Suara motor membelah jalanan yang masih kosong. Karel cinta motornya dan lebih mencintainya lagi saat dia kebut-kebutan. Aku tahu sejak kenal dia. Karel bukan tipe cowok yang ingin menggunakan mobil, dia lebih senang menggunakan motor.
Dalam waktu dua puluh menit, kami sampai di sekolah. Dan setiap menitnya, Karel tidak mengajakku ngobrol. Sesuatu yang aneh sejak.. Ya ampun! Aku kan lagi marah sama dia! Runtukku di dalam hati. Aku memajukan bibirku dan langsung ngeloyor begitu aku turun dari boncengannya.
“eh.. eh.. Ran..” Karel mengejarku dari belakang dan langsung mencekal tangan kananku.
“apa?” tanyaku galak dan memelototi Karel.
“itu.. helm gue balikkin dong!” Karel mencopot helm dari kepalaku. Aku malu setengah mati. Tapi, aku tahan dengan berbalik dan berlari dari parkiran.
Di depan lapangan sepak bola, aku berhenti sebentar untuk mengambil napas. Aku menengok ke belakang dan tidak mendapati batang hidungnya Karel. Berarti dia tidak mengikutiku sampai sini. Aku menghela napas lega.
“kenapa sih, Kir?” di depanku Ucup menatapku dengan penasaran.
Aku terlonjak kaget, “kamu niih.. ngagetin aja!” aku mengelus-elus dadaku untuk menghentikan degup jantungku yang mulai tidak beraturan.
“kaget karena liat aku di sini atau kaget karena aku dateng tiba-tiba?” tanyanya dengan senyum jail khas Ucup.
“dua-duanya tauu!” semburku sambil tergelak.
“ku antar sampai kelas, ya?” pinta Ucup tiba-tiba.
“eh.. tapi kan..” aku menatap beberapa anak futsal yang menatap kami penasaran.
“gak mau ya?”
“hah? Bukan.. bukan.. tapi.. emmm..”
“pagi, kalian!” sapa seorang cewek dari belakang kami. Aku menatap mata hijau seorang cewek yang sedang bergelayut mesra dengan Karel.
“pagi juga, Yuri!” Ucup membalas sapaan Yuri, senyumnya agak memudar saat melihat Yuri yang melingkarkan tangannya pada Karel. “morning, Bro!” sapa Ucup pada Karel.
Muka tidak peduli Karel hanya mengangguk sebentar. Yuri membicarakan sesuatu dengan sangat heboh. Tapi, kosentrasiku hanya pada lingkaran tangan milik Yuri dan Karel. Ucup menimpali beberapa omongan Yuri dan Karel hanya diam. Apa mereka..?
“kalian pacaran.. lagi?” tanyaku agak tersendat. Perlu diketahui, Yuri dan Karel beberapa kali putus-nyambung—walaupun diselingi mantan-mantan Karel yang menggunung—tapi, pada akhirnya Karel kembali lagi pada Yuri yang super duper cantik bak putri dari buku dongeng.
“iyaa.. kemarin, tiba-tiba Karel menelepon gue buat balikan ke empat kalinya. Gue tau kalau dia pasti masih—“
“ke kelas yuk, sayang..” Karel memotong omongan Yuri. Ia menatap aku dan Ucup bergantian dan langsung pergi berjalan menuju gedung kelas.
“Ya udah, aku ke kelas dulu, sampai jumpa nanti istirahat, Cup!” aku segera berjalan cepat menuju ruangan kelasku.
KAMU SEDANG MEMBACA
between Kirana, friendship, and Love (completed)
Teen Fictionkirana. karel. fabian. ucup. persahabatan antar lelaki dan perempuan itu enggak pernah murni! yakin? awalnya sih Kirana merasa yakin, hubungan antara sahabat-sahabatnya itu tanpa ada rasa sama sekali. tapi, cinta kan gitu.. datang gak di jemput, pul...