[23] Sayang

777 29 0
                                    

-ELSHA-

"Iiih... Fero! Dasar modus!!" gue mendorong bahunya menjauhi gue yang kesal akan tingkahnya.

"Sorry... Gue..." Fero terbata dengan wajah bersalahnya.

"Ah, tau ah! Lo bener-bener ngeselin!" sentak gue lalu berlari menuruni batu karang. Fero ingin mengejar, tapi sebelum itu Fero melihat hasil fotonya dan tersenyum melihat muka Elsha yang sangat kaget karena pipinya berhasil dicium olehnya. Lucu.

"Eh, Elsha!" katanya teringat pada Elsha yang mungkin ngambek. Kakinya berlari pelan menuruni batu karang yang agak licin.

"Elsha!" Fero berlari menyusul langkah gue yang sudah menjauh.

"Maafin gue..." katanya sambil meraih tangan gue yang membuat badan gue berbalik menatapnya.

"Gue tau itu salah. Gak seharusnya gue kayak gitu, tapi lo tau gue masih sayang sama lo, kan?" pertanyaan Fero mengingatkan gue pada pembalasan dendamnya ke David lewat gue. Sakit rasanya. Tapi gue berusaha ngelupain itu, dan maafin kelakuan Fero.

"Maaf..." lirih Fero menatap gue teduh. Pandangan matanya buat gue gak tega.

"Hhh.. Asal mau janji gak gitu lagi?" tanya gue akhirnya. Entah kenapa, gue gak pernah bisa bener-bener marah sama dia. Hm.

"Kalo itu, gue sih gak bisa janji" Fero berlari meninggalkan gue.

"Iiih, Fero!! Awas aja kalo ngulangin lagi!!"

"Hahaha.. Gue gak takut.. Hahaha" gue menunduk memegangi kedua lutut gue.

"Cap--ek, Ro. Ud--ahan, ahh.." kata gue ngos-ngosan. Fero tertawa kecil kemudian berbalik menghampiri gue.

"Capek?" Fero sedikit menunduk demi mensejajarkan wajahnya dengan wajah gue.

"Iya, pegel banget kaki gue" sahut gue yang terdengar manja. Fero tersenyum lalu berbalik jongkok di hadapan gue.

"Lo ngapain jongkok-jongkok? Mau jalan jongkok?" tanya gue asal

"Katanya lo capek? Buruan naik!"

"Ogah! Lo gak liat apa nih pantai rame? Malu-maluin!" Fero menoleh gue dengan tajam.

"Apa sih, Fero?" tanya gue menanggapi pertanyaan matanya.

"Lo yang apa, peduli banget sama orang lain! Kalo mereka ngeliatin tandanya ngiri, nasib yang jomblo. Udah buruan naik aja, kenapa sih!" dumel Fero yang sukses membuat wajah gue cemberut.

Dengan terpaksa gue melingkarkan tangan gue di leher Fero.

"Maaf ya, berat" Fero menggeleng lalu beranjak bangkit. Kakinya mulai melangkah menyusuri tepi pantai.

"Tuh, kan! Tuh, kan! Apa gue bilang? Kita di liatin sama orang-orang disini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tuh, kan! Tuh, kan! Apa gue bilang? Kita di liatin sama orang-orang disini. Gue turun ah, Ro" pinta gue sambil memperhatikan sekitar yang juga memperhatikan gue.

Jadi Terbalik [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang