Chapter 19 : -Behind-

639 45 6
                                    

Hujan membasahi jalan yang dilalui Rika dan Manaka. Rika tampak kesulitan mengiringi langkah Manaka yang berjalan lumayan cepat, ditambah lagi, Rika berjalan sambil memegang payung.

"Manaka.. jalannya pelan sedikit. Aku susah mengikuti langkah kakimu"

"Ini juga udah pelan Rika, langkah kakimu di perbesar lagi. Kalau tidak kita akan terlambat"

Rika masih berusaha mempercepat langkah kakinya.

Dipertengahan jalan, mereka berpapasan dengan Risa dan Yui. Yui melempar senyum kepada keduanya. Rika membalasnya dengan ramah. Manaka mengerinyitkan dahinya, ia tidak melihat sahabatnya Zuumin di antara Yui dan Risa.

"Yui-sama. Zuumin mana? Bukannya dia sudah sembuh? Kok tidak masuk sekolah?"

*DEG*

Detak jantung Rika tiba-tiba menjadi cepat, ia lupa memberi tau Manaka sebelumnya tentang keadaan Zuumin

"Manaka, kau belum tau ya?"
Jawab Risa

Manaka menggelengkan kepalanya. Rika meraih tangan Manaka dan menariknya, ia menatap kedua mata Manaka dan sedikit menggelengkan kepalanya

"Maaf aku belum memberitaumu Manaka.."

"Memberitau apa?"

Yui membiarkan Rika dan Manaka melanjutkan pembicaraan rahasia itu dan menarik tangan Risa untuk terus berjalan menuju sekolah.

"Ah, Yui-sama!"
Teriak Manaka. Tapi Yui mengacuhkannya, ia sepertinya lelah menceritakan keadaan Zuumin berulang-ulang.

"Lihat? Yui-sama jadi ngambek gara-gara kau Rika. Sebenarnya ada apa? Dan kenapa kita malah bisik-bisik"

"Nanti saja pulang sekolah aku ceritakan Manaka. Kalau sekarang, kita akan terlambat"

Rika menarik tangan Manaka agar mempercepat langkahnya. Rika berusaha menyembunyikan kenyataan yang harus di terima Manaka, kenyataan pahit bahwa Zuumin sudah tidak ada.

----------------------------

Di lorong sekolah, Rika dan Manaka melihat Yurina yang kepalanya sedang dikeringkan oleh Yuuka dengan handuk. Akane terlihat memarahi Yurina. Tapi Yurina tidak menanggapinya, ia malah keenakan karena rambutnya tengah dikeringkan oleh Yuuka.

"Lihat! Kalau kau tidak lari duluan, kau pasti tidak akan basah begini"
Celetuk Akane

"Sudahlah Akanen-sama. Lagi pula, kita hanya punya satu payung..... wajar saja Yurina lari seperti itu. Kan tadi jarak dari gerbang ke teras sekolah lumayan dekat"

"Tuh, Yuuka-senpai saja tau. Masa payung sekecil itu mau dipakai bertiga, ya sempitlah"
Sanggah Yurina dari balik handuk yang masih membungkus kepalanya.

Akane hanya menggelengkan kepalanya dan menghela nafas berat. Ia merasa sikap Yurina seperti anak umur 5 tahun.

"Nah, selesai. Sekarang sisir rambutmu"

Yuuka memberikan sebuah sisir kepada Yurina. Yurina meraihnya dan memberikannya kepada Akane.

"Papa, sisirin rambutku dong..."

Wajah Akane yang tadinya kesal tiba-tiba memerah akibat panggilan iseng dari Yurina

"Ke..ke...kenapa memanggilku seperti itu!"

Yurina dan Yuuka tertawa bersamaan. Akane melirik wajah Yurina, ia tersenyum. Karena akhirnya Yurina bisa tersenyum kembali dan tidak terlarut dalam kesedihan. Di tambah lagi, sudah seminggu lamanya sejak Yurina menerima permintaannya menjadi vampire miliknya.

Should I, LOVE You? (1) [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang