79 Sequel Ibu Lili 39

165 15 0
                                    


Dokter UGD melirik ke arah Jefry dan Lili yang sedang menangis takut. Ibunya dari tadi belum juga membuka mata, bahkan keringat banyak bercucuran dari wajah sang ibu.

"Dokter, Ibu saya kenapa, dok? tidak apa-apa kan? jangan sampai ibu kenapa-napa, saya sayang Ibu saya," ujar Lili sambil menangis.

Jefry menenangkan Lili.

"Ke ruang USG untuk pemeriksaan lebih lanjut," ujar dokter.

Jefry mengangguk mengerti. Wajahnya terlihat sangat khawatir.

....

Dokter melihat apa yang ada dipancarkan dari layar USG.

Lili dan Jefry tak tahu, kenapa istrinya berhenti dokter. Dari dokter umum ke dokter ahli kandungan.

Apakah istrinya sakit parah? seperti punya penyakit mematikan di bagian perut atau kandungan? Jefry langsung terlihat pucat pasi dan banyak keringat dingin yang bercucuran.

Jangan sampai itu terjadi, Ya Allah. Aku dan Ara baru sebulan menikah. Batin Jefry hendak menangis. Namun, ucapan dokter selanjutnya malah membuat Jefry lebih menangis lagi.

"Pak, tiga minggu. Ini sangat rentan keguguran, beruntung dibawa cepat ke rumah sakit kalau tidak bisa fatal, tapi nanti saya akan kasih obat penguat kandungan saja," ujar dokter.

Lili dan Jefry melirik ke arah dokter, mereka diam selama beberapa saat.

Dokter tersenyum ke arah Jefry dan berkata, "Selamat, calon bayi Bapak sudah berusia tiga minggu."

Jefry mematung sesaat, matanya dengan cepat berkaca-kaca dan tumpah sudah air mata itu hingga dia menangis sesenggukan.

"Ya Allah Tuhanku!" seru Jefry sambil menangis. Lalu dia tanpa sadar sujud syukur ke lantai sambil menyebut nama Tuhan-nya.

Mendengar suara tangisan dan seruan dari Jefry, membuat Nilam dan yang lainnya yang sedang menunggu di depan pintu dokter kandungan terlihat panik.

"Pa! Ara kenapa?! Bang Jef! Ara kenapa?!" Nilam malah langsung masuk ke dalam ruang pemeriksaan dan melihat Jefry menangis di lantai sementara itu Lili terlihat sesenggukan.

Mata Nilam malah ikut memerah dan menangis, seakan hatinya terpukul, dia pikir ini adalah kabar buruk.
"Li, Ara kenapa? Ibu kamu kenapa?!" Nilam melirik ke arah wajah Arfa yang bagaikan orang mati, wajahnya sangat pucat.

"Ara, bangun! hei! jangan tidur!" Nilam malah menangis takut melihat Arfa yang masih tak sadarkan diri.

Dika dan Hasyim malah panik dan menelan susah air ludah mereka. Mereka berdua buru-buru masuk ke dalam ruang pemeriksaan, di mana Dika sedang menggendong Wishaka.

Melihat tiga orang yang menangis, membuat jantung Dika dan Hasyim tegang.

"Jef ... Ara kenapa?" tanya Hasyim dengan suara bergetar ketakutan.

Dika melihat ke arah istrinya yang menangis sesenggukan. "Li ... itu ... Ibu ...," ujar Dika yang tak berani melanjutkan pertanyaannya, dia merasa takut.

Dengan penuh derai air mata dan sesenggukan, Lili melirik ke arah suaminya dan berkata, "Mas Dika, Lili akan punya adik."

Beberapa detik sunyi.
"Eh?" Dika malah terlihat bengong ke arah sang istri.

...

Nilam mengusap matanya sambil melihat Arfa yang kini telah membuka mata.

Arfa menyentuh perutnya. Jujur saja, tidak terpikirkan olehnya bahwa pada umur empat puluh enam tahun ini, dia akan hamil.

Lili's Love Story [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang