Pagi itu Kiira terlihat antusias merapihkan barang bawaannya yang akan ia bawa ke tempat tinggalnya yang baru.
"Hmm sepertinya sudah semua ya?!" gumam Kiira dengan kedua tangannya di pinggang dan matanya yang mengawasi seluruh barang bawaannya.
TOK! TOK!
"Kiira!!!" teriak Sayaka, sahabat yang sudah Kiira anggap sebagai saudara perempuannya. Kiira membuka pintu kamarnya."Hei! Kau sudah tiba!" sahut Kiira, "mana barang bawaan kamu?" tanya Sayaka.
Pagi itu Sayaka membantu Kiira pindah menuju rumah mama Mori. Kebetulan Sayaka memiliki mobil pribadi yang mampu menampung semua barang bawaan Kiira.
"Ini!" jawab Kiira sambil menunjuk 2 tas koper dan 2 dus besar. "Cuma ini??" tanya Sayaka, "iya!" jawab Kiira, "dikit amat!!!" sahut Sayaka sambil mengangkat salah satu koper, "hahaha, emang mau seberapa banyak hah?!" balas Kiira.
Tak butuh waktu lama bagi mereka untuk memasukkan semua barang ke dalam mobil mini van milik Sayaka.
Mereka akhirnya tiba di tempat tujuan. "Yakin kamu ga perlu bantuanku untuk memasukkan semua barang bawaanmu ke kamarmu yang baru?" tanya Sayaka,
"iya! Taruh saja semuanya di depan gerbang, nanti aku sendiri yang akan membawanya ke dalam" jawab Kiira.
"kau tau kan ini rumah siapa?! Aku masih gak enak kalau tiba-tiba membawa orang lain ke dalam rumah ini!" sambung Kiira berbisik.
Sayaka mengangguk, "ya aku mengerti itu...kamu seperti dapat harta karun ya?! Bisa tinggal serumah dengan penyanyi kenamaan Jepang!" balas Sayaka sambil senyum nyengir.
"Senang sih tapi aku masih merasa canggung!" balas Kiira, "ya pasti itu!" sahut Sayaka sambil menepuk pundak Kiira, "tapi beliau sosok yang baik kok sepengetahuanku, kisah hebatnya dalam mengurus ketiga anak laki-lakinya itu viral diseluruh media Jepang!" sambung Sayaka.
"Ya benar, aura keibuannya sangat terasa saat aku berada didekatnya" balas Kiira tersenyum.
"Ya baiklah kalo gitu, aku pergi dulu ya?! Kabari aku kalau ada apa-apa...semoga kamu betah disini ya!" ucap Sayaka, lalu memeluk Kiira.
"Thanks untuk bantuannya ya?!" ucap Kiira, "kamu ya...kayak orang asing aja ngomong seperti itu!" balas Sayaka.
Segera mama Mori menyambut Kiira ketika mengetahui kedatangan Kiira. "Jadi nanti kamar kamu ada di lantai dua ya...oh iya, di rumah ini selain saya, ada mama saya juga, ia selalu berada di ruang tengah dan halaman belakang, nanti kamu akan bertemu dengannya, tapi sekarang kita ke kamarmu dulu ya" jelas mama Mori.
Kiira dan mama Mori menuju kamar lantai atas. "Dulu, anakku pernah tinggal disini saat ayahnya menyuruhnya keluar dari rumah, dan akhirnya dia tinggal disini, di rumah ini, rumah ibuku...setelah aku bercerai, aku kembali tinggal disini...dan anakku sekarang sudah dewasa, sudah punya tempat tinggal sendiri" jelas mama Mori, "semoga kamu suka tinggal disini ya" harap mama Mori lalu meninggalkan Kiira.
Dengan cekatan Kiira memasukan barang bawaannya ke dalam kamar, merapihkannya dan menatanya di kamar barunya itu.
"Fiuuuh! Cukup melelahkan juga" Kiira menjatuhkan dirinya di tempat tidur, "jadi dulu kamar ini adalah kamar anaknya mama Mori, anaknya yang mana ya?" gumam Kiira dalam hatinya.
TOK! TOK!
Kiira membuka pintunya dan melihat mama Mori didepan pintu. "Kiira, kamu ga apa-apa kan ditinggal dulu sendirian?" tanya mama Mori, "ya tidak apa-apa, ma!" jawab Kiira."Saya dan ibu saya akan keluar sebentar, kamu ga usah canggung ya, anggap aja rumah sendiri...oh iya, kalau kamu lapar atau haus, ke dapur saja ya" pesan mama Mori, "i-iya ma!" sahut Kiira malu-malu. Mama Mori tersenyum dan segera turun ke lantai bawah.
Kiira mengelilingi rumah itu setelah mama Mori dan ibunya pergi. Mulai dari ruang tengah sampai akhirnya Kiira berhenti di dapur.
"Luas banget rumah ini, luas dapur ini aja dua kali lipat dari kamarku sekarang" gumam Kiira sambil duduk santai menikmati buah jeruk yang tersedia di meja makan.
Tapi tiba-tiba suasana santainya dikejutkan pintu terbuka dan langkah kaki.
"Si-siapa itu? Maling kah? Atau mama Mori udah pulang ya?" gumam Kiira dalam hatinya.
