19. Menjual

18.8K 912 8
                                    

...

Hasyim berdiri di depan hadapan para karyawannya.

Wajah-wajah karyawan Hasyim terlihat sedih, bahkan ada yang sudah sesenggukan menahan tangis. Wajah Hasyim juga tak lebih baik, para karyawannya ini sungguh loyal, sudah berpuluh tahun menemani Hasyim kerja. Tukang masak sudah lebih dari dua puluh tahun, bahkan anak-anak mereka juga menjadi karyawan karena rajin bekerja.

"Saya tidak bisa lagi membayar kalian," ujar Hasyim, suaranya terdengar sedih, "saya minta maaf karena tak bisa membayar penuh kalian bulan ini, hanya setengah saja."

Para karyawan pecah tangis. Mau dapat darimana bos baik hati seperti Hasyim? Meskipun sudah jelas rugi dan terlilit hutang, dia masih punya hati nurani untuk membayar separuh gaji mereka selama sebulan bekerja. Sejujurnya selama sebulan ini, tidak ada banyak pemesanan, hanya satu-dua.

Mata Hasyim memerah. "Seperti yang kalian tahu, saya bukan saja rugi dan bangkrut, namun juga terlilit hutang."

Suara para karyawan semakin terisak. 

"Saya sebenarnya sangat berat ingin mem-PHK kalian, saya tidak tega, namun saya tak punya uang untuk membayar kalian lagi, tak mungkin kalian kerja tanpa dibayar, itu diperbudak namanya."

"Saya minta maaf jika selama kalian bekerja bersama saya yang sudah bertahun-tahun ini, ada, tindakan, kata atau ucapan saya yang secara langsung atau tidak langsung menyinggung hati dan perasaan kalian."

"Pak Hasyim sama sekali tidak pernah menyinggung hati dan perasaan kami, kami justru bersyukur bisa punya kesempatan kerja dengan Bapak," ujar seorang karyawan menahan isak. Sudah cukup lama dia bekerja dengan di tempat usaha Hasyim.

"Iya Pak. Bapak tidak pernah menyinggung perasaan kami. Malah Bapak sangat baik bagi kami," timpal karyawan laki-laki lain.

"Kalau yang mau minta maaf itu harusnya kami, mungkin selama kita bekerja dengan Pak Hasyim, kami malas atau buat banyak kesalahan," ujar karyawan wanita paruh baya, dia adalah salah satu dari empat tukang masak di usaha katering Hasyim.

"Iya, benar, Pak." Yang lain menimpali. Karyawan yang bertugas membungkus makanan, yang bertugas mengantar, dan yang lainnya menahan tangis.

"Pak, jika InshaAllah rejeki Bapak lancar dan usaha Bapak Hasyim bisa jalan lagi, kami siap mau kembali bekerja dengan Bapak Hasyim," ujar karyawan laki-laki.

"Amin," sahut Hasyim. Dia tak bisa menjanjikan apa-apa, sebab masa depan tidak ada yang tahu. Apakah usahanya bisa dibangun kembali ataukah tidak bisa lagi. Semua rahasia Ilahi. Terlebih lagi di musim pandemi ini, banyak pengusaha yang jatuh bangkrut termasuk dia.

"Pak, kamu tidak akan menyebutkan ini PHK, kami sebut ini dirumahkan saja, jika usaha bisa berjalan lagi, kami bisa kembali ke Bapak," ujar karyawan laki-laki, dia adalah sopir, tukang membawa pesanan.

"Ya."

"Ya, Pak."

"Dirumahkan, bukan di-PHK."

Para Karyawan saling menyahut.

Hati Hasyim semakin sedih. Banyak yang tak mau pisah dengannya. Inilah jika menjadi seorang bos yang baik, tidak banyak neko-neko, pasti disayang oleh karyawan.

"Mari, ambil gaji terakhir kalian."

Penerimaan gaji kali ini tidak membuat para karyawan senang sama sekali. Justru mereka sangat sedih, sebab mereka tahu penerimaan gaji ini adalah gaji terakhir yang mereka terima, hari ini juga adalah hari terakhir mereka bekerja. Dalam hati, mereka berdoa pada Tuhan, semoga rejeki Bapak Hasyim, bos yang mereka kenal baik hati ini akan dilancarkan oleh Tuhan.

Lili's Love Story [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang