Chapter 12 : -Same Feeling?-

683 36 16
                                    

*Maaf sebelumnya, pada chapter kali ini terdapat konten 21+
Yang belum cukup umur nggak boleh baca ya... Ntar dosa...*

(Cheers~
Author si tukang delusi)

Rika termenung di beranda kamarnya. Dia sesekali menghitung orang-orang yang berlalu lalang. Kadang pandangannya berpindah ke bangunan sekolah. Di lihatnya pohon sakura yang mekar, ia mecoba menerka jumlah kelopak bunga yang ada.

"Aku pulang.."
Seru Akane yang pagi-pagi sudah harus kesekolah karena ada rapat dadakan.

Akane tidak mendapat jawaban dari Rika. Kemana perginya Rika? Padahal sepatunya tidak ada yang hilang. Berarti dia tidak keluar rumah pikirnya.

Akane berjalan menuju kamar tidur Rika, dan ia mendapati orang yang sempat membuatnya panik tengah termenung di beranda.

"ima sugu boku wa, kimi o sagashi ni ikou.. Dare ni hantai saretemo..kokoro no muki wa kaerarenai... Sore ga, boku no, aidentiti..."
Rika menyanyikan beberapa lirik yang sangat menggambarkan perasaannya saat ini.

"EHEM!"
Akane berdehem bermaksud mengejutkan Rika.

"Eh, Akanen!! Sejak kapan?"

Rika memutar badannya ke arah belakang dan menghadap Akane.

Akane berjalan sempoyongan menghampiri Rika karena merasa kelelahan setelah pulang dari sekolah.

"ponka.. aku capek sekaliii dan aku juga laparrr.."
Akane memeluk tubuh Rika dan menyandarkan kepalanya di bahu Rika.

Rika membalas pelukan Akane dan mengusap-usap punggung Akane.

"Yasudah. Kamu mandi dulu, akan aku buatkan roti."

"Eeeeh, tapi aku maunya omurice.."

"Rengekmu mirip sekali sama Manaka. Setiap disuruh mandi selalu ada mintanya"

Akane menggembungkan kedua pipinya. Dan dengan langkah malas ia berjalan menuju kamar mandi.

Rika berjalan menuju dapur, ia melihat stok makanan sudah mulai menipis. Rika berencana untuk pergi berbelanja tepat setelah ia membuatkan omurie untuk Akane.

Akane baru saja keluar dari kamar mandi. Ia sudah mengenakan baju kaos dan celana pendek, ia tidak mengeringkan rambutnya dengan sempurna sehingga tetesan air dari rambutnya berjatuhan dimana-mana.

Akane berjalan menuju dapur, wangi dari omurice begitu menggodanya. Akane menarik kursi dan langsung duduk dengan handuk yang masih menggantung dikedua bahunya.

Rika yang jengkel melihatnya langsung menghampirinya dan menarik handuk yang ada di bahu Akane. Ia mengeringkan rambut Akane dan sesekali mengomeli Akane

"Tidak bisakah kamu mengeringkan rambutmu dikamar mandi? Lihat itu, lantainnya jadi licin. Kalau aku nanti terpeleset gimana?"

"Aku capek ponka.. rasanya, tubuhku ini tidak ada tulangnya.."

"Kamu ini, seperti Manaka saja. Kalau dimarahi selalu melawan."

"Perasaan dari tadi aku terus-terusan disamakan dengan vampire bodohmu itu. Kelihatan banget kau itu lagi kangen sama dia"

Rika terdiam. Kata-kata Akane memang ada benarnya. Pikiran dan hatinya tidak tenang belakangan hari. Ia selalu kepikiran Manaka. Tidak bisakah Manaka mengabarinya lewat surat atau apapun.

Akane mengahadapkan tubuhnya ke Rika, ia merasa tidak enak dengan ucapannya barusan.

"Ri..Rika maaf. Aku tidak bermaksud.."

Should I, LOVE You? (1) [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang