55 Sequel Ibu Lili 15

15.7K 771 27
                                    

Jefry terlena dengan senyuman manis yang diberikan Arfa hingga Lili datang membawa segelas teh manis hangat, dia tak kunjung tersadar.

"Om Jefry, itu Lili udah buatin tehnya, diminum yah," ujar Lili pada Jefry yang masih memandangi wajah Arfa.

Hal ini membuat Arfa terlihat salah tingkah dengan tatapan Jefry. Dia terlihat kelagapan dan bingung ingin bicara apa pada Jefry.

Lili mengerutkan keningnya saat melihat Jefry tak membalas ucapannya dan hanya diam. Dia melirik ke arah lirikan Jefry yang ternyata melihat ke arah ibunya. Lili menggaruk kepalanya yang tak gatal.

Saat itu bertepatan dengan pulangnya Dika ke rumah dari rumah makan. Dika hendak memasuki pintu rumahnya, namun melihat istri dan mertuanya berada di rumah sebelah, jadilah Dika merubah haluan pindah ke rumah lama istrinya.
"Assalamualaikum," dalam Dika.

"Waalaikumsalam, Mas Dika!" Lili terlihat senang saat melihat kepulangan sang suami, dia cepat-cepat mengambil tas kresek yang berisi dos kue dan pergi bergelayut manja di badan suaminya lalu menunjukan tas kresek itu.
"Mas Dika, lihat ini! kue! Om Jefry bawa empat dos untuk Lili, ini varian rasa yang berbeda! Lili jadi pengen makan sekarang!" ujar Lili.

Dika tersenyum sopan ke arah Jefry setelah melihat tas kresek itu, dia berkata pada Jefry, "Terima kasih, Om. Maaf ngerepotin, seharusnya Dika yang beli untuk Lili."

Jefry baru tersadar dari lamunan memikirkan betapa manisnya senyum Arfa sejak Lili berseru senang menjawab salam pulang dari suaminya. Jefry mengangguk dan membalas, "Tidak merepotkan sama sekali, Om sudah janji padanya jadi harus ditepati, apalagi ini kan janji sama orang hamil, kalau nggak ditepati nanti bisulan."

Lili terkekeh geli saat mendengar ucapan Jefry. Dika sendiri tersenyum, sementara Arfa berusaha untuk tidak tersenyum lagi. Syukurlah situasi canggung antara dia dan Jefry tidak berlangsung lama karena adanya kehadiran anak dan menantunya.

"Nak Dika sudah pulang kerja?" tanya Arfa.

Dika mengangguk dan menjawab, "Sudah, Bu."

Arfa mengangguk.

"Bu, sudah sore, jangan kerja lagi, nanti lanjutkan besok saja," ujar Lili ke arah sang ibu.

Arfa mengangguk setuju.
"Baik. Ini sudah sore, Ibu mau mandi."

"Ah ya, malam ini Lili dan Mas Dika mau tidur di sini, jangan dikunci yah, Bu. Nanti kita makan malam bersama," ujar Lili memberitahu.

Arfa mengangguk senang setelah mendengar ucapan dari anaknya. Berarti malam ini rumahnya ramai lagi. "Kalau begitu ibu siap-siap mau masak dulu untuk makan malam kita," ujar Arfa dengan nada senang.

Mendengar suara Arfa yang senang membuat hati Jefry juga ikut senang. Dia baru pernah melihat suasana senang lepas dari Arfa.

Jefry melirik ke ada Lili dan bertanya, "Jadi kalian akan tidur di rumah Ibu Arfa?"

Lili dan Dika mengangguk.
"Iya, Om. Setiap dua kali seminggu Lili dan Dika tidur di rumah Ibu."

Jefry manggut-manggut.
"Bagus juga yah, Om kira sejak kamu dan Dika menikah, kalian tidak tidur di rumah ini lagi."

Lili menggelengkan kepalanya lalu membalas, "Kalau Lili tidak tidur di rumah Ibu, nanti Ibu sedih karena kesepian sendirian-"
Lili menutup mulutnya, dia keceplosan.

Hal ini membuat Jefry agak terperangah. Jika Lili dan suaminya tidak tidur di rumah Arfa, maka wanita janda itu akan kesepian sendirian.

Sendirian.

Jefry juga sendirian sejak perginya sang anak. Jefry melirik ke arah Arfa lalu tersenyum penuh ketulusan.
"Arfa, kamu beruntung, meskipun anakmu telah menikah, dia tetap peduli pada perasaanmu. Andaikan saja aki seperti kamu, aku rasa aku sendiri saja yang kesepian."

Lili's Love Story [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang