Letter For The Future

108 9 0
                                    

Sepanjang perjalanannya berjalan kaki dari rumah sakit menuju apartemen yang memang tidak jauh, Kiira terus menikmati obrolannya bersama Taka via telpon di ponselnya.

"Aku akan makan siang bersama ayah dan Kaami...di apartemen ayah!" ucap Kiira.

"Waaah pasti menyenangkan ya?!" balas Taka.

"Ya aku harap seperti itu...ah, Sayaka juga akan ikut makan siang bersama kami!" sahut Kiira.

"Heee?! Kenapa dia ikut-ikutan??" sindir Taka dengan niat bercanda.

"Hahaha, ia rindu makan siang bersama keluarga...saat ini mamanya berada di Hawaii, papanya sudah sebulan ada di Singapura, jadi...aku mengundangnya makan siang bersama" jelas Kiira.

"Berarti dia tidak akan dapat makanan penutup makan siang dari aku...aku baru saja memesan 4 slices lemon cake!" celetuk Taka.

"Heee?! Makanan penutup?? Apa maksudmu?" tanya Kiira bingung.

"Aku akan datang ke apartemen ayahmu, mungkin setelah makan siang!" jawab Taka.

"Bukan kah kamu sedang di Okinawa sekarang??" tanya Kiira kebingungan.

"Aku sudah menyelesaikan konserku di Okinawa kemarin malam, saat ini aku baru saja tiba di Tokyo, tapi aku harus ke kantor agency dulu baru setelah itu pergi menemuimu...dan ayahmu!" jelas Taka.

"KYAAAA!!!" Kiira berteriak kegirangan. "Oke, aku tunggu ya!" sahut Kiira.

Kiira sudah berada tepat di depan pintu apartemennya. Rupanya teriakan Kiira terdengar oleh sang ayah. Mendengar teriakan Kiira, ayah Yoshi membuka pintu.

"Kiira, ada apa???" tanya ayah panik.

Terlihat Kiira tersenyum lebar menatap ponselnya yang lalu tiba-tiba terkejut dengan suara ayahnya.

"A-ayah! Tidak ada apa-apa yah, semua baik-baik saja...a-hahaha!" jawab Kiira kikuk.

"Lalu kenapa kamu terlihat senang sekali, jarang ayah melihat kamu tersenyum lebar seperti itu?" tanya sang ayah, "kenapa pula kamu terus memandang ponselmu?" lanjut sang ayah makin penasaran. Sepintas sang ayah melihat sebuah foto dengan sosok yang ia kenal.

"Apa itu Taka?" tanya sang ayah.

"I-iya yah!" jawab Kiira, lalu perlahan ia melewati sang ayah agar dapat memasuki apartemen.

Ayah Yoshi lalu menutup pintunya dan menatap Kiira yang terus tersenyum dengan kedua pipi yang memerah sementara ia menatap ponselnya. Tapi kali ini Kiira terlihat sibuk mengetik pesan, sepertinya Kiira sedang membalas pesan seseorang.

"Waaah nee-chan, lagi mesra-mesraan sama Taka-san di Line ya??" ledek Kaami yang tiba-tiba muncul dibelakang Kiira dan langsung merangkulnya.

"A-aaah bukan mesra-mesraan, cuma berbalas pesan saja!" balas Kiira malu-malu.

"Aaaah onee-chan ga perlu malu seperti itu!" goda Kaami.

"Sudah, berhenti bercandanya...lebih baik kalian cepat siapkan makan siangnya!" perintah sang ayah.

Ketika sang ayah mulai memerintah, Kiira dan Kaami pun mulai berhambur menuju dapur mini apartemen itu.

"Apa Sayaka jadi datang?" tanya ayah Yoshi.

"Jadi, yah!" jawab Kiira sambil sibuk melihat isi lemari es.

"Ah dan...." Kiira langsung terdiam dan teringat dengan pesan Taka agar tidak memberitahu ayahnya kalau Taka akan datang.

"Dan apa, Kiira?" tanya sang ayah.

STAY! [serendipity]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang