[5] Langkah Pertama

1K 100 17
                                    

-ELSHA-

Gue dan Fero menyusuri tepi pantai menuju rumah Fero yang sudah terlihat. Mendadak gue ngerasa ada yang ganjal.

"Sepatu gue!" pekik gue tiba-tiba. Cepat cepat gue menoleh Fero. Sepatu gue ketinggalan! Penyakit pelupa gue kambuh lagi, deh.

"Udahlah, biar aja. Paling udah ke bawa ombak juga. Kita beli aja nanti" katanya santai.

"Iishh... tapi itu, kan  sepatu kesayangan gue!" kata gue manyun.

"Terus? Kita harus balik kesana lagi? Sia-sia! Gue yakin pasti udah gada tuh sepatu" kata Fero yakin

"Ya tapi--"

"Mending kita barbeque-an" Fero tiba-tiba mengalungkan tangan di leher gue. Gue mematung sejenak sebelum menepisnya.

"Siapa elo rangkul-rangkul gue?!" kata gue galak. Gue menatap Fero sinis.

"Temen lo" katanya sambil nyengir polos ke gue.

"Kapan kita temenan? Emang gue mau temenan sama cowok jail kaya lo?" balas gue dan memeletkan lidah gue ke Fero, bermaksud meledek. Lalu berlari kecil ke rumah Fero.

"Heh! Jadi daritadi lo anggap gue apa?!" teriak Fero, dia berlari kecil mengikuti langkah gue.

Gue terduduk di teras depan rumah Fero yang menghadap pantai.

"Jawab! Jadi, dari tadi siang kita disini, lo anggap gue apaan kalo bukan temen lo?" Fero datang sambil berkacak pinggang. Gue tersenyum geli liatnya.

"Lagian lo aneh! Gak ada hujan gak ada angin, tiba-tiba baik sama gue. Jangan jangan lo punya maksud jahat ke gue, ya?" gue menatap Fero curiga. Ya aneh aja, dia yang biasanya suka jahat jadi berubah baik ke gue.

"Mak..sud jahat apa? Gue cuma capek aja tiap hari berantem sama lo, dari kita kelas sepuluh. Apa salahnya kalo gue pengen kita damai?" katanya gugup. Gue mengernyit heran.

"Damai? Gak salah sih! Cuma gue rasa lo sakit ya?" gue bangkit memegang kening Fero. Dia menepisnya cepat.

"Gue gak sakit! Kali ini gue serius, lo mau, kan, jadi temen gue?" Fero menyodorkan kelingkingnya ke depan. Gue menatapnya ragu, tapi akhirnya gue tersenyum lalu menjabat kelingkingnya.

"Boleh boleh aja, asal lo dan temen-temen lo itu jangan suka jailin gue lagi!" Fero tertawa.

"Bisa di atur, turun deh! Kita bakar bakar ikan" ajak Fero, dia menarik tangan gue menuruni tangga kecil rumahnya.

***

"Iiiihh.. bagi gue, kek!" gue merebut ikan bakar di tangan Fero tapi dia menepisnya. Sialan banget, daritadi dia asyik makan tapi gue gak dikasih.

"Yummy.." kata Fero sambil mengunyah ikan bakarnya, sengaja bikin gue ngiler.

"Ihh.. gue mau, Ro" kata gue kesal. Fero tertawa menyebalkan.

"Mau?" gue langsung mengangguk. Fero mencomot daging putih ikan yang gue bakar tadi, lalu dengan satu gerakan menyuapkannya ke gue. Gue terdiam kaget. Dengan gugup gue memakannya.

"Enak, kan?" tanya Fero seolah tak terjadi apa apa. Gue mengangguk kaku.

"Kena, kan, lo! Langkah pertama" batin Fero, dia menatap wajah gue yang gugup banget.

***

"Udah jam 7 lewat, Ro. Anterin gue balik kek. Besok gue ada ulangan Kimia" kata gue sambil melirik jam tangan yang melingkar di tangan gue.

"Bentar lagi, lah. Baru juga jam berapa. Nih, ikan aja belum abis" katanya santai.

"Tapi gue belum belajar, Fero. Ayok anterin gue balik sekarang!" paksa gue sambil menarik narik tangan kanannya.

"Iye iye, bawel amat. Gue ambil seragam lo dulu" sahut Fero. Dia bangkit dari duduknya lalu beranjak ke dalam.

***

"Makasih tebengannya, Ro" kata gue tersenyum saat mobil Fero sudah berhenti tepat di pekarangan rumah gue.

Fero mengangguk, dan gue berniat keluar dari mobilnya tapi tangan Fero menahan lengan gue. Gue menatapnya bertanya.

"Ada apa?"

Tanpa aba-aba Fero mendekatkan wajahnya dan mencium kening gue sekilas. Sekali lagi gue jelasin, DIA NYIUM KENING GUE. Jantung gue langsung berdetak keras, gue membeku di tempat.

"Thanks, udah mau temenan sama gue" kata Fero mengusap puncak rambut gue. Tangan Fero terasa hangat di kepala gue, lagi-lagi gue kaget dengan perlakuan dia yang gak di duga.

"O..oke, gue masuk dulu!" kata gue sangat gugup lalu beranjak turun. Fero melambaikan tangannya dari mobil, gue cuma tersenyum ragu ke arahnya sambil berusaha menormalkan detak jantung gue yang masih berdebar.

***

Fero & Elsha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Fero & Elsha

Jadi Terbalik [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang