Udara diluar terasa panas karena hampir memasuki bulan Juni. Akane berjalan terengah-engah, ia sesekali melonggarkan kerah bajunya. Rika hanya berjalan santai, baginya cuaca seperti ini pertanda baginya karena akan ada libur panjang.
Rika dan Akane tiba di kamar asrama Rika. Akane benar-benar tidak tahan, ia berlari kedalam dan mencari remote AC. Akane langsung menyetelnya ke angka yang paling rendah, 18°. Rika yang tadinya sedang mengganti baju langsung memakai pakaian dengan cepat karena kamarnya tiba-tiba terasa sangat dingin.
Rika menghampiri Akane yang tergeletak dibawah AC, menikmati udara dingin yang berhembus.
"Akanen.. dingin tau!! Naikin lagi suhunya.."
"Eeeeeh... aku masih kepanasan Rikaaa.."
"Kalau begitu, tukar bajumu. Nanti panasnya pasti hilang. Atau mandi"
Akane melenguh, ia bangkit dengan penuh kemalasan dan berjalan menuju kamar tidur Rika untuk tukar baju.
Rika meraih remote AC dan menaikkan suhunya karena ia merasa kedinginan.
Akane baru saja kembali dengan mengenakan kaos lengan pendek dan hotpants, ia mengikat tinggi rambutnya sehingga lambang kepemilikan vampire terlihat jelas di tengkuknya. Ia berjalan menuju kulkas dan mengambil air putih dingin yang sudah ada didalam botol. Ia meneguknya sampai habis.
"Segitu merasa panasnya kamu Akanen?? Sampai-sampai air minumku kamu habiskan"
Akanen menyeka mulutnya.
"Kalau aku jelaskan, kau tidak akan mengerti Rika"
Rika menggembungkan kedua pipinya. Ia meraih remote televisi kali ini. Mencari siaran yang bisa menghiburnya.
Akane yang masih berdiri di depan kulkas tiba-tiba termenung. Ia teringat akan sesuatu.
"PONKA!! Kita beli kakigori yuk..."
Rika memindahkan arah pandangannya ke arah Akane
"Eh? Memangnya udah ada yang jual? Ini kan belum masuk musim panas"
"Udara diluar sudah sepanas ini, tidak mungkin tidak ada yang jual. Ayolaaah.."
Akane merengek-rengekRika hanya mengangguk dan segera mengambil tasnya. Akane mengikutinya karena harus mengambil topi. Ia tidak mau kepalanya di sengat panasnya matahari.
--------------------------
Meski Akane sudah memakai topi, ia tetap merasa kepanasan. Pada akhirnya topi itu ia pakai untuk mengipas tubuhnya yang mulai bercucuran keringat. Rika dan Akane kini berhenti di taman, Akane tampak kelelahan, ia sedikit membungkuk. Ia menyeka keringat yang mengalir di dahinya.
"Bagaimana Akanen? Masih tetap mau lanjut? Toko yang jual kakigorinya masih lumayan jauh loh"
"Aku tidak akan menyerah!!"
Akane menegakkan tubuhnya dan menarik tangan Rika untuk melanjutkan perjalanan.
Akane masih memegangi tangan Rika, ia seakan tidak sabar menikmati kakigori yang di nanti-nantinya. Pegangan Akane mulai menurun, yang awalnya di tangan Rika kini berpindah ke jari tangan Rika karena Rika juga mulai berkeringat. Akane berhenti dan menatap Rika, mereka saling tertawa.
"Aku baru tau kalau tubuhmu jadi licin begini kalau sudah berkeringat"
Rika hanya tertawa. Akane mulai melepas genggamannya dan membiarkan Rika berjalan mengikutinya. Sampai akhirnya mereka tiba di toko khusus menjual kakigori. Wajah Akane yang tadinya lusuh, berubah ceria. Tanpa ragu, Akane memesan kakigori ukuran besar dengar syrup rasa cherry. Sedangkan Rika memilih syrup melon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Should I, LOVE You? (1) [Complete]
أدب الهواة[GxG content available] [Adult Content] Rika tinggal dengan seorang vampire bernama Manaka yang sudah menjaganya sejak ia kecil. Manaka tidak pernah bersikap sopan terhadap Rika, Rika terbiasa dengan hal itu. Namun, semakin lama.. ada vampire lain y...