Dengan mindik-mindik ia menuju pintu dapur, ia mengintip ke arah luar, "si-siapa itu??" guman Kiira dalam hatinya.
Pelan tapi pasti, sesosok pria yang Kiira lihat itu mendekati pintu dapur. "Oh tidak, dia kearah sini" Kiira salah tingkah, hingga membuatnya bingung harus berbuat apa.
Tapi saat ia mulai menyadari dan mengenal siapa sosok pria itu, Kiira makin salah tingkah.
BRAK!
"Siapa di dalam???" sosok pria itu akhirnya masuk ke dalam dapur.Kiira dengan pasrah diam berdiri seperti patung di depan meja makan. "Ternyata memang benar, dia....Taka!" gumam Kiira dalam hatinya sambil menatap ketakutan kearah Taka yang berdiri di depan pintu dan menatap Kiira dengan tatapan penuh tanya.
"Siapa kamu? Kenapa ada disini??" tanya Taka tegas.
"a-aku...aku..." Kiira tergagap, "duuuh kenapa jadi gagap sih??" gerutu Kiira dalam hatinya.
"Kamu...kamu asisten rumah tangga di sini ya???" tanya Taka, "HEEE??!!" Kiira terkejut bukan main, "maaf ya, tapi aku bukan asisten rumah tangga!" balas Kiira sedikit kesal.
"Lalu, siapa kamu??" tanya Taka penasaran, "aku yang menyewa kamar di rumah ini!" jawab Kiira tegas.
"APA?? Menyewa kamar??" Taka terkejut mendengar jawaban Kiira. Kiira mengangguk.
"mama...dimana mamaku?" tanya Taka, "mama Mori sedang keluar dengan nenekmu!" jawab Kiira.
"Heee?! Mama Mori?? Kamu memanggilnya dengan sebutan mama Mori??" sahut Taka, "mamamu yang nyuruh gitu!" balas Kiira malu-malu.
"Ok, aku akan tunggu mama pulang....kamu tetap disini, jangan kemana mana, kita akan tunggu mamaku disini!" perintah Taka, "aku masih mencurigaimu...aku butuh penjelasan mamaku, apa benar dia menyewakan kamar disini!" sambung Taka.
Kiira hanya diam dan pelan-pelan ia duduk di kursi meja makan yang terbuat dari kayu itu. Taka pun akhirnya ikut duduk di kursi meja makan, tepat dihadapan Kiira. Taka terus menatap tajam kearah Kiira, membuat Kiira salah tingkah.
"Apa-apaan sih dia?? Emang penampilanku mencurigakan huh?! Cihhh, lihat itu tatapannya...tajam sekali, langsung menusuk jantungku!" gerutu Kiira dalam hatinya.
"Aku tau, kamu pasti lagi menggerutu kan di dalan hati kamu?!" sewot Taka. DEG!
"Heee?! Dia tau??" gumam Kiira dalam hatinya."Ekspresi wajahmu yang berubah ubah, bisa ketebak kalau kamu lagi ngoceh di dalam hati, iya kan??" ucap Taka dengan senyum ketus.
Kiira tidak menjawab, ia memalingkan wajahnya dan sedikit cemberut.
Setelah hampir dua jam, akhirnya mama Mori pun pulang.
"Apa sih maksud mama sewain kamar gitu? Mama butuh uang? Butuh berapa banyak?? Taka bisa kasih uang berapa pun yang mama mau!" Taka langsung sewot setelah selesai peluk dan cium mamanya.
Mama Mori tersenyum, "mama ga butuh uangmu, mama masih punya uang kok!" jawab mama Mori santai, "trus kenapa sewain kamar?" tanya Taka.
"untuk mengisi kekosongan rumah ini dan meramaikan rumah ini!" jawab mama Mori.
Taka terdiam dan merenung, Kiira pun cuma bisa diam dan tak berani ikut campur. "Apa mama ga takut, siapa tau dia itu penjahat, pura-pura sewa kamar disini, trus berbuat jahat....ingat ma, mama kan penyanyi kenamaan Jepang!" Taka sewot gak karuan.
"Uuugh! Ingin rasanya aku protes...enak aja bilang aku ini penjahat!" gerutu Kiira kesal dalam hatinya.
"Namanya Kiira, Taka! Justru Kiira sebelumnya gak tau kalau rumah ini rumah siapa, karena di iklan tertulis nama Misaki Mori sebagai pemilik rumah...sudah lah nak, dia bukan orang jahat, Kiira ini seorang mahasiswi kedokteran semester akhir" jelas mama Mori. Kiira terlihat sedikit lega mendengar penjelasan dan pembelaan mama Mori.
"Tidak mungkin aku berbuat jahat dengannya, sosoknya seperti ibu yang sudah sangat lama aku rindukan!"

KAMU SEDANG MEMBACA
STAY! [serendipity]
Fanfiction[COMPLETED] Seorang gadis bernama Kiira yang secara tidak sengaja masuk ke dalam ruang lingkup keluarga Moriuchi, Kiira selalu mengalami kejadian-kejadian yang menjadi sebuah kebetulan yang indah, ketidak sengajaan yang penuh dengan petualangan beri...