67 Seqel Ibu Lili 27

586 28 0
                                    


Nilam sedang memandikan cucunya, sementara Arfa sedang membuat jamu melahirkan untuk diminum oleh anaknya nanti. Dika sedang mengantar Lili ke rumah sakit.

Keseharian Nilam dan Arfa yah hanya mengurus cucu dan Lili. Karena minimnya pengalaman melahirkan, jadilah Arfa dan Nilam yang membantu mengajari Lili secara perlahan bagaimana cara mengasuh anak.

Lili hingga satu minggu setelah melahirkan belum bisa memandikan sang anak, sebab dia takut jika bayinya tiba-tiba jatuh daru gendongan atau tenggelam ke dalam ember mandi bayi. Lili juga takut menggendong anaknya sambil berdiri, takut jika bayinya akan jatuh bila bergerak terlalu aktif. Memang seperti itulah respon ibu muda yang baru melahirkan. Nilam dan Arfa mengerti.

Hasyim sedang memberi makan ayam Lili. Anak-anak ayam sudah lumayan besar, tidak kecil lagi, umur anak ayam itu dua bulan. Banyaknya anak ayam sekitar sepuluh ekor, karena anaknya sibuk mengantar sang menantu ke rumah sakit untuk memeriksa jahitan melahirkan, jadilah Hasyim yang menggantikan sang anak untuk memberi makan ayam.

Dika pergi ke tempat usaha hanya setengah hari. Setelah orang-orang di tempat usaha Dika tahu bahwa bos mereka sudah melahirkan, mereka datang untuk melihat Lili dan bayinya.

Sambil memberi makan ayam, Hasyim melihat ke depan bahwa mobil Jefry berhenti di depan rumahnya. Rupanya itu adalah Jefry yang berkunjung setiap hari ke rumah Arfa dan rumahnya, selalu saja ada buah tangan di setiap saat Jefry datang ke rumahnya. Entah itu susu formula, popok bayi, atau nutrisi penunjang untuk ibu melahirkan.

"Assalamualaikum," salam Jefry.

"Waalaikumsalam," jawab Arfa.

"Kak, aku tinggal dulu, ada Bang Jef datang," ujar Arfa.

"Ya, nggak apa-apa," balas Nilam. Dia telah selesai memandikan cucunya.

Si cucu laki-laki itu menangis. Mungkin karena dia tidak bisa main air atau bisa saja udara dingin menerpanya karena tidak lagi berendam di dalam air hangat.

"Sudah aku siapkan baju dan pakaian untuk dedek di kamar," ujar Arfa.

"Ok," sahut Nilam.

Hasyim yang mendengar cucunya menangis, buru-buru mencuci tangan di tempat cuci piring milik Arfa dan masuk lewat pintu dapur Arfa. Dia melihat sang istri sedang membungkus cucunya dengan handuk bayi.

"Ah menangis, jagoan ini! jagoan!" ujar Hasyim, dia tersenyum gemas ke arah cucunya.

Nilam tertawa senang.
"Dedek mau pakai baju dulu, Kek," ujar Nilam.

Dia berjalan masuk ke kamar Lili dan diikuti oleh Hasyim. Hasyim juga ingin melihat cucunya memakai pakaian.

Sementara itu, Arfa menerima kedatangan Jefry.

"Bang Jef, ayo masuk. Ya Allah, kenapa bawa popok lagi? popok yang kemarin masih banyak," ujar Arfa.

Jefry tersenyum.
"Tidak apa-apa, Ra. Dedek kan sering minum asi dan susu, dia juga sering pipis dan pup.  Jadi pasti cepat kehabisan popok," balas Jefry sambil memberikan tas kresek dari salah satu minimarket ke Arfa.

"Makasih, Bang Jef," ujar Arfa.

Jefry mengangguk.
"Dia sudah mandi? itu aku dengar suara nangis."

Arfa mengangguk.
"Iya, Bang. Baru saja dimandikan Kak Nilam. Sedang ganti pakaian mungkin," jawab Arfa.

Jefry mengangguk mengerti.

"Aku buatkan teh, yah untuk Bang Jef," tawar Arfa.

"Tidak perlu, aku kan bukan lagi tamu," tolak Jefry.

Lili's Love Story [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang