Aku duduk sendirian di bangku taman sambil membaca buku biologi yang baru saja aku pinjam. Istirahat ke dua biasanya kantin penuh, aku malas untuk mengantri di kantin yang sangat-sangat banyak penggemarnya. Aku membuka daftar isi dan membuka bab yang kelasku pelajari tadi pagi.
Belum satu paragraf yang aku baca, sebuah kaleng soda mnghalangi bacaanku. Aku mendongak dan menatap tajam pada seorang cowok yang nyengir padaku.
” serius amat, non.. nih, kali aja elo kepanasan duduk di taman tanpa seorang pun yang menemani..” cowok di hadapanku nyengir lagi. Ia membukakan kaleng sprite—minuman kesukaanku—dan memberikannya padaku. Aku menepuk-nepuk bangku sebelahku yang kosong agar dia duduk bersamaku.
“Gue gak kesepian kok,” ucapku pelan. Aku menyeruput sprite pelan-pelan sembari menunduk. Dari balik rambut panjangku yang tidak aku ikat, aku melihat cowok yang sudah bersamaku bertahun-tahun.
Dia enggak ganteng, tapi menarik. Matanya yang tajam selalu menampakkan keseriusan. Tapi, bibirnya selalu melontarkan sesuatu yang konyol. Kadang kala, aku bingung apakah dia serius dengan ucapannya atau tidak. Dibalik seragamnya yang biasa aja, ada otot-otot yang sudah dilatih karena dia seorang atlet basket dan bela diri karate. Kalau untuk masalah cewek, sudah tidak di ragukan kagi, dia tidak menaruh hati padaku. Cewek-cewek yang pernah jadi pacarnya biasanya dari kalangan anak-anak cheers, MD (modern dance) dan juga anak-anak paduan suara. Cewek-cewek berparas cantik dan jago banget nge-mix and match baju-bajunya. Sedangkan aku—seorang cewek theater dan sience klub, punya kulit yang tidak masuk putih atau kecoklatan, lebih senang bergul dengan buku dari pada manusia, dan ber IQ jenius—mungkin karena itu pikiranku selalu merajalela kemana saja.
See? Seriuosly, I’m nothing..
“Heeey… back to earth, Kirana!”
“Eh, sorry. What did you say, Karel…?”
KAMU SEDANG MEMBACA
between Kirana, friendship, and Love (completed)
Teen Fictionkirana. karel. fabian. ucup. persahabatan antar lelaki dan perempuan itu enggak pernah murni! yakin? awalnya sih Kirana merasa yakin, hubungan antara sahabat-sahabatnya itu tanpa ada rasa sama sekali. tapi, cinta kan gitu.. datang gak di jemput, pul...