[18] Pindah?

975 57 9
                                    


-ELSHA-

"David, maaf ya.. kemaren, gue ninggalin lo" gue menghampiri David di kantin.

"Gak apa, ngomong-ngomong Fero bawa lo kemana ?" tanyanya penasaran.

"Bukan tempat yang penting. Eh, bener, kan, gak papa? Gue gak enak sama lo" David menggeleng.

"Gak papa, lo gak usah cemas gitu sih" gue mengangguk.

"Kalo gitu gue ke kelas dulu ya. Dah, David!" gue mencubit pipi David gemas lalu berlari menjauh.

***

"Tante Elma?" pekik gue menatap layar ponsel gue. Di kelas sepi, semua anak berpencar saat jam istirahat.

"Ngapain ya, tante Elma nelpon? Angkat aja deh" gue menekan tombol hijau lalu mendekatkannya ke telinga gue.

"Halo, Tan" sapa gue.

"Halo, honey.. gimana kabar kamu? Kamu baik?" tanya tante Elma lembut.

"Baik, Tan. Alhamdulillah. Tante juga apa kabar?"

"Oh, Syukurlah kalau begitu. Tante juga disini baik. Oh, ya Honey... 2 minggu lagi Tante comeback. Kamu siap-siap jemput Tante ya" gue mengernyit

"Comeback ke Indonesia maksud, Tante? Emang Tante ada bisnis disini?" tanya gue heran. Tante Elma tertawa pelan.

"Kamu lupa ya, sayang? Tante kan ke Indonesia mau ngurus kepindahan kamu ke sini"

Deg!

Pindah? Sejak ka... Oh god! Dua bulan lalu gue minta tante Elma ngurus kepindahan gue ke Inggris, kan? Karena bully-an anak-anak di sekolah? Shit! Sekarang gue harus gimana? Kalau 2 bulan lalu, mungkin gue akan senang dengan kabar ini, tapi sekarang udah beda.

"Sayang... Hellow, kamu masih di sana kan?" suara tante Elma membuyarkan lamunan gue.

"Eh iya, Tan. Hm, tapi Elsha gak--" sahut gue ragu.

"Itu dulu ya, Elsha. Tante mau meeting, nih. Jangan lupa dua minggu lagi. Jaga diri kamu baik-baik ya sayang.. Byee"

"Tan.. Tapi, Elsha.. Halo?"

Tut.. Tut.. Tut.. Tante Elma sudah memutuskan sambungan telponnya.

Gue menghela nafas lalu memasukan ponsel gue ke dalam saku.

"Dua minggu lagi? Tapi gue gak mau, gue mulai seneng sekolah disini. Walau gak semua dari mereka anggap gue ada"

"Tapi seenggaknya gue punya David dan... Fero, gue gak mungkin tinggalin mereka ke Inggris. Gue..." gue melipat tangan gue di meja lalu menelungkupkan wajah gue disana.

"Gue gak mau ke Inggris, tapi tante Elma.... Akhh"

"Elsha mau pindah? Fero harus tau!" Reza berbalik menemui Fero. Tadinya ia hanya ingin masuk kelas, tapi tak sengaja melihat wajah sedih Elsha yang sedang menelpon, Reza jadi penasaran dan menguping pembicaraan Elsha.

***

"Apa? Pindah?" Reza mengangguk.

"Yang gue denger sih gitu. Dua minggu lagi tantenya dateng buat urus kepindahannya. Sekarang apa yang mau lo lakuin?" tanya Reza.

"Apapun buat nyegah kepindahan dia!" jawab Fero tegas. Dia beranjak meninggalkan Reza menuju kelas Elsha.

***

"Gue mau ngomong" Fero memilih duduk di samping gue.

"Gue lagi mumet. Nanti aja, Ro" kata gue tanpa menoleh menatapnya.

Jadi Terbalik [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang