61 Sequel Ibu Lili 21

3.2K 95 47
                                    


Hari berlalu dan terus berlalu semenjak hari raya idul fitri.

Lili senantiasa merawat sepasang ayam miliknya. Dika dan keluarga tak mempermasalahkan sang istri yang membawa lari ayam itu. Toh itu cuma ayam, mereka bisa beli lagi.

Dika mengantarkan sang istri ke dokter praktek kandungan. Dia sangat senang melihat layar USG di mana ada calon bayi mereka di dalam layar itu. Mata Dika berhalusinasi seakan bayi mereka melambai ke arahnya. Dia tersenyum melihat ke arah layar USG.

"Alhamdulillah, semua sehat-sehat. Kadar gula dan kolestrol baik, tidak berlebihan. Tekanan darah normal," ujar dokter kandungan. Melihat ke arah layar USG.

Lili tersenyum, dia menunjuk ke arah layar USG dan berkata, "Mas Dika, dedek bayi kayak lambai-lambai ke arah Lili terus."

Dika tertawa geli setelah mendengar ucapan sang istri, dia pikir hanya dia saja yang berhalusinasi bahwa anak mereka melambai ke arahnya, tetapi sang istri juga sama.

Dokter kandungan terkekeh geli. Setiap kontrol bulanan ke klinik praktek miliknya, pasangan ini adalah pasangan kocak yang bisa membuat kocok isi perut. Kelucuan selalu saja ada.

"Saya ambil foto USG-nya yah biar Bapak Dika dan Ibu Lili bisa lihat foto USG calon bayi dan keluarga juga bisa lihat sejauh mana perkembangan calon keluarga baru," ujar dokter kandungan.

Dika dan Lili mengangguk.
"Baik, dokter."

Tentu saja mereka setuju, sebab setiap bulan ketika pulang dari dokter kandungan, orang tua mereka selalu terhibur dengan foto USG calon cucu. Apalagi Nilam yang tidur bahkan memeluk foto USG terbaru sang calon cucu.

Dokter menyudahi USG. Tak berapa lama kemudian Dika dan sang istri duduk berhadapan dengan dokter.

"Saya kasih vitamin lagi yah kan kandungan baik-baik saja," ujar dokter kandungan.

"Baik, dok," sahut Dika dan Lili bersamaan.

"Ada pertanyaan dari Bapak Dika dan Ibu Lili? silakan," ujar dokter.

Dika melirik ke arah sang suami.
"Dokter, begini, semenjak istri saya hamil, dia kebanyakan makan, dan berat badannya bertambah, saya sebenarnya tidak mempermasalahkan berat badan istri saya yang semakin hari semakin naik, tapi saya khawatir setelah nonton berita mengenai kehamilan jika ibu terlalu banyak makan makan bayi juga akan besar dan nanti akan kesulitan melahirkan, jadi saya minta saran dari dokter, makanan apa yang bisa istri saya makan tanpa harus menaikkan berat badannya?" tanya Dika setelah dia menjelaskan lebih dulu permasalahan yang mengganjal di hatinya

Dokter kandungan mengangguk mengerti, dia melirik ke arah Lili yang memang dia terlihat montok.
"Ibu Lili, begini, saya tidak melarang Ibu Lili makan, tapi Anda harus mengontrol jadwal makan karena jika bayi terlalu besar maka tidak akan bisa melahirkan normal, bisa jadi caesar. Jadi, nanti saya tuliskan beberapa makanan yang boleh dimakan oleh Anda, ah, jangan diet, itu tidak baik, makam saja tiga kali sehari namun dengan porsi secukupnya, Anda juga harus makan buah."

"Baik, dokter." Lili mengangguk mengerti.

Dokter kandungan menulis beberapa referensi makanan untuk Lili.

Lili bertanya, "Dokter, kok ketek dan leher saya hitam-hitam? padahal saya dan Mama mertua saya ke minimarket beli lulur dan udah luluran tapi hitam-hitam di ketek dan leher nggak hilang juga, itu gimana yah dok? Mama mertua bilang karena hamil, apa benar?"

Dokter yang sudah selesai menulis daftar referensi makanan itu mengangguk. "Benar, Ibu Lili. Itu timbul karena hormon hamil, tapi tenang saja setelah melahirkan, hitam-hitam di ketiak dan leher akan hilang dengan sendirinya."

Lili's Love Story [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang