40. Cita-cita Tercapai

18.1K 921 34
                                    

...

Nilam dan menantunya duduk di teras rumah milik Arfa sambil melihat-lihat majalah makanan. Sedangkan Arfa sedang menyulam.

Sekarang itu kebiasaan yang dilakukan oleh tiga wanita itu.

"Enak sekali rawon ini." Lili melotot ke arah gambar rawon di dalam majalah.

"Iya yah enak," timpal Nilam, dia memperlihatkan gambar rawon ke arah Arfa yang sedang menyulam syal.

"Ra, lihat gambar ini."

Arfa mendongak lalu melihat gambar rawon.

"Kelihatan enak yah?" tanya Nilam.

Arfa mengangguk, "Iya, Kak. Enak."

"Lili pengen makan?" tanya Nilam ke Lili.

Lili menggeleng.

Nilam hanya manggut-manggut. Setelah itu Nilam melihat ke arah perut Lili yang berlemak. 

Tiga bulan.

Sudah tiga bulan anaknya dan Lili menikah tapi belum juga ada tanda-tanda cucu.

Dika mengatakan bahwa dia masih ingin menghabiskan masa berdua dengan Lili. Lagipula, sang istri yang pecicilan itu, belum cocok jadi seorang ibu, takutnya anak mereka kenapa-kenapa.

"Ya ampun! Bakso!" Lili melotot lagi.

"Wah, enak kayaknya," timpal Nilam.

"Hiii! Soto!" Lili berteriak histeris.

Di dalam rumah, Hasyim yang sedang duduk baca koran di ruang tamu terkaget. Anak menantunya berteriak sadis. Sedangkan di dalam kamar Dika dan Lili, Dika yang sedang serius melihat laptop mengerutkan keningnya.

Sang istri makin hari makan ganas. Teriak sana-sini. Ibunya juga sama, ikut teriak sana-sini. Wanita yang waras sepertinya adalah Ibu Ara. Syukurlah ada penetral untuk dua wanita itu.

Dika sedang sibuk mengetik sambil membaca sesuatu. Tahun ini sudah tahun 2021. Pandemi Corona mulai berangsur-angsur membaik. Meskipun baru pertengahan Januari, ekonomi negara bertahap pulih. Tempat-tempat wisata telah dibuka, rumah makan telah dibuka. Sedangkan dia telah mengundurkan diri dari perusahaan milik Jefri sebelum menikah dengan Lili. Dia sekarang harus pintar-pintar mencari uang, sebab sekarang dia punya tanggungan, yaitu sang istri.

Dia bersyukur atas satu sifat yang sang istrinya punya, yaitu tidak terlalu boros. Lili makan apa adanya, tidak terlalu menuntut makan ini dan itu.

"Aaaahh!"

Terdengar suara teriakan Lili.

Dika terkaget, dia cepat-cepat melihat dari jendela.

"Bebek kari! Bebek kari! Bebek kari!" suara seruan Lili.

"Kamu mau makan?" tanya Nilam.

"Em, nggak ah!"

"Loh?" Nilam bingung.

"Bebek itu sepupu dua kali dengan ayam, jadi Lili nggak mau makan."

Nilam, "...."

Dika, "...."

Nah, kan. Sang istri semakin menjadi-jadi.

Dika hanya bisa geleng-geleng kepala atas kelakuan yang istri.

°°°

Lili duduk di atas ranjang sambil menyipit ke arah Dika yang sedang serius mengetik.

"Mas Dika ngapain?"

"Ketik."

"Ketik apaan?"

"Rencana."

"Rencana apaan?"

Lili's Love Story [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang