-ELSHA-
"Lo mau buat gue nangis disini? Please, jangan ngomongin itu lagi" ucap gue memohon.
"Sayangnya kesempatan gak akan datang dua kali, dan gue orang paling bodoh yang pernah nyakitin lo"
"Nganggap lo cuma manfaat buat gue balas dendam"
"Fero cukup!" gue melepaskan pelukan Fero dan berganti menutup telinga gue sambil menunduk. Fero menatap gue sendu, sarat akan penyesalan.
"Maafin gue udah ngancurin hati lo. Gue bahkan gak pantes dapetin maaf lo"
"Gue udah maafin lo, Ro. Udah ngelupain soal yang kemaren itu, jadi tolong gak usah lo bahas lagi" Fero sedikit menunduk demi mensejajarkan wajahnya dengan wajah gue.
"Apa itu bener?" gue mengangguk.
"Gue udah maafin lo sepenuhnya, udah anggap kita gak pernah ada masalah apa-apa. Gue udah gak mau inget lagi" Fero tersenyum kemudian melepaskan rangkulannya. Tangan kirinya memegang dagu gue dan tangan kanannya menghapus airmata gue.
"Jangan buang-buang air mata lo. Ntar mutiaranya abis" canda Fero membuat gue tertawa dan memukulnya pelan.
"Lo pikir gue putri duyung punya mutiara?" omel gue.
"Iya, lo putri... putri yang berharga kayak mutiara bagi gue."
"Kayaknya sekarang makin pinter ngegombal, ya?" Fero mengusap-usap dagunya
"Bilang aja lo seneng"
"Iiih... mulai deh nyebelinnya!" gue memukul pelan dada Fero, dia tersenyum dan meraih tangan gue lalu menggengamnya erat.
"Lo sayang gak sama gue?" tanyanya serius.
"Sayang. Ki--ta, kan, temen" jawab gue gugup.
"Lebih dari itu? Lo sayang gak sama gue lebih dari temen?" tanya Fero lagi.
"Jawab yang jujur" sambungnya lagi.
"Ngg... Gue..." kata gue terbata.
"Ngg..." dengan malu gue tersenyum dan mengangguk.
"Gue pengen lo ngomong. Sayang apa enggak?" tanya Fero pura-pura tak mengerti.
"Iya, gue sayang sama lo lebih dari temen" bisik gue pelan.
"Apa? Gue gak denger" dengan kesal gue mencubit perut Fero.
"Aw..." rintihnya
"Makanya jangan banyak mau!" omel gue.
"Kan, biar gue lebih yakin aja" balas Fero santai.
"Terus, kalo udah yakin mau ngapain emang?" tanya gue ngeledek.
"Mau ngelarang lo cari yang lain di Inggris" katanya yang tiba-tiba merangkul gue hingga gue terdorong dalam peluknya.
"Fero, ngapain sih peluk-peluk? lepas iih..." kata gue gugup. Sikap tiba-tiba Fero ini selalu membuat gue kaget.
Fero menggeleng dan sedikit merenggangkan pelukannya, namun belum dilepas.
"Janji dulu lo gak akan cari yang lain di Inggris sana" katanya lembut. Membuat jantung gue bekerja dua kali lipat!
"I--iyaa... tapi lepasin!" kata gue gugup
"Lo bilang janji dulu, baru gue lepas pelukan gue" kata Fero.
"Iya, Feroza Elvian.. Gue janji gak akan cari yang lain di Inggris sana. Sekarang bisa lepasin pelukannya?" kata gue selembut mungkin. Fero tersenyum puas dan melepaskan pelukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jadi Terbalik [SELESAI]
RomansaApa jadinya jika 2 cowok "Most Wanted" memperebutkan seorang cewek yang dikenal "Cupu" di SMA Taruna? Percaya nggak percaya, ini yang dialami Elshabilla Syanin. Tapi, Elsha malah menganggap ini sebuah bencana dalam hidupnya. Kenyataannya, tak seinda...