"Ah, disitu kau rupanya,"
Sahutan suara Thomas terdengar sampai telinga Sheryl, namun alih-alih menoleh ke pria itu, dia hanya menunduk seraya menghela napasnya. Dia belum siap untuk bertemu siapapun kali ini. Melihat dengan kedua matanya sendiri kehadiran perempuan yang mengaku-mengaku mengandung bayi Justin sudah membuatnya gundah. Meski dia juga yakin bahwa perempuan itu tidak mengandung anak Justin sama sekali, tapi perasaannya berubah menjadi... entahlah, mungkin kecewa?
Apa yang kau harapkan bila ada seorang gadis yang menghampiri kekasihmu sendiri terang-terangan di depan umum dan mengatakan jika dia mengandung anaknya? Mungkin bisa saja itu berita bohong, tapi membayangkan Justin pernah berhubungan seks dengan orang itu membuat Sheryl merasa kecewa. Dia tidak tahu harus bagaimana. Mungkin saja ini bukan sekali dalam hidup Justin, mungkin kekasihnya telah melakukan 'hal' itu berkali-berkali dengan para jalang. Dan Sheryl benci untuk memikirkan fakta satu ini.
Seharusnya dia tidak terlalu mempermasalahkan masalah ini, karena bagaimana pun ini negara bebas. Dia terlalu berlebihan. Berhubungan seks dan semacamnya bukan tindakan ilegal. Tapi walau tinggal di negara ini, Sheryl dan adik-adiknya selalu diajarkan untuk mengetahui sangat berharganya tubuh mereka. Memberikan hal berharga pada orang yang belum sah terikat dengan mereka bukan hal yang lazim. Ayah Sheryl bahkan sudah mengajarkan soal itu ketika Sheryl masih kecil. Apa salah jika dia pernah mengharapkan memiliki kekasih yang tidak seperti Justin?
Bukannya dia tidak sungguh-sungguh mencintai Justin atau tidak memginginkannya, tapi— ah, sudahlah. Sheryl memainkan jemari-jemarinya, berusaha sibuk dengan pikirannya sendiri tanpa mempedulikan kehadiran Thomas yang sekarang telah duduk di sampingnya.
"Aku tahu bagaimana perasaanmu, Sheryl Bradson, tapi percayalah, Justin melewati masa-masa sulit ketika itu," ucap Thomas sembari memandang lurus ke depan, mereka berdua sama-sama tidak memandang wajah milik satu sama lain.
Masa-masa sulit? Apa maksudnya? Kening Sheryl berkerut kasar.
Melihat Sheryl yang kebingungan, Thomas segera melanjuti perkataannya. "Aku yakin Justin telah menceritakan segalanya padamu tentang Mikaila. Juga apa hubungan yang terjadi diantara kami,"
Ah, Mikaila. Mengingat hal itu Sheryl langsung memukul pundak Thomas berkali-kali tanpa henti. "Ah, aku jadi ingat jika aku berniat menghajarmu tadi." Dia terus memukul tubuh pria itu seolah Thomas bisa membuat rasa kesalnya hilang dengan pukulan tangannya. "Kau memang benar-benar cowok brengsek, Thomas Sangster! Sungguh!"
"Aw, aw! Astag—aw, hentikan itu!" Thomas meringis seraya berusaha menghentikan pukulan-pukulan yang menyerbunya. Dia segera menangkap tangan Sheryl cepat, membuat gadis itu tidak bisa memukulnya lebih lama lagi.
Sheryl menghembuskan napasnya kemudian menarik tangannya dari Thomas. "Aku ingin membencimu karena perlakuanmu pada Mikaila, tapi aku tidak bisa. Kau bersikap sangat baik padaku, ini sulit,"
Thomas memandang Sheryl dan menarik senyum kecilnya. Dia memandangi perempuan itu cukup lama sebelum mengatakan. "Terima kasih untuk tidak membenciku. Kau tahu, aku mengira kau bakal sangat membenciku karena mengetahui kebenaran soal itu,"
"Aku ingin tapi aku tidak bisa. Lagipula aku yakin kau sudah berubah jadi laki-laki yang lebih baik. Kau menyesal soal itu,"
Thomas mengangguk. Mereka diam. Keadaan berubah sunyi. Satu menit. Dua menit. Tiga menit. Sheryl terus menghitung detik demi detik waktu sampai akhirnya suara pria di sebelahnya membuatnya menoleh dan berhenti menghitung. "Sebenarnya, bisa dibilang kami dulu pernah terlibat cinta segitiga, mungkin. Ah, tidak juga, karena aku tak merasakan apapun pada Mikaila sampai akhirnya aku menyadari jika aku memang membutuhkannya. Maksudku, aku baru sadar jika aku mencintainya ketika dia sudah tidak ada, aku benar-benar laki-laki bodoh karena tidak bisa menyadarinya lebih cepat," jelasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unbroken • jb
FanfictionSheryl Bradson punya kehidupan yang membosankan sekaligus menyedihkan. Tidak ada yang menarik dalam ceritanya, dia hanya punya kisah yang sama setiap harinya; yaitu bagaimana caranya untuk bisa mendapatkan uang untuk keluarganya dapat bertahan hidu...