[6] Maaf ?

1K 101 17
                                        

-ELSHA-

"Elsha!" gue menghentikan langkah gue, menoleh ke belakang. Gue liat David berlari kecil menghampiri gue.

"Eh, iya. Kenapa, Dav?" tanya gue saat David di sebelah gue. Dia menggeleng lalu tersenyum.

"Gak apa-apa, cuma mau tanya kemaren gue telpon kenapa gak aktif?" tanya David.

Ah, iya! Gara-gara kemaren gue seharian bareng Fero, gue jadi melupakan benda kotak itu. Terakhir, gue ngecek pas batrenya tinggal 1%.

"Rencananya gue mau ngajakin lo belajar bareng di rumah gue buat ulangan hari ini, tapi nomor lo gak aktif" kata David lagi mengangkat kedua bahunya tanda dia tak mengerti.

"Coba bentar gue liat" sambil berjalan di koridor, gue mengacak acak isi tas mencari ponsel gue.

"Hape gue lowbat, dan gue lupa banget nge-charge" gue menepuk jidat gue, lupa. David menyerngit heran.

"Kok bisa kelupaan gitu?" tanyanya bingung sambil melangkah masuk ke kelas. Iya! Gue lupa, gara-gara Fero yang lancang nyium kening gue sampe bikin gue kepikiran terus. Kalo jujur, gue bakal jawab itu.

"Iya, gue emang jarang pegang handphone, Hehe..." kata gue bohong. David mengangguk paham.

***

"Hey!" Fero mengalungkan tangannya di pundak gue saat di halte. Cepat-cepat gue menepisnya.

"Lo, ya, maen rangkul-rangkul sembarangan! Gak tau nih halte rame, apa?" dumel gue kesal. Liat aja, gue jadi pusat perhatian anak-anak cewek yang juga lagi nunggu bus di halte.

"Mereka pacaran, ya?"

"Gak tau, tapi dari kemaren gue ngeliat Fero deket-deket mulu sama tuh cewek"

"Ih, kok Fero mau sih sama cewek cupu kayak dia"

Gue mendengus sebal, mendengar percakapan dua siswi yang gak jauh dari tempat gue dan Fero. Fero tertawa kecil melihat muka gue yang kesel banget, gue yakin dia juga pasti denger.

"Gak usah dengerin" katanya santai sambil merangkul gue lagi. Gue melotot sambil melipat tangan gue.

"Lagian lo ngapain sih kesini-sini? Bukannya lo bawa motor?" tanya gue.

"Pengen ngajak lo jalan-jalan" katanya sambil menunjukkan senyum khasnya.

"Hah?"

Fero menarik tangan gue kembali ke sekolah, tanpa peduli dengan persetujuan gue. Pemaksa!

Sementara itu di sebrang halte, David memukul stir mobilnya kesal. Dia menatap Fero dengan pandangan tidak suka.

"Sejak kapan mereka seakrab itu?" tanya David sambil menatap Fero dan Elsha yang melangkah beriringan memasuki gerbang.

"Sial!"

***

Fero menepikan motornya di dekat padang rumput ilalang. Gue turun lalu melepaskan helm yang gue kenakan, begitu juga Fero. Tanpa berkata lagi, Fero menarik tangan gue untuk mengikutinya. Gue hanya diam sambil mengamati sekitar. Asik juga.

"Kalo senja, disini teduh" kata Fero memulai percakapan. Dia mengamati sekitar lalu duduk. Gue mengangguk dan ikut duduk di sebelahnya.

"Disini sejuk, sepi. Tau darimana lo tempat kayak gini?" gue memiringkan wajah gue menatap Fero. Dia tersenyum kecil.

"Dulu keluarga gue sering ngajak piknik disini, tiap minggu sore." jawabnya singkat. Gue mengangguk paham.

"Ngomong-ngomong itu kacamata baru?" tanya Fero, gue mengangguk. Gue jadi inget lagi kejadian kemaren.

