[special] Yurina x Haru

987 46 16
                                    

Maaf sebelumnya. ff ini memang sudah tamat dan S2 nya sedang dalam pengerjaan. Tapi! saya ada semacam janji dengan seseorang. Dan... saya terpaksa membuat one shoot ini.
yaaah, anggap saja sebagai tambahan ya. sebelum saya rilis S2 ff ini.

Chapter ini di sponsori dan spesial request by Edogawadhita Edogawadhita Edogawadhita Edogawadhita Edogawadhita

Jadi, kalau kalian kenapa kenapa setelah membaca ff ini, kalian bisa tau harus menyalahkan siapa.

(Content 21+)

Jam 12 siang. Sudah saatnya aku menjemput anak-anak dari sekolah. Bukan anakku sih, tapi kedua adikku dan anaknya pippi-senpai. Papa Akanen dan mama Yuuka sedang tidak di rumah, jadi ya.. aku ditugaskan untuk menjemput. Tapi yah, kalau pun mereka berdua ada dirumah, tetap aku yang pergi menjemput.

Sejak papa Akanen menyuruhku menjemput si kembar neru dan techi, pippi-senpai malah ikut-ikutan menyuruhku. Padahal, sendirinya kalau sedang tidak bertugas bersama papa, paling juga tiduran. Dasar pemalas.

Ah, sampai. Sebenarnya, aku mau saja menolak untuk menjemput mereka, tapi, ada satu alasan yang tidak bisa ku hindari. Benar, Haru.. aku ingin bertemu dengannya. Sejak kejadian di gudang waktu itu. Aku dan Haru sudah resmi berpacaran. Tapi, entahlah. Kami jarang bertemu karena Haru sibuk disekolah. Sedangkan aku, kadang menjaga rumah.. kadang ikut papa Akanen berburu wild vampire.

Eh? Suara tangisan? Aku... sepertinya kenal suara ini. Sebentar... jangan bilang ini suara...

"UEEEEEEE~"

NERU!!!!

Astaga, kuat sekali suaranya!

"Neru-chan.. sudah ya. Kalau kamu nangis terus, sakitnya enggak bakal hilang"

"SAKIT KAAAK.... UEEEEE~"

Aku berjalan mendekati kerumunan kecil ini. Ada Neru, Techi, Katsuta dan... Haru.

"Ada apa? Kenapa Neru menangis?"

"Yurina..."

"NEE-CHAAAAN...."
Neru berlari memeluk kakiku. Aduh, ini kenapa sih?

"Haru, sebenarnya ada apa?"

"Ng... Yurina... begini... tadi siang, anak-anak sedang tidur siang. Jadi, kupikir... tidak apa-apa meninggalkan mereka sebentar. Tapi, saat aku kembali. Aku mendengar Neru menangis sangat kuat"

Aku menggendong tubuh Neru yang masih memeluk kakiku. Tangisnya mulai berhenti. Dia hanya terisak sekarang.

"Neru, kau kenapa?"

"Ngg... Techi kaaak..."

"Techi kenapa?"

"...."
Neru terdiam. Apa dia tidak mau cerita? Apa aku sebaiknya tanya ke Techi saja?

"Techi, apa yang kau lakukan pada kakakmu?"

"Aku.... aku tidak sengaja...."

"Maksudnya?"

"Aku tidak sengaja menggigit pipinya Neru!!"

Aku... sebenarnya ingin tertawa. Tapi, tidak baik kan? Mentertawakan adik sendiri di depan orang begini.

"Kenapa kau menggigitnya? Bukannya sudah ku bilang, apa yang biasa kau lakukan padaku di rumah, jangan kau lakukan juga di sekolah"

"Ha..habisnya! Aku lapar!! Pipi Neru saat sedang tidur itu terlihat seperti roti yang sering nee-chan belikan untukku! Makanya aku gigit. Kupikir rasanya sama..."

Should I, LOVE You? (1) [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang