[15] Jatuh

910 66 10
                                    


***

Setelah menangis, kamu pasti akan tersenyum. Tapi, jangan terkejut jika setelah tersenyum kamu akan menangis lagi  -Atika Handayani

***

-ELSHA-

Fero memakai helmnya lalu menyalakan mesin motornya.

"Shit! Gue cowok apaan ninggalin cewek gue sendirian disini? Banci lo, Fero! Seenggaknya lo anter dia pulang!" Fero mematikan mesin motornya lalu melepas kembali helmnya. Dia turun dari motornya menghampiri Elsha.

"Gue pulang gimana? Jalan kaki tengah malem gini? Fero tega ba--" gue mendongak kaget saat gue liat ada sepasang kaki di hadapan gue.

"Fero" cepat-cepat gue berdiri menghadap Fero.

"Lo pergi sama gue, berarti pulang sama gue!" tegasnya lalu menarik tangan gue pelan untuk mengikutinya.

"Pake helm lo!" ketusnya. Gue mengangguk lalu memakai helm milik Fero.

"Fero, bisa pasangin? Aku susah nguncinya" pinta gue takut takut. Fero melirik gue sekilas lalu turun dari motornya dan mengunci helm gue.

"Makasih" balas gue tersenyum samar.

"Cepet naik udah malem!" serunya dingin. Gue mengangguk lalu menaiki motor Fero.

***

"Gue gak nyangka cewek kayak Elsha bisa selingkuh di belakang Fero. Besok gue suruh Fero buat langsung mutusin dia" Reza mengernyit.

"Jangan nilai orang dari luarnya, apa yang lo liat belum tentu sama dengan apa yang lo pikir" sahut Reza bijak.

"Seorang cewek yang pelukan dengan cowok lain padahal dia udah punya pacar, apa namanya kalo bukan selingkuh?"

"Terserah lo, deh. Gue sih gak yakin Elsha selingkuhin Fero. Dia cewek baik" Ivan tertawa sinis.

"Kapan sih gue sejalan sama lo?"

***

"Udah sampe!" kata Fero setiba di depan rumah gue.

"Iya, aku tau kok" kata gue masih diam di atas motornya.

"Ya terus kenapa lo gak turun?" gue menggeleng lalu memeluk pinggang Fero.

"Gak, sebelum kamu denger penjelasan aku tentang pelukan itu" Fero menghela nafas.

"Gue males, mending sekarang lo turun karena gue capek" ketusnya sambil berusaha melepas pelukan gue, gue menggeleng lalu menyandarkan kepala gue pada punggung Fero.

"David nawarin aku buat dianter pulang. Awalnya aku gak mau, tapi dia paksa, yaudah aku ikut.. toh gak ada salahnya juga kan?" kata gue membuka percakapan.

Fero diam sambil memegang tangan gue yang melingkar di pinggangnya.

"Dia bawa aku ke danau. Terus tiba-tiba dia nembak aku, dia bilang dia lebih lama suka sama aku ketimbang kamu. Tapi, aku gak bisa. Aku tolak dia karna aku punya kamu" Fero tetap diam. Dia masih ingin mendengar lebih banyak lagi.

"Terus David bilang dia bakal jauhin aku, gak bakal deketin aku. Segimanapun aku gak bisa jauh dari David. Dia teman pertama aku sebelum kamu"

"Jadi lo lebih pilih dia dari pada gue?" tanya Fero.

"Bukan, bukan itu. Kalian sama-sama berarti. Di suruh milih pun aku gak akan pernah bisa. Aku tadi cuma kejar David dan peluk dia dari belakang, aku nangis dan gak mau dia jauhin aku. Aku tau aku yang salah"

"Saat David cium kening aku, itu gak ada maksud apa pun, Fero. Dia udah janji bakal anggap aku sahabatnya, begitu juga aku. Aku tau gak se--"

"Gak usah lo terusin. Gue percaya sama lo" sontak gue mendongak menatap Fero dari kaca spion.

Jadi Terbalik [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang