"Apa kau berniat menceritakan padaku apa yang sebenarnya terjadi padamu dan Justin?"
Megan menarik sebelah alisnya sembari menatap Sheryl jahil, perempuan yang ditatap seperti itu pun sontak mendengus. "Kami berbaikan tadi pagi."
"Ah, tentu aku tahu kalian berbaikan, maksudku bagaimana bisa kau berpakaian seperti sekarang? Kau memakai pakaian milik Justin kali ini."
"Lalu memangnya kenapa jika aku memakai baju Justin?" Tanya Sheryl sebal. Gadis itu tahu jika sebenarnya Megan hanya berniat menggodanya, bukan betul-betul ingin tahu dengan apa yang terjadi dengannya dan Justin. Lihat saja wajahnya yang menyebalkan begitu. Sekaligus Sheryl sedang berusaha untuk tidak salah tingkah akibat pertanyaan Megan dengan bertingkah sok acuh, tentu saja dia menahan sebisa mungkin agar pipinya tidak memerah mengingat kejadian semalam. "Pokoknya kemarin kami tidak sengaja bertemu, lalu dia tiba-tiba saja tidak sadarkan diri. Otomatis aku mengantarnya pulang. That's it,"
Perempuan berambut merah itu memandang Sheryl dengan pandangan tidak suka. "Apa-apaan dengan ceritamu itu. Aku menginginkan detailnya, Sheryl fucking Bradson!" Ucapnya sembari melipat kedua tangannya di depan dada, lantas menarik tubuhnya ke samping untuk mendekat kearah Sheryl sembari menyengir meledek. "Apa pakaian Justin nyaman di tubuhmu? Dan oh, kenapa kau memilih celana basket untuk dipakai sekarang? Selera pakaianmu benar-benar payah!"
Sheryl memutar bola matanya. "Tidak ada cerita detail untuk kau dengar dariku. Itu sudah cukup, berhenti bersikap ingin tahu segala hal, Megan," lantas dia mendorong tubuh perempuan itu pelan agar menjauh darinya. "Dan berhenti mengejek selera fesyenku. Semua orang punya selera beda-beda, tolong jangan samakan aku denganmu."
"Aku yakin Justin punya jins di lemarinya, lantas mengapa kau lebih memilih celana basket? Oh, aku tahu, apa karena celana ini pernah terkena keringat kekasihmu itu makanya kau—"
"Demi Tuhan, Megan, otakmu benar-benar sudah miring! Aku memakai celana ini karena memang satu-satunya sesuatu yang bisa kugunakan, celana jins Justin itu besar sekali di tubuhku. Aku seperti diejek habis-habisannya hanya dengan berkaca sembari menggunakan celana jinsnya, aku seolah tenggelam memakai benda itu." Sangkalnya dengan penuh penekanan, memberi penegasan pada Megan untuk segera menjauhkan pikiran-pikiran tidak warasnya itu. "Oke, cukup untuk pembicaraan soalku. Sekarang kau harus menjelaskan padaku bagaimana kau bisa berbaikan dengan Thomas semalam,"
"Tidak mau. Kau bahkan hanya bercerita super singkat soal kejadianmu bersama Justin tadi malam." Megan menggeleng.
Gadis itu mendesah kecil. "Baiklah, aku tidak akan menanyakan soal itu lagi sekarang." Lantas Sheryl menggigit bibirnya canggung, pembicaraan yang kali ini mungkin agak sedikit membuat Megan tidak nyaman, tapi dia butuh penjelasan dari temannya itu. Setidaknya sedikit. "How about Mikaila? Apa maksudmu dengan bilang jika kau merupakan sahabatnya semalam di monil Thomas?"
Wajah riang Megan sontak berganti menjadi membeku. Sedikit terkejut, benar-benar tidak mengira Sheryl bakalan membicarakan hal ini padanya sekarang. Baru saja dia bisa benar-benar melupakan kesedihannya tadi malam, Sheryl kembali mengungkitnya lagi pagi ini. Tapi Megan tidak menyalahkannya, sungguh, dia yakin jika dia berada di posisi Sheryl sekarang ini, dia pasti akan bersikap sama dengan gadis itu. Mungkin sedikit lebih memaksa.
"Megan?"
Perempuan itu mengerjap beberapa kali sebelum menggelengkan kepalanya kecil. "Mikaila ada pembicaraan yang berat untukku, Sheryl. Aku akan menjelaskan semuanya padamu, tapi tidak sekarang. Meski sudah tiga tahun aku kehilangannya, tapi ini masih berat bagiku. Maafkan aku," kemudian tanpa Sheryl duga sedikit pun, Megan bangkit dan pergi dari sana. Meninggalkannya penuh dengan perasaan bersalah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Unbroken • jb
FanfictionSheryl Bradson punya kehidupan yang membosankan sekaligus menyedihkan. Tidak ada yang menarik dalam ceritanya, dia hanya punya kisah yang sama setiap harinya; yaitu bagaimana caranya untuk bisa mendapatkan uang untuk keluarganya dapat bertahan hidu...