Akane berjalan dengan terburu-buru. Mencari sepupunya, Rika.
Akane menyusuri tiap kelas, lorong sekolah, sampai ia kembali ke aula sekolah. Tetap, ia tidak menemukan Rika.
Pecariannya terhenti di sebuah sudut ruangan. Rika terlihat menangis di dalam pelukan Risa. Akane jadi tidak berani menanyainya.
"Tunggu dulu, itu Risa kan? Ngapain dia dekat-dekat Rika-sama! Minta di hajar ya..."
Miyu yang emosi langsung di tahan oleh Yuuka.
"Sebaiknya jangan Miyu. Rika-sama, tidak seperti dia yang dulu. Dan kalau kamu mau menghajarnya, ada baiknya kamu tunda dulu"
"Loh, kenapa? Aku tidak takut dengannya!"
"Bukan begitu.. Hanya saja, Risa itu..."
"Sudahlah. Kita cari saat yang tepat. Aku benar-benar tidak tahan melihat kakakku yang terus di sakiti seperti itu"
"Kakak?"
Tanya Miyu dan Yuuka bersamaan."Eh.. ah.. maksudnya... Manaka!"
Karena ketidaksengajaannya, Akane hampir saja menambah masalah baru. Pada akhirnya, rombongan Akane kembali melanjutkan game quiz, dan meninggalkan Rika dan juga Risa.
-----------------------------
Game quiz telah usai. Semua murid berkumpul, kecuali Rika dan Akane. Keduanya sedang berada di ruangan lain.
"Rika! apa maksudmu mengusir Manaka? kau tidak ingat bagaimana dia menjagamu dulu? Kau tidak ingat bagaimana tersiksanya dia menahan spell yang diberikan ayahmu?! Hah? Kau tidak ingat?"
"Apa ini? Kok kamu jadi marah sama aku? yang salah itu Manaka, Akaneeen..."
"Aku tidak percaya kalau Manaka setega itu padamu. Aku tau bagaimana dia... meski sifatnya banyak jeleknya, tapi dia tidak akan sampai tidur dengan orang lain. Dia mencintaimu Rika!"
"Sudahlah Akanen! Aku capek membahas ini terus! Kamu tidak tau apa-apa, jangan ikut campur!"
"Rika! Aku ini sepupumu, satu-satunya keluarga yang kau punya disini! Wajar aku ikut campur. Kau itu sudah melukai Manaka! Sadarlah!"
"Dia! Dia yang melukai aku duluan Akane! Kau pasti tidak tau rasanya, orang yang mengaku mencintaimu tapi ternyata tidur juga dengan orang lain. Bagaimana kalau Yuuka melakukan itu padamu? Ku rasa mungkin kau bukan hanya mengusirnya, tapi juga memenggal kepalanya"
Kali ini Akane kalah. Bukan karena bentakan dari Rika saja, tapi Rika sampai memanggil namanya tanpa akhiran -n. Akane menyerah, ia mulai putus asa. Tidak tau harus melakukan apa lagi untuk membalikkan keadaan. Akhirnya Akane berjalan meninggalkan Rika perlahan..
"Akanen?"
"Hmm..."
Akane menjawab tanpa membalikkan tubuhnya.Rika berlari menghampiri sepupunya itu, dan memeluknya.
"Maaf, aku sudah kasar. Maaf aku membentakmu. Maaf Akanen.. maaf.."
"Tidak apa.. aku tau.. pasti sakit rasanya.. maaf juga tadi aku membentakmu, ponka"
Kini Rika membalik tubuh Akane, mendaratkan sebuah ciuman singkat, di bibirnya.
*Cup*
"Terima kasih Akanen.."
"I..iya.. ce..cepat.. kita harus kembali"
Dengan wajah yang tersipu malu. Akane menggandeng tangan Rika dan membawanya keluar ruangan untuk ikut berkumpul dengan murid lain di aula sekolah.
----------------------------
Malam hari. Akane mengunjungi kamar asrama Koike, bersama Yurina dan Yuuka. Akane membawa beberapa buah-buahan. Dan Habu menerimanya dengan senang hati.
