4. bohong

357 8 0
                                    

Masih dengan perasaan kesal, aku memasukki rumah dengan tergesa. Bi Atik membukakan pintu depan dan menyapaku seperti biasanya. Namun, karena mood yang sudah rusak, aku hanya melewatinya begitu saja. Aku melongok ke ruang tamu dan kamar orang tuaku. Mama tidaak berada di kedua tempat itu.

Akhirnya, aku memutuskan untuk berganti baju dahulu di kamarku. Jam menunjukkan sudah jam setengah empat sore, aku buru-buru masuk kamar mandi dan berwudhu untuk shalat ashar. Setelah selesai shalat, pintu kamrku di ketuk dua kali. Aku melepas mukena dan dengan segera membuka pintu kamar.

“eh, anak mama udah pulang.. mau makan, say?” Mama masuk dengan santai dan duduk di ujung tempat tidurku.

“Loh, bukannya mau pergi, mam?” Tanyaku bingung menatap baju santai yang dikenakan loeh mama. Mama menatapku dengan bingung dan berdiri.

“Enggak, kata siapa? Malahan.. mama mau minta bantuan kamu buat masak cake buat acara nanti malem,”

Aku melepaskan baju seragamku dengan cuek dan memakai kaus santai dan celana pendek. 

Naah.. bener mau pergi kan? Eh, tapi malem? Tapi kok.. pikiranku betkecamuk. Aku duduk bersebelahan dengan mama dan menyandar padanya.

“kenapa, sayang?” Mama mengelus-elus rambut panjangku pelan. Aku menggeleng.

“Kalau gitu, ayo.. buat cake!” Ujarku bersemangat. Aku berdiri dan menarik tangan mama. Mama hanya tertawa dan ikut denganku menuju dapur.

between Kirana, friendship, and Love (completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang