[17] Usaha

864 49 6
                                    

Brak!

Ivan menghela nafas lalu memungut plastik belanjaan seseorang yang ia tabrak.

"Sorry, sorry. Gue gak senga--ja" kata Ivan tersendat.

"Melda?"

"Ivan?"

"Nih punya lo!" dengan kasar Ivan meraih tangan kiri Melda dan memberikan kantong belanjaannya yang jatuh. Ia segera beranjak pergi tapi tangan Melda menahannya.

"Soal waktu itu... Melda minta maaf sama Ivan" katanya pelan. Ivan hanya tersenyum sinis lalu melepaskan pegangan Melda.

"Soal yang mana? Gue udah lupa tuh!" ketusnya lalu beranjak pergi meninggalkan Melda.

"Ivan.... Maafin Melda" lirih Melda bergetar. Ya, Melda Yustika. Mantan terindah Ivan. Juga, penyebab Ivan menjadi playboy sekarang.

"Sapu tangan?" Melda membungkuk meraih sapu tangan berwarna putih di lantai. Tertera kata VanDa --Ivan Melda-- serta gambar kepala hewan Panda di pojok atasnya. Mendadak Melda tersenyum senang.

"Ivan masih simpen sapu tangan dari Melda?" batinnya tak percaya.

***

"Enak gak?" gue mengangguk

"Enak banget. Apalagi rasa strawberry" sahut gue sambil menyuapkan sendok ice cream.

"Hueekk.. enak apaan? Mending gue nih, cappucion" kata David bangga.

"Enakan strawberry tau. Mau nyobain?" David menggeleng.

"Dikit aja. Coba ya, pasti lo suka deh. Aaaa..." gue mengarahkan sendok ice cream gue ke mulut David tapi dia malah menghindar. Akhirnya dengan susah payah, ice cream strawberry gue di makan David juga.

"Enak, kan?"

"Huekk... Enak apaan? Geli gue!" David berkali kali ingin muntah karna ice cream nya tertelan. Gue menatapnya heran, padahal rasanya enak. Menurut gue.

"Enak tau, mau lagi?" cepat-cepat David menggeleng.

"Gue gak suka. Lo ngerti gak, sih?" katanya sedikit membentak gue.

"O-oke.. maaf" kata gue  sambil menduduk takut.

Sedetik kemudian, David tersadar. Dia menghela nafas dan mengusap wajahnya kasar.

"Maaf, Sha. Gak seharusnya gue ngebentak lo tadi.. maaf" katanya lembut. Gue mendongak dan mengangguk.

"Iya, Dav. Lagian gue yang salah udah maksa-maksa lo. Maafin gue, ya?"

"Iya, gak papa, Sha. Yaudah mending kita cari air mineral yuk. Eneg gue" gue mengangguk lalu bangkit meninggalkan caffe bucherry atau caffe ice cream aneka rasa.

Gue duduk di depan sebuah supermarket, menunggu David membeli air mineral. Pandangan gue mengedar dan berhenti saat melihat arena ice skating.

"Nih, buat lo" tiba-tiba David datang dan menyerahkan minuman botol ke gue. Gue tersenyum dan menerimanya.

"Makasih" David mengangguk lalu duduk di kursi kosong sebelah gue.

"Dav.."

"Hm?"

"Main ice skating, yuk? Seru deh, kayaknya" ajak gue

"Ice skating?" Gue mengangguk

"Yang lain aja, deh! Gue gak bisa main sepatu roda" kata David malu. Seketika tawa gue langsung meledak.

"Gak usah diketawain kali" kata David melirik gue kesal.

Jadi Terbalik [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang