selama pelajaran, aku tidak berkonsentrasi sedikitpun. padahal, guru fisika yang amat menyebalkan di depan sudah bercuap-cuap selama satu setengah jam.
sejujurnya aku agak tidak peduli. terserahlah apa menurut Isaac Newton, Archimedes, Thomas A. Edison dan kawan-kawan sejawatnya mengenai sikapku pada fisika. tanpa mood yang jelek seperti ini pun aku sudah benci dengan pelajaran itu, apalagi saat aku sedang bete setengah mati gara-gara kejadian tadi pagi. uugh! pengen ngelempar sesuatu deh!
"silahkan.. anda mau melempar apa?" Pak Ashar di depanku dengan mulut lebar dan mata bulat yang menyiratkan kemarahan.
apa tadi aku baru saja mengucapkan apa yang aku pikirkan? Oh My..
"maaf pak.. saya mau ngelempar buku ini pada tembok dan mengukur gaya yang saya berikan, juga saya ingin tahu apakah yang saya lakukan termasuk tumbukan lenting sempurna atau tidak lenting sama sekali.." jelasku ngelantur ke berbagai teori yang ada di otakku.
"mengenai hal itu.." Pak Ashar melanjutkan mengajarnya dan lupa pada perbuatanku yang agak kurang ngajar tadi. kuelus dadaku pelan-pelan dan menghela napas.
kenapa?
aku mengambil kertas yang berada di samping kananku dan menulis balasannya.
enggak, gue cuma tadi agak sedikit.. khawatir
tentang?
aku menatap Fitri—teman sebangkuku—dengan pandangan pasrah.
tadi pagi gue lihat Yuri dan Karel
mereka rujuk… LAGI??!
aku mengangguk samar sembari pura-pura menulis apa yang Pak Ashar tulis di depan kelas.
kenapa elo kacau gini? bukannya kalian cuma.. sahabat?
aku menatap tulisan cakar ayam milik Fitri dan berfikir sebentar. iya, memang masuk akal. kami kan hanya sahabat biasa. Fitri terkadang emang pintar!
yeah, you’re right! we’re best friend and it’ll never change!
Fitri tersenyum membaca tulisanku.
oh iya, tadi elo agak telat sampai kelas, ada 3 surat cinta, I think. one was from our junior and two were from guys in other classes.
dibalik kertas tulisan Fitri, ada 3 surat berwarna biru, hijau dan ungu.
yang mana dari adek kelas kita?
Fitri mendorong surat berwarna hijau. aku mengambilnya dan merobeknya pelan-pelan hingga menjadi serpihan kecil. Fitri agak terkejut tapi cepat-cepat mengganti ekspresinya—karena takut ketahuan Pak Ashar.
"oke.. pelajaran berakhir. besok, akan saya adakan test dengan materi kelas sepuluh." setelah berkata begitu, Pak Ashar langsung membereskan barang-barang di meja guru dan pergi keluar kelas.
"Na, kenapa elo robek gitu?!" teriak Fitri tiba-tiba.
KAMU SEDANG MEMBACA
between Kirana, friendship, and Love (completed)
Teen Fictionkirana. karel. fabian. ucup. persahabatan antar lelaki dan perempuan itu enggak pernah murni! yakin? awalnya sih Kirana merasa yakin, hubungan antara sahabat-sahabatnya itu tanpa ada rasa sama sekali. tapi, cinta kan gitu.. datang gak di jemput, pul...