[28] Handycam

764 27 0
                                    

-ELSHA-

Gue membuka mata gue saat sinar matahari menerobos masuk melalui celah jendela kamar gue. Hal pertama yang gue cari adalah ponsel gue, berharap ada kabar dari Fero.

"Iisshh... belum juga ada balesan!" gue menatap kesal ke arah ponsel gue yang tak terdapat satu chat pun dari Fero. Gue jadi tak bersemangat kayak pagi biasanya.

"Lo kemana sih? Marah sama gue?" gumam gue sendiri.

Gue menghela nafas berat lalu meletakkan ponsel gue di atas meja. Selanjutnya gue beranjak dari ranjang meraih handuk dan bergegas lesu ke kamar mandi.

***

"Eh... Lo pada liat Fero gak? Dia dicariin sama Elsha" David datang dengan segelas soft drink di tangannya. Dia menghampiri Ivan dan Reza di sudut meja kantin. Tempat genk Fero berkumpul.

"Kagak liat gue. Hapenya aja gak aktif dari kemaren" sahut Ivan yang asik dengan ponselnya.

"Gue juga, gak liat. Tuh anak jarang main lagi ke rumah. Ya gak, Van?" tanya Reza yang dibalas anggukan Ivan.

"Iya, dia jarang ngumpul bareng kita lagi. Kenapa gak lo cari ke rumahnya aja?" tanya Ivan sambil melirik David sekilas.

"Nanti deh gue kasih tau, Elsha. Gue duluan, Bro!" seru David. Dia beranjak meninggalkan Reza dan Ivan.

***

"Itu bukannya Fero?" David memicingkan matanya pada sosok laki-laki yang tengah duduk di dekat gudang belakang sekolah. Dia baru saja ingin berbelok.

"Itu emang Fero!" seru David. Dia berjalan mendekati Fero yang memakai topi juga jacket kulit hitam.

"Fero!" Fero mendongak melihat David di hadapannya.

"Akhirnya lo nongol juga. Lo gak tau apa? Elsha khawatir mikirin lo. Handphone lo mati, chat gak lo bales. Lo kemana aja? Sesibuk itu?" cecar David.

"Kebetulan ada lo. Gue mau nitip ini sama lo. Ntar sore gue mau lo yang anterin dia ke Bandara. Jangan jawab kalo dia tanya gue, lo cukup kasih ini. Gue gak bisa dateng!" jelas Fero. Dia mengabaikan pertanyaan David.

"Eh.. Ntar dulu. Apa-apaan nih? Lo gak mau nganter kepergian cewek lo sendiri? Gue yakin dia bakal kecewa banget sama lo. Apa lo belum puas nyakitin dia?" tanya David mulai emosi.

"Itu lebih baik daripada gue ketemu dia. Gue gak pernah bisa bener-bener lepasin dia. Bilang sama dia, jaga kesehatannya dan jangan cengeng. Gue bukan gak bisa dateng, gue cuma gak mau itu jadi pertemuan terakhir kita. Karena gue yakin dia bakal balik buat gue!" tegas Fero.

Dia menatap David tajam lalu beranjak pergi menuju pintu belakang. Mungkin dia masuk juga dari sana.

***

"Elsha, ayok kita berangkat!" tante Elma menarik kopernya ke bagasi mobil. Gue keluar dari dalam rumah dengan memakai dress pemberian Fero kemaren. Terasa sangat pas di tubuh gue.

"Iya, Tan. Aku udah siap, kok" jawab gue lesu sambil mendorong koper menuju bagasi.

"Ya udah, yuk! Takutnya nanti kejebak macet" ajak tante Elma. Gue mengangguk dan membuka pintu mobil. Untuk beberapa detik gue sempat melihat ke dalam rumah sebentar.

"Lo bener-bener enggak mau nganter gue ya, Ro.." batin gue sedih lalu masuk ke dalam mobil.

***

David Pratama : Gue otw ke bandara. 45 mnt lagi pesawat Elsha landas. Dateng sebelum lo nyesel!

David memasukan ponselnya setelah mengirim pesan itu pada Fero, lalu segera menaiki motor sportnya. Dia harus cepat sebelum terjebak macet.

Jadi Terbalik [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang