63 Sequel Ibu Lili 23

2.1K 55 4
                                    

Lili yang menggendong ransel di belakangnya melihat ke arah gedung di mana tertulis 'NS Express'.

Lili baru saja turun dari angkutan umum ke depan kantor perusahaan kurir milik Jefry.

"Ini benar kan dulu Mas Dika kerja di sini? um ... ini juga perusahaan punya Om Jefry," gumam Lili sambil berpikir. Dia tidak pernah datang ke tempat kerja sang suami sebelumnya. Jadi, dia tidak tahu apakah betul atau tidak. Namun, dia tahu bahwa NS Express itu adalah perusahaan kurir milik Jefry.

Dengan perut besar dan memakai gamis, Lili berjalan mendekat ke arah lobi kantor.

Ada satpam yang berjaga.
"Selamat sore, ada yang bisa saya bantu, Bu?" tanya satpam ramah.

Lili mengangguk.
"Begini Pak Satpam, ini benar kan kantor Om Jefry?" tanya Lili.

Satpam mengerutkan keningnya.
"Om Jefry?"

Lili mengangguk.
"Iya, Om Jefry. Yang punya perusahaan ini," jawab Lili.

Satpam mengerti siapa sekarang yang dimaksudkan oleh perempuan hamil itu. Dia bertanya, "Maaf, dengan siapa ini? dan ada perlu apa dengan bos saya?"

"Saya Lili, saya ingin bertemu dengan Om Jefry, saya telpon tapi Om Jefry tidak angkat," jawab Lili.

Satpam memperhatikan baik-baik penampilan Lili.
"Ini ... Ibu ini punya hubungan apa yah dengan bos saya?" tanya Satpam.

"Hubungan ...," ujar Lili terhenti, dia tidak tahu harus mendeskripsikan bagaimana hubungannya dan Jefry. Yang selama dia tahu, dia dan Jefry sudah seperti ayah dan anak, namun jika Lili mengatakan bahwa dia adalah anak dari Jefry, maka pasti orang-orang akan menertawakannya, sebab semua orang yang bekerja di perusahaan Jefry telah tahu bahwa anak satu-satunya Jefry telah meninggal tahun lalu. Bisa saja mereka menganggap Lili adalah orang yang tidak waras. Lili berpikir, hubungan apa yang seharusnya diutarakan pada sang satpam.

"Saya keponakannya Om Jefry, Pak satpam," jawab Lili pada akhirnya.

Ya, dengan mengatakan pada satpam bahwa dia adalah keponakan Jefry, maka orang-orang akan sedikit percaya. Kan bisa saja Jefry memiliki keponakan. Ah bukan bisa, tapi memang Jefry memiliki keponakan, tapi mereka tidak berada di Solo.

Satpam manggut-manggut mengerti.
"Ah, ternyata Adik ini adalah keponakan dari bos saya. Jadi keperluan Adik datang ke sini untuk bertemu dengan Pak Jefry, yah?" tanya satpam. Dia mengubah panggilan dari 'Ibu' ke Lili menjadi 'Adik' setelah tahu identitas Lili.

Lili mengangguk dan menjawab, "Iya, Pak satpam. Saya mau ketemu dengan Om Jefry, bisa kan?"

Satpam berkata, "Dik, Pak Jefry hari ini tidak masuk kantor. Beliau sedang berada di rumah, sudah seminggu ini tidak ke kantor."

"Oh Om Jefry tidak ke kantor yah? lalu sekarang di rumah?" tanya Lili.

Satpam mengangguk.
"Benar, Dik. Pak Jefry di rumah beliau."

Lili manggut-manggut mengerti.
"Pantas saja sudah satu bulan nggak datang ke rumah saya."

Satpam malah sekarang tambah percaya bahwa Lili ini adalah keponakan dekat sang bos.

"Adik ini tahu rumah Pak Jefry kan? datang saja ke rumah beliau kalau mau bertemu," ujar Satpam.

Lili terlihat berpikir.
"Cuma sekali saya datang ke rumah Om Jefry, itu juga pada doa keseratus almarhumah Putri. Selebihnya yah Om Jefry yang sering datang ke rumah saya. Jadi saya agak lupa di mana letak rumah Om Jefry. Tapi masih ingat pintu gerbang perumahan," balas Lili.

Ucapan Lili ini membuat satpam bertambah percaya padanya bahwa Lili adalah keponakan dari Jefry karena mendengar Lili berkata bahwa dia pernah pergi ke rumah sang bos.

Lili's Love Story [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang