-ELSHA-
"Hhh... Ro, Fero bangun, Ro.. Spaghetti nya udah jadi nih" gue mengguncang pelan bahu Fero. Dia sedikit menggeliat lalu beranjak duduk.
"Nih, spaghetti lo udah jadi" gue menyodorkan sepiring spaghetti saat Fero mengucek matanya.
"Udah jadi, ya? Cepet amat! Enak gak, nih?" gue memukul bahu Fero pelan.
"Cobain dulu biar tau enak apa enggak. Lagian semua spaghetti instan rasanya sama, kali" Fero mengangguk lalu menyendokkan spaghettinya.
"Lumayan, lah. Lo gak makan?" gue menggeleng
"Spaghetti nya tinggal satu itu aja di kulkas. Udah lo aja yang makan. Laper, kan, lo?" gue menopang dagu gue sambil memperhatikan Fero.
"Iya sih.. Tapi gue tau lo juga laper, kan?" tanya balik Fero.
"Sini gue suapin. Aaaa..." Fero menyendokkan spaghetti ke gue.
"Iih... gue bisa makan sendiri. Siniin aja garpunya" gue mengambil garpu di tangan Fero, tapi dia menepisnya.
"Gue suapin, udah tinggal buka mulut lo aja ribet banget. Aaaaa... cepet!" suruhnya. Gue menatapnya kesal lalu menerima suapan darinya.
"Gantian sekarang lo" kata gue setelah mengunyah spaghetti yang Fero berikan. Gue meraih garpu di tangannya lalu menyuapkan mie spaghetti pada Fero.
"Isshh... lo makan kaya anak TK aja, belepotan sana-sini" gue meraih tisu di meja dan mengelap noda saus di sudut bibir Fero.
"Lagi?" Fero mengangguk sambil menyalakan tv.
"Kenapa jadi gue nyuapin lo?" Fero menahan tawanya.
"Yang megang piringnya siapa? Ya udah biarin aja sih, sekali-kali manjain gue" godanya sambil menatap gue genit. Sementara gue bergidik geli.
"Gantian lo lagi sini. Baru satu suap, kan, lo?" Fero merebut piring di tangan gue lalu menyuapkan mie spaghetti, lagi.
"Udah, Ro. Lo aja yang makan" gue mendorong pelan garpu di tangan Fero.
"Sekali lagi aja, Aaaa..." paksa Fero. Gue menghela nafas lalu menerima suapannya lagi. Gue jadi suap-suapan kayak bocah gini sama Fero.
***
Ivan Firmansyah : Gue tunggu ntar malem di depan rumah lo jam tujuh. See u, Mel !
Melda tersenyum membaca pesan singkat Ivan sore itu. Dia sangat senang Ivan mengajaknya pergi nanti malam.
Mungkin Melda mulai menyadari kesalahannya dulu. Betapa tulusnya Ivan selama ini, tapi dengan mudah ia melepaskannya dulu. Dia sangat menyesalinya.
***
"Eh, anterin gue balik dong, Ro.. Gue belum packing ini, mana besok tante Elma pulang lagi" pinta gue sambil duduk di kursi rotan menghadap kayu.
"Ntaran aja. Belum ada seharian kita disini, lagian bentar lagi sunset. Lo gak mau liat?" tanya Fero yang duduk di sebelah gue.
"Pengen sih, tapi kan gue belum mandi! Bau asem banget deh ini badan gue" dumel gue kesal.
"Tuh! di dalem ada kamar mandi, tinggal mandi. Apa masalahnya?" jawab Fero santai.
"Baju gantinya mana? Lo kadang suka gak mikir dulu kalo ngomong!"
"Ya lo ribet banget, sih! Tinggal beli di distro deket sini aja" gue menghentakkan kaki kesal.
"Lo lupa, dompet gue kan ada di tas gue yang ketinggalan di sekolah? Mau beli pake daun?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Jadi Terbalik [SELESAI]
RomantizmApa jadinya jika 2 cowok "Most Wanted" memperebutkan seorang cewek yang dikenal "Cupu" di SMA Taruna? Percaya nggak percaya, ini yang dialami Elshabilla Syanin. Tapi, Elsha malah menganggap ini sebuah bencana dalam hidupnya. Kenyataannya, tak seinda...