Dira menatap penuh senang kearah papan pengumuman di hadapannya.
Tahun ini, atau lebih tepatnya tahun ajaran baru kali ini, Dira kembali mendapatkan keberuntungan yang hqq. Maksudnya, hakiki.
Bagaimana tidak, kini gadis itu kembali mendapatkan kelas yang sama dengan lelaki yang sudah lama ini bertahta di hatinya. Bukan bertahta sih, mungkin lebih tepatnya merebut hatinya dan juga perhatiannya. Ceilah.
Ah Dira benar benar berterimakasih banyak kepada staff-staff Kurikulum di sekolahnya, karena sudah menempatkan Dira di kelas yang sama dengan pemilik nama lengkap Algeraldi Abraham Wijaya itu.
Ya, kalian benar.
Dira menyukai lelaki berwatak dingin itu. Dan perasaan itu sudah muncul semenjak mereka mengijak bangku kelas 10. Dan kini saat mereka menginjak bangku kelas 11, perasaan Dira pada Alger tidak berubah sama sekali. Bukannya berkurang, justru setiap harinya perasaan Dira malah semakin menjadi-jadi. Ya, Dira masih menyukai Alger. Sampai saat ini. Hingga detik ini.
Dan setelah membaca papan pengumuman, tanpa beranjak dari tempatnya, Dira bisa mencium wangi parfume yang sangat ia kenali.
Dugdugdug
Itu suara jantung Dira.
Mencium wangi parfume beraroma madu yang tercium oleh hidungnya,membuat Dira deg deg an. Bukan. Bukan karna asma. Tidak. Dira bukan perempuan penyakitan.
Dira deg deg an karna Dira tau itu wangi siapa.
Ya.
Algeraldi!
Dira berani bertaruh jika lelaki yang sedang berdiri di sampingnya ini adalah Alger. Gocengan jadilah sama Dira!
Dari sudut matanya, Dira bisa menyimpulkan jika Alger tengah mencari letak kelasnya.
Dira seberusaha mungkin tidak menimbulkan gerakan agar Alger tidak menoleh kearahnya. Bukan apa apa, Dira suka salah tingkah dan mati gaya kalau ada Alger di dekatnya. Jadi, Dira lebih mending mencuri curi pandang kearah Alger melewati gerakan bola matanya, tanpa menimbulkan gerakan apapun agar Alger tidak mengetahui keberadaannya.
Line
Bolehkah Dira mengumpat pada seseorang yang mengiriminya pesan line? Karna saat ini Alger jadi mengetahui keberadaannya.
Dira lupa me silent ponselnya, dan jadilah bunyi notifikasi applikasi tersebut jadi terdengar nyaring. Dan karna telinga Alger baik baik saja, jadi lelaki itu langsung menoleh kearah Dira saat ini.
Syalan! Dira merasa ke gap.
"Dir, kita sekelas lagi ya?"
Demi Tuhan, Alger yang mengajaknya berbicara!!!
×××
Sabtu, 12 Agustus 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
My Algeraldi [Completed]
Teen FictionAlger story. Untuk menjadi pribadi yang supel itu susah, apalagi untuk orang yang sudah di anugrahi irit berbicara tetapi otak bekerja seperti Alger. Sedih, diem. Marah, diem. Seneng, diem. Sampe suka sama orangpun, dia diem. Pinginnya action, tap...