"Kan kacamata gue lo ilangin di laut kemarin" dumel gue kesal. Fero tertawa pelan.

"Siapa suruh punya mata mins?" ledeknya sambil mengacak rambut gue pelan. Gue mendelik lalu memukul bahunya pelan. Fero mengaduh sambil tertawa lagi.

***

"Pagi, cantik!" kata Fero mengedipkan matanya genit ke gue. Gue memutar kedua bola mata gue bosan.

"Alay! Omongan lo gak sesuai kenyataan, gak liat gue gimana?" kata gue kesal lalu melanjutkan langkah menuju kelas.

Fero memandangi kepergian gue sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Perasaan kalo cewek di bilangin gitu merona. Lah, ini?" tanya Fero bingung. Tiba-tiba 3 orang siswi menghampirinya, salah satunya mukanya udah merah padam menahan malu saat bersitatap dengan Fero. Fero menaikkan sebelah alisnya, bertanya.

"I..ini, buat kak Fero. Di makan ya, kak" katanya malu-malu sambil menyerahkan sebuah kotak makan. Meski Fero udah sarapan, dia tetap menerimanya sambil tersenyum, udah nggak aneh lagi setiap pagi dia sering dikasih makanan sama fans-fansnya.

"Thanks!" dijawab singkat seperti itu sudah membuat siswi --yang kayaknya adek kelasnya-- kegirangan, dia membalas senyum Fero sebelum berlalu pergi bersama teman-temannya.

"Wah, dapet makanan nih. Kebetulan banget gue belum sarapan. Bagi gue, ya!" Ivan tiba-tiba muncul dan langsung merebut kotak tupperware yang masih dipegang Fero.

"Makan aja, gue udah kenyang!" kata Fero mengangkat bahunya, tak peduli.

***

"Elsha!" gue mendongak lalu tersenyum.

"David" kata gue saat dia berdiri di hadapan gue. Dia tersenyum lalu memilih duduk di samping gue.

"Baca apa?" tanyanya sambil melirik novel di tangan gue.

"Baca novel, biasa. Kenapa?" David menggeleng.

"Nanti malem kita belajar bareng, mau?" tanya David datar tanpa menatap gue. Dia cuma gak mau terlihat berharap.

"Eh? Ntar malem, ya?" David mengangguk.

"Boleh, di rumah gue aja gimana?" tanya gue lagi

"Oke, jam 7 gue kesana. Nanti lo kasih tau aja alamatnya. Bye..." David bangkit lalu berjalan pergi. Gue memandang tubuhnya yang mulai menghilang.

"Yes! yes! yes! Lo pikir, lo doang yang bisa berdua bareng Elsha ?" gumam David sambil tersenyum lebar. Elsha gak tau betapa senangnya David saat Elsha mau menerima ajakannya buat belajar bareng. Modus supaya bisa berduaan.

***

"Elsha!" Fero mensejajari langkahnya dengan gue. Gue menoleh, terlihat wajahnya yang gugup dan... bersalah?

"Gue paling ribet bilang ini. Tapi, hmm..." Fero menghentikan ucapannya sejenak. Gue penasaran menunggu kelanjutan dia mau ngomong apa.

"Maaf!" Ucapnya pelan banget, bahkan terdengar seperti bisikan. Maaf? Kenapa? Belum sempat gue bertanya, dia malah langsung menjauh.

Gue bingung sendiri. Maaf buat apa? Perasaan dia gak punya salah, sikap dia akhir-akhir ini juga udah baik ke gue. Apa... karena malem itu, dia yang lancang nyium kening gue? Tapi gue nggak nganggep itu sebuah kesalahan. Eh? Nggak, nggak. Itu suatu perbuatan lancang, dia pantes minta maaf! Dan gue berusaha tak peduli.

***

David

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

David

Jadi Terbalik [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang