39. Menikah

16.6K 858 18
                                    

...

Tubuh pasien covid-19 tidak dapat dibawa pulang oleh pihak keluarga ke rumah duka. Hal ini membuat Jefri sangat sedih.

Jefri mengurus semua pemakaman sang anak. Beruntung di Surakarta tidak ada yang menolak jenazah sang anak ketika akan dimakamkan.

Jefri melihat ke arah ponselnya. Dia menelepon Hasyim.

Tak berapa lama, panggilan tersambung ke kotak suara menandakan bahwa nomor tujuan tidak aktif.

Jefri melihat ke arah Bibi Juna yang sedang terisak. 

"Bibi, bolehkah saya merepotkan Bibi Juna hari ini?" suara yang sopan.

Bibi Juna mengangguk.

°°°

Lima belas menit kemudian Bibi Juna melihat ke arah rumah tingkat minimalis. Ini adalah rumah Dika.

Bibi Juna berjalan maju memberi salam pada tuan rumah.

"Assalamualaikum."

Nilam dan Hasyim yang berada di ruang keluarga sedang duduk menoleh ke arah depan.

"Waalaikumsalam." Nilam berjalan ke pintu depan.

"Bibi Juna."

"Mari masuk." Nilam mempersilahkan Bibi Juna masuk.

Bibi Juna menggeleng. "Saya di sini saja, tidak lama. Hanya membawa pesan pada Pak Hasyim dan keluarga bahwa Tuan saya sekarang berada di rumah sakit, beliau tidak dapat menghubungi Pak Hasyim dan keluarga, beliau juga sedang sibuk mengurus pemakaman Non Putri yang baru saja meninggal jam sembilan pagi tadi."

"Astagfirullahaldzim!" Nilam menyentuh dada kirinya.

Sedangkan Hasyim sangat kaget. 

"Bibi, hati-hati kalau bicara!" seru Hasyim.

Mata Bibi Juna berkaca-kaca lalu turun air mata. "Kemarin siang, Non Putri kejang-kejang, lalu dilarikan ke rumah sakit, kata dokter, Non Putri positif covid-19, pagi tadi jam sembilan Non Putri sudah pergi, Pak."

Bibi Juna terisak.

"Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un." Hasyim berduka cita. Sedangkan Nilam masih syik dengan apa yang dia dengar.

°°°

Di sinilah Hasyim dan keluarga.

Di tempat pemakaman. Hari ini seharusnya hari bahagia Jefri, namun sang anak berpulang ke pangkuan Ilahi.

"Jef, aku turut berduka cita. Aku pikir kau akan mengusirku dan keluargaku saat datang melayat di sini," ujar Hasyim.

"Aku tahu, mungkin kau masih marah padaku, aku minta maaf sebanyak mungkin atas apa yang telah aku perbuat. Semoga kamu diberi ketabahan." 

Jefri yang masih berduka tak membalas apa-apa. Dia hanya melihat nisan sang anak.

Alya Putri binti Jefri Nasution.

Butiran air mengalir dari pelupuk matanya.

Hasyim tahu bahwa sang teman sedang berduka yang mendalam, dia memilih pulang.

"Aku dan keluarga pulang."

Hasyim dan keluarga pulang. Nilam dan Dika hanya melihat dan mengatakan apa-apa, sebab mereka tahu, berbicara dengan Jefri pasti akan membuat Jefri bertambah sedih.

Rencana Tuhan, tidak ada yang tahu.

Hari ini kita sehat, belum tentu besok kita sehat.

Hari ini kita tertawa, belum tentu besok kita tertawa.

Lili's Love Story [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang