2. Ucup

581 11 0
                                    

Aku tersadar dari lamunanku dan menatap Karel dengan bingung. Dia seperti menunggu sesuatu untuk aku katakan. Tapi aku malah menatapnya terus. Mata hitamnya terlihat dalam. Entah bagaimana, tidak ada satu hal pun yang dapat mengalihkan perhatianku. 

“Elo sakit, Ran?” Muka Karel langsung terlihat khawatir.

Aku gelagapan dan hanya menatapnya dengan diam. “Enggak, gue gak sakit.. kenapa?”

“Muka elo pucet.. udah makan belum?” Tangan kananya langsung menempel di dahiku. “Enggak panas..” gumamnya.

Aku menepis tangannya dan berdiri dari kursiku. Aku menyembunyikan mukaku dari Karel agar ia tidak tahu muka merahku saat ini.

“Eh, eh, salah ngomong ya, gue?” Tanyanya dari belakangku. Aku hanya menggeleng dan terus berjalan menuju kelasku di lantai atas.

“Sampai ketemu nanti pulang sekolah ya, Rel..” kataku dan langsung berlari. Takut Karel mengejarku seperti biasanya.

"Kamu kenapa lari-lari, Kir?" Tanya seseorang dari belakangku. Aku membalik dan kaget mendapati seorang cowok setengah bule menatapku dengan jenaka.

“Eh, kamu cup..” cowok itu tersenyum padaku.

Ucup Sunandang. Apa yang kalian bayangkan dari sosok ini? Cowok pendek, item, jelek, dan jelas-jelas cowok paling gak populer di sekolah? Oke.. mungkin kalain harus belajar kata ‘don’t judge someone by cover’

Ucup ini cowok paling ganteng di sekolahku. Dia cowok setengah bule yang punya tinggi sekitar seratus delapan puluh senti. Kegantengannya hampir membuat gempar SMA Nusa Dua Internasional. Saat orientasi siswa dulu, dia merupakan idola para kakak kelas. Saat semua orang mendengar perkenalan dirinya, tidak ada satu orang pun yang tidak menganga mendengar namanya. Termasuk aku.

Menginjak kelas sebelas, motor automatic-nya berganti menjadi mobil jeep keluaran terbaru. kemudian, semua orang berkesimpulan yang sama, cowok ini tajir abis. Aku dan dia bisa dekat berkat Karel yang selalu menjadi sahabatku dan sahabat Ucup.

“Mikirin siapa sih? Aku ya?” Tanyanya sambil menampilkan muka sok cool.

“Iihhh.. pede deeeh..” jawabku sambil tertawa.

“Hahaha.. gak apa-apa dong! Eh, mau ke mana?”

“Mau ke kelas, cup..” jawabku sembari tersenyum.

“Okee.. aku antar ya?” Tanyanya sedikit ragu. Aku hanya mengangangguk pelan sambil menunduk.

Ucup meraih tanganku dengan ragu. Aku hanya bisa menerima uluran tangannya dan berjalan bersama menuju kelas.

between Kirana, friendship, and Love (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang