Seminggu setelah kematian Taeyeon, keadaan mulai berjalan normal. Tak ada tanda-tanda Jaehyun mengganggu keluarga itu lagi. Bukan berarti, pengawasan berhenti. Bodyguard tetap ada disekitar Velvet. Terutama Wendy dan Yeri.
Yeri sudah pulang dari rumah sakit. Tak ada yang menceritakan perihal Taeyeon kepada Yeri. Mereka bersikap normal. Kecuali Tiffany yang seminggu ini memilih mengurung diri di kamar. Bukan kamarnya melainkan kamar Taeyeon. Mencium dan memeluk pakaian Taeyeon, berbicara dengan foto Taeyeon, bersikap seolah-olah Taeyeon masih ada disampingnya.
Yeri tak banyak bertanya. Papinya menegaskan itu karena Tiffany khawatir dengan Taeyeon. Ya, mereka mengatakan jika Taeyeon berada diluar negeri untuk pengobatan ke Yeri. Yeri percaya saja.
Lalu bagaimana dengan Jaehyun? Apa dia benar-benar diam? Jawabannya adalah tidak. Dia setiap hari mengawasi Yeri dan terkadang Wendy. Hanya mengawasi. Dia sudah tak masuk sekolah selama seminggu lebih. Fokusnya hanya membereskan Wendy agar tak ada saksi lagi, dan Jungkook juga pastinya. Mungkin secara perlahan, anak BTS yang sudah tau identitasnya juga akan masuk daftar targetnya. Tunggu saja permainan dari Jaehyun…
-
Seorang dokter sedang memeriksa keadaan pasiennya. Hasil pemeriksaan menyatakan kalau pasiennya sudah mengalami banyak kemajuan. Sudah jauh lebih baik dari sebelumnya.
“Pasien sudah mulai merespon jika ada rangsang, ini berita bagus,” kata dokter itu. Perawat yang ada disampingnya mengangguk.
“Dok, ada teman yang ingin mengajak anda minum kopi. Dia sedang di ruangan anda,” kata perawat itu.
Si dokter tersenyum seolah sudah tau siapa tamunya itu. Dia mengangguk lalu keluar dari kamar tersebut untuk menemui tamunya.-
“Kak…,” panggil Yeri ke Jungkook. Mereka berdua sedang berada di bawah sebuah pohon yang berada didekat lapangan.
“Hmmm?,” respon Jungkook yang dari tadi memejamkan mata, menikmati sejuknya suasana dibawah pohon yang begitu rindang.
Yeri masih menyenderkan kepalanya di bahu Jungkook. “Kok suasana jadi aneh ya?”
“Maksudnya?”
“Mami sering nangis dikamar kak Taeyeon. Papi lebih banyak diem. Kak V… Dia bener-bener nggak banyak tingkah. Nggak banyak omong. Tiap Yeri nanya ada apa, dia senyum sambil ngelus-elus kepala Yeri. Udah nggak ngomong apa-apa. Abang juga banyak diem. Sering ngalamun malah. Nenek udah balik ke kampungnya. Katanya dirumah menyakitkan.”
“Kamu udah sehat? Jangan sakit lagi, Yer. Jangan ngelakuin hal-hal yang diluar nalar,” kata Jungkook.
“Kak, kok jawabannya nggak nyambung. Ada yang kakak sembunyiin ya?”
“Nggak ada, dear… Apa yang harus disembunyiin?”
“Sikap kalian juga aneh.”
“Aneh bagaimana Yer?”
“Kak Wen sama Kak Seul juga murung seminggu ini. Bahkan sempet Yeri liat kak Suga berkaca-kaca gitu waktu ngomong sama Yeri. Joy biasanya suka nggosip sana-sini juga banyak diem. Kak Irene lebih sering nemenin kak V. Kakak-kakak BTS lain nggak banyak bercanda kayak biasanya.”
“Mungkin lagi kepikiran banyak tugas kali, Yer.. jangan mikir yang aneh-aneh.”
“Selama Yeri dirumah sakit, nggak terjadi hal-hal yang buruk kan?,” tanya Yeri.
Jungkook mulai lelah. Tapi, dia harus sabar menghadapi pertanyaan demi pertanyaan yang Yeri ajukan. Apalagi, Yeri baru saja keluar dari rumah sakit. Bahkan seminggu lalu, Yeri sudah lepas kendali. Jungkook tidak ingin Yeri semakin down dengan keadaan sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
I NEED YOU, MY DEAR √
Fanfic"Aku rapuh, aku rapuh secara fisik dan mental. Aku membutuhkan seseorang yang bisa membebaskanku dari masa laluku. Bayang-bayang masa lalu yang kelam. Aku mohon, siapapun itu... tolong aku," YR "Aku bukan orang hebat. Aku hanya anak lelaki biasa yan...