasi saja pak.”
“Kenapa kamu mau?”
“Kalo saya nggak mau, bisa-bisa jatuh image saya.”
“Maksudnya?”
“Dia tau kerjaan saya sebagai bartender di suatu klub. Kalau sampe temen-temen tau saya anak klub, suka bermalam di klub bisa hancur image saya disekolah.”
“Jadi karena itu kamu mau nerima tawarannya? Apa kamu tau rencananya?”
“Bahkan saya nggak pernah ngobrol sama dia, pak. Kita beda dunia. Sebelumnya nggak ada hubungan apapun diantara kita. Kita nggak saling kenal. O, cukup tau aja sih. Dia anak basket. Saya anak cheers. Udah.”
“Baiklah. Untuk saat ini sampai disini dulu. Jinwoo dan Eunbi, malam ini bermalamlah di sel. Untuk kalian berdua, bisa pulang sekarang,” kata polisi itu menutup sesi interogasi.
-
Di suatu tempat. Padang rumput yang luas.. Hijau dan menyejukkan. Banyak bunga-bunga indah, pohon yang rindang, bahkan semilir angin yang begitu menenangkan. Sepasang mata yang baru saja terbuka itu memandang takjub pemandangan yang ada didepannya. Tanpa menyadari tempatnya berada kini.
KAMU SEDANG MEMBACA
I NEED YOU, MY DEAR √
Fanfic"Aku rapuh, aku rapuh secara fisik dan mental. Aku membutuhkan seseorang yang bisa membebaskanku dari masa laluku. Bayang-bayang masa lalu yang kelam. Aku mohon, siapapun itu... tolong aku," YR "Aku bukan orang hebat. Aku hanya anak lelaki biasa yan...