Di lain sisi, mata Yurina tidak lepas dari perut besar Koike
"Ano.. Koike-sama.. bayinya nanti perempuan atau laki-laki?"
"Oh iya, kalian baru kali ini kesini ya setelah aku periksa terakhir kali. Bayinya perempuan Yurina"
"Asiiik!! Bisa aku ajak main... adik cepat lahir yaa..."
*Cup*
Lagi, Koike mendapat kecupan di perutnya selain dari Habu. Koike tentu merasa senang, tapi sepertinya tidak dengan Habu yang dari tadi mempelototi Yurina.Akane hanya menggeleng kepala, Yurina selalu saja mencari kemarahan orang lain. Sifat isengnya tidak berubah.
"Oh ya Koike-san. Ada yang ingin aku tanya.."
"Apa itu? Nama bayinya?"
"Iiih, bukan.. ini tentang Risa. Koike-san tau Risa dulunya gimana? Asal keluarganya gitu, atau semacamnya"
"Maaf Akanen.. untuk itu aku tidak tau jawabannya. Aku saja baru kenal Risa setelah Yui yang mengenalkannya padaku"
"Ah.. begitu..."
"Kenapa? Pasti ada masalah ya.."
"Sebenarnya begini.. Koike-san..."
Dengan panjang lebar, Akane menjelaskan semuanya. Tentang kejadian tadi pagi di sekolah, hingga tentang status Manaka, yang merupakan kakak kandungnya.
~
~
"KEREEEEEEN!!!"
Yurina memecah keheningan di dalam ruangan yang di penuhi orang-orang yang masih tidak percaya dengan cerita Akane,"Hush! Yurina.. diam dulu!"
"Maaf... maaf Yuuka-san"
Akane pun kembali melanjutkan ceritnya.
Tidak percaya itu wajar, apalagi, di lihat dari sifat keduanya, Akane dan Manaka sangat berbeda jauh.
"Akanen, apa kamu sudah cerita soal ini ke Manaka?"
"Belum sih, tapi, aku ingin cerita. Tapi, Manaka dalam masalah sekarang. Aku jadi tidak berani cerita"
"Ah! Ah! Biar aku yang cerita ke Manaka-senpai ya. Ya..ya.. pa ya.."
Yurina mengacungkan satu tangannya.
Entah di sengaja atau memang tidak mau menanggapi, Akane kembali bertanya kepada Koike
"Koike-san, gimana? Ada ide?"Merasa tidak di dengarkan, akhirnya Yurina memasang wajah kesal dan memangku kedua tangannya.
"Ih, aku di cuekin..."
Habu dan Yuuka berusaha menahan tawa mereka, melihat wajah sebal Yurina.
Koike menjadi bingung, ia sendiri tidak tau harus bagaimana. Melihat Koike yang di paksa berfikir keras, Habu justru khawatir. Dan tiba-tiba ia teringat sesuatu..
"Tunggu dulu, Akanen-sama. Aku punya kenalan yang bisa mencari informasi seseorang"
"Benarkah? Bisa kita ajak kerja sama?"
"Aku rasa bisa. Dia temanku sewaktu masih di vampire's jail dulu"
"Bagus. Kalau begitu Habu, tolong temui temanmu itu besok ya. Aku benar-benar ingin cepat menyelesaikan masalah ini"
Habu mengangguk.
Malam panjang itu akhirnya usai. Akane, Yuuka dan Yurina berpamitan. Mereka harus pulang, karena tidak ingin mengganggu Koike yang membutuhkan istirahat banyak demi sang bayi.
つづく...
KAMU SEDANG MEMBACA
Should I, LOVE You? (1) [Complete]
Fanfiction[GxG content available] [Adult Content] Rika tinggal dengan seorang vampire bernama Manaka yang sudah menjaganya sejak ia kecil. Manaka tidak pernah bersikap sopan terhadap Rika, Rika terbiasa dengan hal itu. Namun, semakin lama.. ada vampire lain y...