The X's - Ending

480 8 0
                                    

Seorang cowok keluar dari mobil ferarri merah dan mulai memasuki sebuah klub malam yang terkenal di kalangan sosialita. Klub The X’s. Ia menyerahkan kunci mobilnya pada petugas vallet yang tersenyum dengan ramahnya. Ia mengambil jaket kulit hitam yang ada di kursi penumpang dan menentengnya.

“malam, mas..” sapanya.

“jangan sampai kena gores.” Ucap cowok tersebut memperingatkan. Sang petugas vallet mengangguk patuh.

Cowok itu menggunakan jaket kulit hitam untuk menutupi baju formal yang ia gunakan. Beberapa kali ia menolak rangkulan dan godaan wanita berpakaian minin yang bertebaran di seantero masuk klub tersebut. Begitu memasuki area dance floor, suara menghentak yang diputar oleh DJ membuat hampir semua pengunjung mengikuti alunan musik yang upbeat.

Tanpa menghiraukan orang-orang di sekitarnya, ia menuju area yang di jaga oleh seorang petugas berbaju rapi—tuxido—berwarna hitam. Sang petugas membukakan kait yang membatasi area VIP di atas area dance floor. Cowok itu segera menaiki tangga. Ia membuka pintu VIP dan mendapati orang yang sedang bersantai bersama beberapa lelaki dewasa berbaju bagus.

“ada apa? Gue sibuk!”

“sibuk sama cewek lo? Kirana, right?

it’s not your concern anymore..”

Cowok di hadapannya—Fabian—melemparkan amplop tebal pada cowok berjaket kulit hitam, Karel. “gue balikin duit lo! Gue gak akan pura-pura baikan di depan Kirana lagi. Cukup kemarin!” Fabian menatapnya dengan sinis.

“gue kira—“

“gue gak mungkin maafin lo!” Fabian berdiri membuat beberapa lelaki dewasa yang berada di sekitarnya berdiri juga. Badan mereka yang besar membuat Karel agak menegang sedikit. “easy..” ucap Fabian dingin. Mereka semua akhirnya duduk kembali.

Muka antara Fabian dan Karel hanya terpaut tujuh senti. Muka Fabian yang terlihat ramah dan humoris akhir-akhir ini menghilang tanpa bekas. Yang terlihat hanyalah diri Fabian yang bengis dan dingin.

“elo belum cukup ngerti juga? Hm? Gue. Belum. Puas. Bikin. Elo. Sakit. Ngerti?”

Karel hanya menatap Fabian dengan muka pucatnya.

________________________________________________________________

POJOK AUTHOR

hueheheheheheeheee..

entah kenapa bahagia.

setelah ngepost dan aku diem terus tanpa ngomen apa-apa di tiap post (acctually, I really want to say something, but, I didn't do it :D) aku nyediain buat readers semua nanya. comment aja. diusahakan di balas :))

respect each other yaaa..

you can give me some vote or comment--it much better if you give me two of them :)))))

🎉 Kamu telah selesai membaca between Kirana, friendship, and Love (completed) 🎉
between Kirana, friendship, and Love (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang