1. Rosalinda Telenovela

45.3K 1.5K 56
                                    

"Ayah!" panggil seorang gadis kecil berusia lima tahun.

Wildan Syarifin-ayah dari gadis kecil itu-melirik ke arah anak perempuannya. "Ya?" sahut Wildan. Pria 36 tahun itu sedang mengenakan jaket kulit sintetis yang sudah usang setelah lima tahun lalu ia beli.

"Ayah mau bawa Lili ngojek lagi seperti kemarin?" tanya gadis kecil itu.

"Hari ini Lili main di rumah Tante Nilam, ya?" jawab Wildan sambil mengusap rambut sang putri. "Kalau Ayah bawa Lili terus saat ngojek, nanti Lili bisa masuk angin."

"Yes! Akhirnya Lili bisa nonton Fernando jatuh cinta sama Rosalinda dengan Tante Nilam!"

Lili Yana berlari riang keluar, menuju rumah di sebelah mereka yang bergaya minimalis sambil berteriak, "Tante Nilam! Sudah sampai mana Fernando jatuh cinta pada Rosalinda?" Bukan sapaan salam yang diberikan oleh gadis kecil itu. "Lili hari ini mau dititip Ayah lagi!"

Wajah Wildan terlihat cengo. Ia mengira sang putri akan sedih jika ditinggalkan di rumah atau dititipkan lagi. Sebab anaknya itu sering mengatakan kesepian tak ada adik atau teman untuk bermain. Namun, rupanya sang putri malah terlihat bersemangat. Bahkan, Lili menitipkan dirinya sendiri ke rumah tetangga mereka sekaligus teman semasa sekolah Wildan dulu.

Tak berapa lama terdengar suara ceria dari istri temannya. "Lili, ayo! Sudah mau mulai nih! Rosalinda ternyata sudah masuk rumah sakit jiwa!" balas Nilambari, heboh.

"Yes! Berarti Lili enggak telat!"

Wildan menggaruk kepalanya. Anak yang lima tahun lalu lahir dari rahim istrinya itu, sungguh sangat bersemangat.

Ikut siapa sifatnya?

Pria blasteran Surakarta-Makassar itu berjalan keluar rumah, lalu mengunci pintu. Lama matanya memandangi halaman kecil rumah peninggalan ayahnya, sebelum kemudian kakinya melangkah pergi.

Tak perlu dia minta izin untuk menitipkan putrinya kepada Nilambari lagi. Sebab selama beberapa bulan mereka pindah dari Ketapang ke Solo, sang putri selalu dititipkan ke rumah sahabatnya.

Bukan dia mau menelantarkan anaknya di rumah orang, tetapi dia terpaksa melakukan itu.

Keadaan ekonomi mereka di Ketapang kurang baik. Jadi dia dan keluarga kecilnya memutuskan untuk mengadu nasib di kota kelahiran. Dia yang hanya tukang ojek dengan sepeda motor butut milik orang, sedangkan istrinya bekerja sebagai buruh pabrik tekstil, tak bisa membawa anak mereka ketika bekerja. Lagi pula, teman sekolahnya tak keberatan sama sekali, terutama istri dari temannya.

Wildan menyalakan mesin motor. Asap hitam keluar dari knalpotnya. Dengan mengenakan helm, dia menaiki motor itu, lalu melaju perlahan keluar dari perkampungan tempat tinggalnya.

***
"Assalamu'alaikum!" seru anak laki-laki berusia sembilan tahun sambil memasuki rumah. Anak laki-laki berseragam merah-putih itu mengerutkan kening. Salamnya tidak dibalas oleh sang ibu. Ah, sudahlah, mungkin ibunya sedang menonton telenovela lagi.

Ketika kakinya melangkah memasuki ruang keluarga, terdengar suara heboh dari dua perempuan.

"Kebakaran! Kebakaran! Keluar dari situ!"

Dika berlari mendekat ke arah ibunya, suara teriakan heboh itu membuat Dika terkejut.

Di mana kebakarannya?

"Kebakaran, Tante Nilam! Kebakaran!" Lili berteriak heboh. Ia begitu antusias sambil menatap lurus televisi berukuran 14 inci.
"Ma! Apa yang-" Kalimat Dika terhenti.

"Ya ampun! Kasihan Rosalinda masih di dalam rumah sakit!" Lili meraung sedih.

Nilam mengepalkan kedua tangannya dengan mata melotot kesal. "Dasar mertua menyebalkan! Beraninya dia membakar rumah sakit!"

Lili's Love Story [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang