[16] Benci

940 58 6
                                    

-ELSHA-

"Elsha" panggil Fero lirih, sementara Ivan hanya memasang tampang innocent nya.

"Gue bisa jelasin semuanya. Jangan nangis, please. Gue gak suka--" Fero beranjak mendekati gue. Gue langsung menghindar.

"STOP! Jangat deketin aku lagi. Sekarang semua udah jelas, Ro. Thanks buat tiga hari ini, selamat rencana busuk kamu berhasil!" gue menjatuhkan sekotak cupcake di tangan gue dan berlari dari kantin dengan airmata di pipi gue.

"Sha! Elsha..! Arrgghh!!" Fero menatap Ivan dan Reza.

"Kejar atau lo bakal bener-bener kehilangan dia!" suruh Reza, sementara Ivan masih stay dengan tampang innocent.

Tanpa berpikir lagi Fero berlari mengejar gue.

"Baguslah tuh cewek tau" Ivan kembali memainkan ponselnya.

"Lo gak pernah tau apa cinta makanya lo bisa setega ini. Lo baru tau artinya kalo lo udah nemuin cewek yang pas buat lo dan berhenti jadi playboy gila!" bentak Reza lalu beranjak pergi. Ivan hanya menatapnya sinis.

"Cinta bulshit! Buktinya Melda ninggalin gue demi cowok lain. Itu cinta lo bilang?"

***

"Elsha.. Elsha!!"

"Lepas!" gue menghempaskan tangan Fero kasar.

"Dengerin gue dulu, gue bisa jelasin. Gue..."

"Percuma, Ro. Gue gak percaya lagi. Gue benci sama lo!" bentak gue lalu mendorong bahu Fero.

"Elsha!" teriak Fero. Baru saja ia hendak melangkah, tapi tangannya di cegah seseorang.

"Ternyata bener kan dugaan gue tentang lo? Brengsek!" David meninju perut Fero sangat keras.

"Lo gak usah ikut campur, anjing!" kata Fero sambil memegangi perutnya yang lumayan sakit.

"Jelas ini urusan gue juga. Gue tau lo cuma jadiin Elsha buat bales dendam ke gue, kan? Bangsat!" Tangan David melayang ke rahang Fero. Fero hanya diam, sama sekali tak berniat membalasnya. Fero sadar, ini memang salahnya.

"Kalo lo ada masalah sama gue, gak usah libatin orang lain. Apalagi cewek. Banci lo, nyet!" David kembali meninju Fero tepat di rahangnya.

"Kenapa diem? Kenapa gak ngelawan, Hah? Baru ngerasa salah lo? Basi!" David tersenyum miring melihat Fero yang sudah terduduk lemas di lantai.

Bugh!

Kaki David menendang perut Fero. Menghasilkan bunyi bagi siapapun yang mendengar pasti akan ikut meringis.

Kejadian ini tentu saja menjadi perhatian siswa-siswi SMA Taruna yang baru datang. Beruntung hari masih pagi, jadi hanya segelintir orang yang menyaksikan.

Sebelum ada guru melihatnya, David segera berlalu pergi. Lagi pula, dia sudah cukup puas menghajar Fero.

Sementara Fero masih meringis memengangi perutnya yang sakit. Dia mengusap darah di ujung bibirnya kasar dan menatap tajam orang-orang yang menatapnya kasihan.

"Ngapain liat-liat?!" Sontak mereka langsung mengalihkan tatapannya dan berlari menuju kelasnya masing-masing.

"Shit! Sekarang pasti David yang cari kesempatan. Damn!" Fero meninju tembok di sampingnya. Tak peduli tangannya terluka dan perutnya sakit karna bogeman David tadi.

***

Gue udah berada di kelas dan menelungkupkan kepala gue di meja. Gue menangis disana.

Di depan pintu kelas, David berhenti lalu melirik gue. Dia menghela nafas lalu mulai melangkah masuk.

Jadi Terbalik [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang