43. Sequel Ibu Lili 3

16.6K 849 25
                                    

Dua hari kemudian setelah Jefry memberikan kotak sulam untuk Arfa, Jefry datang lagi.

Arfa yang baru keluar dari pintu rumahnya melirik ke arah depan di mana mobil Jefry terparkir.

Jefry keluar dari dalam mobil, dia mendekat ke arah rumah Arfa.

"Assalamualaikum," salam Jefry.

"Waalaikumsalam," jawab Arfa.

"Um ... saya belum menyelesaikan pesanan Anda. Sejujurnya saya belum memulai untuk menyulam pesanan Anda," ujar Arfa.

Jefry tersenyum dia membalas, "Saya datang ke sini tidak untuk membalas pesanan saya."

"Lalu adakah hal lain?" tanya Arfa.

Jefry mengangguk.
"Sebaiknya mari kita bicarakan di rumah Hasyim saja."

Arfa mengangguk mengerti. Dia menutup pintu rumah dan berjalan mengikuti Jefry masuk ke rumah Hasyim.

....

Keluarga Dika telah berkumpul di ruang tamu. Dika duduk bersebelahan dengan istrinya, sementara itu Nilam juga duduk bersebelahan dengan sang suami. Jefry dan Arfa duduk berhadapan.

"Begini, aku ingin mengundang keluarga kamu Hasyim untuk datang ke doa seratus hari Putri," ujar Jefry.

Hasyim mengangguk mengerti.
"Baiklah, kapan doanya dilakukan?" tanya Hasyim.

"Sebentar malam setelah ibadah isya," jawab Jefry.

Nilam melirik sang suami, lalu melirik ke arah Jefry.
"Apakah semua kebutuhan telah disiapkan? apa yang bisa kami bantu?"

"Itu ... bolehkah aku merepotkan kalian untuk membantu menyiapkan makanan, aku akan bayar," jawab Jefry.

Hasyim melirik ke arah sang istri, suami istri itu saling memandang selama beberapa detik. Kemudian Hasyim berkata, "Tidak perlu bayar. Kami ikhlas membantu."

"Tapi kalian sedang susah," ujar Jefry.

"Jef, kami sedang susah bukan berarti kami tak bisa makan. Sudahlah, terima saja. Anggap saja ini sebagai balas budi dari kami. Toh kita juga sudah saling kenal lama," balas Hasyim.

Jefry mengangguk.
"Terima kasih."

"Sama-sama," balas Hasyim.

"Untuk berapa orang?" tanya Hasyim.

"Dua puluh orang saja sudah cukup mengingat sekarang sedang pandemi jadi tak boleh banyak orang," jawab Jefry.

Hasyim mengangguk mengerti.
"Jam berapa kami harus datang untuk membawa makanan? apakah jam empat atau lima?" tanya Hasyim.

"Ya, kupikir jam begitu saja," jawab Jefry.

"Baik," sahut Hasyim.

"Kalau begitu aku pulang dulu," ujar Jefry pamit.

"Baik. Hati-hati di jalan," ujar Hasyim.

"Ya," sahut Jefry.

Jefry keluar dari rumah Hasyim setelah mengucapkan salam. Beberapa saat kemudian setelah kepergian Jefry, Nilam berkata pada Arfa.

"Ayo kita siapkan bahan-bahan. Kita pergi ke pasar, jam begini pasar masih ramai dan belum tutup," ajak Nilam.

"Baik, Kak." Arfa mengangguk.

"Mama Nilam, Lili ikut pergi ke pasar yah?" Lili tersenyum ke arah mertuanya.

"Ok, tentu saja kamu ikut, sayang," jawab Nilam membalas senyum sang menantu.

Lili's Love Story [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang