Chapter 10 : -Another Feel-

698 41 19
                                    

Rika terbangun. Tubuh dan matanya terasa berat sekali. Ia mengalihkan pandangannya. Melihat untaian rambut yang sangat ingin ia belai. Saat Rika membelainya, ia baru tersadar. Sejak kapan Manaka memiliki rambut panjang begini? Rika terduduk dan memutar tubuh dari pemilik rambut panjang yang ia belai. Ah,benar.. itu Akanen. Akanen sementara tinggal bersama Rika dikamar asramanya atas permintaan Manaka karena Manaka kini menjalani pelatihan khusus selama 6 bulan lamanya.

Rika mentertawai kebodohannya sendiri. Ia pun beranjak dari kasurnya dan menyiapkan sarapan. Matanya sesekali menatap kalender yang ada dikamar tidurnya dari balik dapur. Sudah 2 bulan Manaka pergi. Ia benar-benar mengkhawatirkan vampirenya yang suka sembrono itu. Apa yang kini Manaka lakukan? apakah Manaka baik-baik saja? Apakah Manaka merindukannya? Pertanyaan itu terus saja berputar-putar dikepalanya.

Akanen terbangun dan mendapati Rika sedang mengoles selai diroti bakar sambil melamun. Akanen mendekatinya dan mendaratkan ciuman di pipi Rika.

*cup* "Pagi ponka!! Pagi-pagi udah ngelamun aja. Kenapa? Kangen sama Manaka ya?"

"A...Akanen! A..aku ngga kangen kok."

"Yang bener? Rika, aku ini sepupumu. Aku tau segalanya tentangmu. Mulutmu bisa saja berbohong Rika, tapi tidak dengan matamu. Kau pikir kau saja yang kangen dengan vampiremu?"

"Kamu juga Akanen?"

Akanen mengangguk lemah. Lagipula, siapa yang tahan ditinggal lama oleh orang yang selama ini hampir tidak pernah terpisah dengan kita.

"Ah Rika, cepatlah! hari ini ada rapat persiapan festival di sekolah. "

"I..iya.."

----------------------------

Murid-murid tampak sibuk berdiskusi di dalam kelas masing-masing. Rika sibuk memilin-milin rambutnya. Dia benar-benar tidak konsentrasi. Fikirannya melayang entah kemana. Bahkan Akanen yang paling semangat mengenai festival sampai mengeluarkan suara keras, Rika tak bergeming. Matanya menatap keluar jendela, menghitung satu persatu bunga sakura yang berguguran, indah.

"OKE! Kelas kita sudah sepakat akan membuka stan kembang gula!"
Teriak salah satu murid didepan kelas.

"Nee.. ponka. Kau mau ikut menjaga stan? Aku sih malas. Aku mau menikmati festivalnya saja."

Rika masih terdiam. Mungkin dia tidak mendengar ucapan Akanen karena masih fokus dengan dunia lamunannya.

*plak*

Akanen menampar pelan dahi Rika dengan penggaris plastik miliknya.

"Aduuuh Akaneeeen... sakit..."

"Makanya. Orang ngomong di dengerin!"

"Aku dengar kok. Aku engga mau jaga stan. Makanya aku diam aja."

Akane tersenyum. Dalam hatinya ia merasa lega karena ia tidak akan sendirian menikmati festival disekolah.

Diskusi telah usai, Akane manarik tangan Rika dan mengajaknya ke kantin. Dalam perjalanan, mereka berpapasan dengan Neru.

"Hai Akane-senpai..

"Hai Neru-chan. Mau ke kantin ya? Barengan yuk."

Neru tersenyum dan mengangguk cepat.

Rika dan Akane kini berada dikantin. Mereka asik mengobrol dengan Neru. Tiba-tiba dari arah belakang Neru ada seorang gadis berambut pendek mendekatinya dan memeluknya. Mata Akane terbuka lebar. Didepannya kini berdiri tegak sosok yang selama ini acap kali dia tanyakan pada Neru.

Neru berusaha melepaskan pelukan gadis berambut pendek itu, dan menatapnya.

"Duuuh, Yurina.. sakit tau. Kamu itu berat"

Should I, LOVE You? (1) [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang