Rika masih sibuk mencatat pelajaran yang ada dipapan tulis. Saking fokusnya, ia bahkan tidak mendengar kalau dari tadi Akanen mengajaknya ke kantin.
Karena kesal ajakannya tidak di gubris. Akanen akhirnya merobek sebuah kertas dari bukunya dan menuliskan sesuatu dikertas itu. Selesai menulis,Akanen menggulung kertas tersebut dan melempar kertas tadi ke meja Rika yang ada di depannya.
Rika terkejut, ia lalu membuka gulungan kertas yang dia tidak tau darimana asalnya dan membaca isinya.
(Nee~ ponka,perutku lapar! Ayo kita kekantin!)
Rika kebingungan,ia pun memutar badannya ke belakang,menghadap ke Akanen dan menunjukkan kertas kecil yang ia baca tadi.
"Nee..Akanen. Seseorang mengajakku ke kantin. Bagaimana ini, aku takut."
"Ah,benarkah? Berarti orang itu tau isi hati-ku. Aku benar-benar lapar!"
Akanen memasang wajah lesu."Tapi..tapi.. yang diajak ke kantin itu kan aku, kenapa dia bisa tau kalau kau lapar?"
"Wajar saja dia tau, karena aku yang melempar kertas itu ke mejamu!!"
"Aaah, berarti orang itu juga akan mengajak-mu ke kantin. Asiiik. Ayo kita pergi sekarang!"
"RIKA!! AKU JUGA YANG MENULIS DIKERTAS ITU!! AKULAH YANG MENGAJAKMU KE KANTIN!!"
"Hee?? Begitu ya~"
Rika memiringkan kepalanya, Akanen hanya bisa memasang wajah datar melihat sahabatnya ini polosnya tidak pernah luntur sedikit pun.Karena tidak ingin menungga lama dan takut istirahat keburu selesai, akhirnya Akanen menarik tangan Rika dan mengajaknya ke kantin.
Mereka pun menyusuri lorong sekolah, sesekali mata mereka bersamaan melirik ke arah kelas-kelas yang ada di sepanjang lorong tersebut. Mereka sesekali bersenda gurau. Hampir sampai didepan pintu kantin, mereka berpapasan dengan seorang gadis cantik berambut pendek dan berwarna agak kecoklatan.
Gadis itu tampak terkejut melihat Rika. Tubuhnya gemetaran. Matanya menatap tajam ke arah Rika. Akanen dan Rika bingung melihat gelagat aneh gadis itu.
"Hey Rika, kau kenal dia? Dari tadi,pandangan matanya tidak mau lepas darimu"
Akanen sedikit berbisik ke Rika. Ia berusaha memelankan suaranya agar gadis aneh itu tidak mendengar ucapannya."A....a...aku tidak kenal Akanen..."
Rika tampak ketakutan. Ia memeluk erat lengan Akanen. Ia berusaha menyembunyikan wajahnya dibalik bahu Akanen."HEY! Kenapa kau melihatnya seperti itu? Mau apa kau!?"
Seru AkanenGadis itu berusaha mendekati Rika. Tapi Akanen menghalanginya. Ia menarik Rika ke belakang agar gadis aneh itu tidak dapat melakukan apa-apa ke sahabatnya.
"No.....na?"
Sebut gadis itu memanggil Rika yang tampaknya masih ketakutan dibelakang Akanen. Gadis itu mencoba untuk mendekati wajah Rika. Ia sangat penasaran."HEY! Jangan coba-coba mendekatinya! Aku tidak akan segan-segan..."
Belum selesai Akanen berbicara, gadis itu memindahkan tatapannya perlahan ke arah Akanen."Apa? Kau tidak akan segan apa? Mau memusnahkan-ku? Coba saja.."
Gertak gadis itu ke Akanen.Akanen mendorong gadis itu agar menjauh dari Rika. Akibat dorongannya, Rika yang bersembunyi di belakang Akanen tidak dapat menyembunyikan tubuhnya dan juga wajahnya. Sontak gadis itu langsung mendekati Rika. Ia memegang wajah Rika dengan kedua tangannya. Wajah mereka begitu dekat, hingga hembusan nafas Rika terasa diwajah gadis itu.
Rika tidak bisa berbuat apa-apa, ia hanya terdiam. Ketakutan. Air matanya mulai mengalir.
"Nona, apakah anda tidak ingat dengan saya? Saya Risa!"
Ucap gadis itu berbisik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Should I, LOVE You? (1) [Complete]
Fanfiction[GxG content available] [Adult Content] Rika tinggal dengan seorang vampire bernama Manaka yang sudah menjaganya sejak ia kecil. Manaka tidak pernah bersikap sopan terhadap Rika, Rika terbiasa dengan hal itu. Namun, semakin lama.. ada vampire lain y...