EPILOG IV

1.7K 52 8
                                    

"Kau biar betul bro??? "

"Betul, aku tak tahu la macam mana nak explain tapi lepas aku fikir baik-baik hati aku kata itu dia... And aku sure tu memang dia..."

"Kalau ye pon duduk la dulu lap rambut kau tu... Pening aku tengok kau kehulu kehilir... Nah ni... "

Towel kecil bersaiz sederhana di campak perlahan... Kepalanya dipicit sedikit, sakit kepalanya kini sudah menjelma dan pasti sekejap lagi dia akan demam...

Harris mula melabuhkan punggungnya di atas sofa empuk milik Fakrul... Tangannya kini sedang giat meramas kepalanya yang diletakkan tuala kecil untuk mengeringkan rambut yang basah...

"Sorry bro... Aku susahkan kau... "

"Bro ni kecik punya hal la... Chill la... Kau lagi banyak kot tolong aku dulu... "

Hanya segaris senyuman ditayang di bibir Harris... Kejadian petang tadi masih segar diingatan, gerak hatinya makin kuat mengatakan bahawa perempuan itu adalah Rian...

"Bro, apa yang penting sekarang ni adalah doa... Lambat laun mesti Allah temukan kau dengan dia... ... ... Ermm, bro... Aku tanya ni kau jangan terasa pulak..."

"Tanya je la, kau macam tak biasa pulak... Ha, tanya la... "

Tersipu-sipu Fakrul tatkala Harris berkata sedemikian... Sengihan yang seperti kerang busuk itu ditayang tanpa sebarang perasaan... 

"Hehehe... Kalau satu hari nanti kau jumpa dia, apa kau buat??? "

Tangan Harris yang masih belum selesai bekerja untuk mengeringkan rambutnya dengan tuala itu tiba-tiba berhenti... Satu soalan yang dia langsung tidak punya jawapan... Ya, soalan yang dia sendiri tidak tahu sekiranya hal itu terjadi suatu hari nanti... Satu keluhan dilepaskan, pandangan matanya masih lagi tertancap ke lantai dan sekali lagi bayangan perempuan di bandar Spanyol itu kembali terlakar di mindanya...

"Entah la Rul, aku sendiri takde jawapan tu, lagipun aku masih tak yakin kalau aku dapat jumpa dia dekat sini..." 

Perasaan bersalah mulai berkunjung, Fakrul perasan akan perubahan riak wajah Harris yang bertukar sedikit muram itu... Perkhawinan yang hanya berlangsung selama setahun lebih itu ternyata memberi kesan yang sangat besar kepada Harris walaupun antara mereka berdua tiada kenangan yang romantis...

"Its okay bro, aku yakin kau akan jumpa dia dekat sini... Kau sendiri tengok gambar tu kan, just tunggu okay..." 

Bahu Harris ditepuk perlahan untuk menaikkan semangat kawan baiknya itu kembali... 

**********

"Are out of your mind!!!!! Kill him in the middle of people???!!!! What are you thinking Tasha????!!!!!!"

  Bergema rumah agam yang bertemakan ala Eropah itu dengan tengkingan dari Alex... Sabarnya kian hilang, dia dapat rasakan yang wanita dihadapannya itu akan memburu semua ahli puak yang bersekongkol dengan ahli sihir yang telah dibunuhnya tengah hari tadi...

Camellia hanya duduk membisu... Sudah berkali-kali dia menasihati Tasha agar tidak melulu dalam sebarang tindakan... Alex kini mundar-mandir sambil rambutnya diramas kasar... Dia sendiri sudah muak untuk memberi nasihat dan teguran... Seperti yang sedang berlaku Rian masih duduk di atas kerusi makan sambil menghirup airnya tanpa sebarang reaksi...

"I'm asking you Tasha, are you out of your mind???"

"There's no answer for your question..." Selepas beberapa minit Rian akhirnya membuka bicara namun dengan nada yang sarkastik... Dia kemudian berdiri dan melangkah pergi meninggalkan Alex dan Camellia yang masih terkasima dengan jawapan yang diberi...

My Wife Is Immortal....Where stories live. Discover now